Wednesday 6 February 2013

Surat Kedua Untukmu

Kita pernah berdekapan dalam hujan.
Antara hujan, aku, dan kamu selalu terselip kata rindu.
Sejak malam itu, aku tak pernah suka hujan dalam bentuk apapun, entahlah.
Termasuk saat mata mendung dan merintikkan hujan yang tak kusukai itu.



Rasanya menyesal memalingkan wajah dan pergi begitu saja saat itu.
Emosi menguasai. Seperti biasa, tak mampu kukendalikan
Malam itu, kita saling menghujat.
Suasana hati yang sangat geram dan berakhir dengan hasil yang tidak kuinginkan, kita putus.
Bukan aku yang memutuskan, tapi kamu.
Kamu, Pria Hujan yang masih kucintai.



*dari @novinops

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger