Thursday 29 November 2012

See You Later, Tthink :'(

two times in my life, loosing cat i love the most.
Piki and now... Tthink

you may think crying for pet is riddiculus
but you have no idea about pet's loyality can be that worth

when no one there for you, cat were
when no one understand your feeling, cat did
and if you laugh out loud, cat can always laughing with you by dancing and running around your room....

even human can't be that great


Rezz in peace, tthink
:'(

born: November 2007. death: 17th Nov 2012

Tuesday 27 November 2012

#Tribute2Ramang, Malam 'crowd funding' Pembuatan Film Dokumenter Ramang

Tribute to Ramang (gambar oleh @asnurSV)

Tahun ini peringatan 25 tahun meninggalnya legenda sepakbola Indonesia asal Sulawesi-selatan, Ramang. Di masa kejayaannya dahulu, Ramang membawa timnas Indonesia disegani di dunia. Masih tertera jelas di berbagai literatur, kehebatan Ramang menahan imbang Uni Soviet di Olimpiade 1956. Hingga FIFA pun menerbitkan artikel khusus tentang Ramang pada 26 September 2012.

Dunia mengenang Ramang sebegitu hebatnya, lantas bagaimana dengan kita sebagai orang asli Indonesia yang kini memiliki lingkaran pesepakbolaan yang rancu? Ironis faktanya. Sebagian orang sudah lupa siapa Ramang. Generasi muda sekarang bahkan kurang informasi tentang Ramang. Hanya mereka yang hidup di masa Ramang, yang gemar bercerita tentang tendangan saltonya itu.

Ichwan Persada, salah satu produser asal Makassar yang telah banyak menghasilkan karya-karya film layar lebar berinisiasi mengajak produser dan sineas muda Makassar untuk membuat film dokumenter panjang tentang Ramang.

Film ini direncanakan berdurasi 90 menit dengan tema 'Kenangan Kita Tentang Ramang, si Macan Asia' dan akan mengambil lokasi syuting di Sulawesi-Selatan dan (jika mungkin) di stadion tempat timnas Indonesia menahan imbang Uni-Soviet 0-0 di Melbourne, Australia. Di antara yang menjadi pemain dalam film adalah Anwar Ramang, putra Ramang dan keluarganya. Serta beberapa tokoh sepakbola, termasuk wartawan yang pernah mendokumentasikan kehebatan Ramang.

Film ini sebisa mungkin melibatkan semua orang, meskipun bukan pecinta sepakbola. Sebab hakekat Ramang pun seperti itu: legenda bagi setiap orang. Maka dibukalah 'crowd funding', mengajak semua lapisan masyarakat turut serta dalam pembuatan film berbentuk donasi minimal Rp 10ribu. Sejumlah 40% dana 'crowd funding' disumbangkan langsung kepada pihak keluarga Ramang sebagai bentuk penghargaan kita akan jasa-jasa sang legenda.

penyerahan donasi kepada Anwar Ramang pada #Tribute2Ramang 16 Nov 2012 (foto oleh @aiwajdi)

Pada Jumat, 16 November 2012 lalu, tim produksi menggelar malam #Tribute2Ramang untuk berdonasi dan 'bertemu Ramang' dalam satu acara publik di @woodsygab Makassar. Acara dilengkapi presentase rencana produksi oleh Ichwan Persada, talkshow yang menghadirkan Anwar Ramang dan Iko Md (sebagai pecinta sepakbola) dan tokoh sepakbola Diza Rasyid Ali. Serta lima band Makassar yang antusias turut serta secara suka rela, yakni Melismatis, Firstmoon, Sir Ventury, Tabasco, dan 51 Avenue. Tak ketinggalan sejumlah klub supporter homebase Makassar: (klub supporter) KS Machester United Mks, KS Chelsea Mks, KS Barcelona Mks, KS Inter Milan Mks, KS Real Madrid Mks, dan tentu saja Laskar Ayam Jantan untuk PSM Mks yang dibawa langsung oleh Daeng Uki.

#Tribute2Ramang II
Antusiasme tinggi warga Makassar atas pembuatan film dokumenter ini, membuat tim produksi harus melaksanakan malam donasi kedua pada 5 Desember 2012 nanti. Item acara masih seperti pada malam Tribute pertama, namun kali ini dikemas lebih eksklusif dengan harapan membuka jalan seluas-luasnya bagi setiap kalangan untuk berkontribusi.

#Tribute2Ramang II dimulai pada pukul 19.00 wita sampai selesai di Woodsy Gab Makassar. Kami mengajak semua rekan yang peduli sepakbola dan menghargai jasa pahlawan untuk berkontribusi dalam malam 'crowd funding' nanti dengan berdonasi minimum 10ribu rupiah dan menyebarluaskan informasi ini.

event details:
Tribute to Ramang II
05 Desember 2012
di Woodsy Gab Makassar
Pukul 19.00 wita sampai selesai
*free access to anyone*
informasi event dan pendaftaran klub supporter hub:
          Rezz: 08218.767.9007 pin: 2935D2AD
          Findie Makassar: 089.674.044.028
twitter: @RAMANG_9
web: www.Ramang9.tumblr.com
donasi via rekening kirim ke:
BRI 0225-01-044561-50-3 a.n Nurul Faidah Anwar


Thursday 22 November 2012

Menelusuri Jejak Ramang dari Kenangan ke Kenangan



Bicara sepakbola, saya termasuk pemudi yang tahu sepakbola sebatas liga Italia Serie A dan huru-hara nonton bareng jika kejuaraan sepakbola seperti Liga Champions atau World Cup digelar. Apalagi jika ditanya perihal sepakbola lokal. Saya hanya tahu ada klub sepakbola bernama PSM, jersey dan segala pernak-perniknya berwarna merah. Kalau musim pertandingan sepakbola nasional dimulai dan ada partai yang digelar di Makassar, kadang ada saja ricuh yang timbul. Pendukung PSM labil, kalau tim dukungannya menang akan melakukan konvoi keliling kota Makassar dalam properti serba merah dan seringkali melanggar peraturan lalu lintas.

Secara pribadi saya tidak tertarik dan bangga akan perkembangan dunia sepakbola tanah air. Saya lebih senang menonton liga Italia atau liga Inggris. Saya sendiri mengaku penggemar tim merah-hitam yang berkandang di kota Milan, AC Milan.

Yang memperkenalkan saya pada sepakbola pertama kali adalah kakak saya satu-satunya. Di masa kejayaan AC Milan, waktu Shevchenko dan Ricardo Kaka memperkuat tim, saya rela begadang demi menonton pertandingan klub andalan saya itu. Semangat ini tidak pernah muncul untuk laga sepakbola nasional. Entahlah, saya merasa pesepakbola tanah air kurang ‘wow’, bermain monoton, dan temponya kadang bikin ngantuk.

Saya pesimis dengan sepakbola Indonesia, utamanya Makassar. Menurut saya, belum pernah ada pencapaian bagus dari tim pesepakbola Indonesia. Persepsi ini berubah sekejap ketika saya mendengarkan cerita orang-orang tua tentang sosok Andi Ramang, pemain timnas Indonesia tahun 1950-an bernomor punggung sembilan. Andi Ramang dikenal luas dengan sebutan Ramang dan mendapatkan gelar Macan Asia. Memperingati 25 tahun meninggalnya Ramang, website FIFA menerbitkan artikel khusus dan memasang foto hitam-putih Ramang di halaman depannya.

Kadang-kadang saya juga mendengar ungkapan, ‘toa mi Ramang’ yang baru saya pahami betul setelah mendengarkan cerita kejayaan dan tendangan salto Ramang yang tak kalah dari tendangan si kutu loncat Lionel Messi.

Diceritakan Ramang membawa tim PSM mencapai puncak di era Perserikatan dan didaulat memperkuat timnas Indonesia. Bersama Ramang, Indonesia menang atas RRC dengan 2-0 di Jakarta. Kedua gol itu lahir dari kaki Ramang, satu di antaranya tembakan salto dan terjadi di Kejuaraan Dunia di Swedia 1958. Laga paling menakjubkan terjadi di Olimpiade Melbourne pada tahun 1956. Indonesia berhasil menahan Uni-Soviet di angka 0-0. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Jejeran pertandingan inilah yang mengangkat nama sepakbola Indonesia di kancah internasional.

Mengetahui sepakbola Indonesia, khususnya Makassar pernah mencapai prestasi luar biasa, saya sangat tertarik bergabung dalam tim produksi film dokumenter Ramang. Adalah produser Ichwan Persada yang mengajak saya bergabung. Pada 11 November 2012 lalu, bersama Nunuk Anwar (co-producer), Ai Wajdi, dan Saddam (tim dokumentasi riset) saya menelusuri kembali jejak kehidupan Ramang, langsung di tempat kelahirannya, Sumpang Binangae, Barru, Sulawesi-Selatan.

Riset ini menjadi sangat menarik lantaran kami ditemani langsung oleh putra legenda Ramang, Anwar Ramang yang pemain dan pelatih tim sepakbola mengikuti jejak ayahnya. Sayang, sementara ini saya belum bisa menyertakan foto-foto lengkap terkait perjalanan kami.

Tepat pukul 1 siang, tim riset berangkat ke Barru menelusuri 102 kilometer ke arah utara Makassar. Sepanjang perjalanan, bapak Anwar Ramang ditemani istri banyak melontarkan joke sepakbola dan politik yang menyusupinya. Anwar Ramang sendiri sudah ringkih, kira-kira usianya sudah 50-an. Sambil bercerita, dia melahap cemilan kripik kentang berbungkus-bungkus. Kami tiba di Sumpang Binangae pukul 4 sore.

Mobil yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah bangunan permanen dua lantai. Bangunan ini sama persis dengan tiga bangunan di sekitarnya. Tampak seperti model rumah toko tahun era 90-an. Sebelum berbentuk bangunan permanen, di daerah tersebut hanya ada jejeran rumah panggung. Di sana kami disambut kerabat Anwar Ramang yang dulunya tumbuh besar bersama Ramang. Beliau tak banyak bercerita, sebab ingatan dan kemampuan bertuturnya telah berkurang. Cerita masa kecil Ramang banyak disampaikan saudara sepupu Anwar Ramang. (informasi detail percakapan saya masukkan setelah rampung mentranskrip hasil wawancara).

Bersama dua kerabat Ramang, kami diantar ke sekolah dasar tempat Ramang meniti ilmu, SD Sumpang Binangae. Menjelang riset kami mendapatkan informasi bahwa kebanyakan sumber tertulis dan dokumentasi foto terkait kehidupan Ramang sudah tidak ada. Barangkali ini berhubungan dengan sejarah hidup sang legenda yang berada di garis kemiskinan, sebelum dan setelah kiprah hebatnya di dunia sepakbola.

Di depan sekolah itu ada sebuah lapangan luas, lapangan Sumpang Binangae. Di sanalah Ramang kecil mengasah kemampuan sepakbolanya. Menurut cerita kerabat Ramang, dulu setelah bel istirahat berdentang, Ramang kecil akan langsung berlari ke lapangan, menggiring bola disusul teman-temannya. Di sore hari, Ramang melannjutkan latihan sepakbolanya di pantai yang tak jauh dari situ. Ramang kecil senang menggiring bola di sepanjang bibir pantai sampai matahari terbenam.


(to be continued)




Wednesday 21 November 2012

Jangan hanya TERIAK!

tulisan ini adalah teriakan saya suara-suara sumbang di bawah saya. saya tidak pernah merasa sedang berada di puncak. saya hanya terus melakukan apa yang saya senangi, hedonism di dunia seni. saya melakukan banyak hal yang saya senangi, dan tentu saya bisa lakukan. saya jarang sekali mengharap imbalan, kecuali di tempat tertentu yang menurut hemat saya layak diambil upahnya.

saya tidak merasa berada di tempat yang lebih tinggi dari orang lain. akan tetapi, belakangan ini begitu banyak suara sumbang yang ingin menjatuhkan saya. suara-suara kecemburuan. lolongan sakit hati. mereka pikir saya akan jatuh hanya karena diteriaki. salah besar.

'rakus'

demikian kata mereka. saya rakus karena mengerjakan banyak hal. tunggu dulu, kawan. saya hanya melakukan apa yang saya senangi dan jiwai. semua itu dalam lingkup kesenian. ya, saya menulis. ya, saya menggambar. ya, saya belajar membuat dan memanajemen film. ya, saya berteater. lantas mengapa?

dunia saya tak jauh dari pengembangan sastra. dalam film dan teater, tempat sastra bertumbuh. dalam lingkup penerbitan, tempat sastra bertumbuh. saya pikir kalian tahu fokus saya. saya sedang melakukan eksperimen-eksperimen menyangkut perluasan sastra ke dunia seni lainnya. saya rasa kalian tahu bahwa seni tidak memiliki batas.

katakan saja saya 'rakus'. teruslah berteriak. saya telah menempatkan sendiri batas tempat saya berlari-lari kecil. jika kalian menarik garis lurus ke segala penjuru, saya tidak melewati batas tersebut. 

mungkin kalian cemburu, tak sanggup melakukan apa yang telah saya lakukan. jangan hanya berteriak sakit hati, tunjukkan pada saya kalian bisa. agar kalian tidak melelahkan diri sendiri. kita sama manusia. sama-sama punya isi kepala dan dimensi otak luar bisa. kita sama punya jiwa, yang akan terus tenang selama tidak dianiaya.

lakukan juga. jangan hanya teriak!

Saturday 17 November 2012

Lomba Menulis Cerpen & Cerber Femina 2012/2012


 kembali mengadakan sayembara Mengarang/MenulisCerpen & Cerber Femina 2012/2013. Selain berkesempatan untuk memenangkan hadiah total 44 Juta rupiah, tulisan anda juga berpeluang untuk nampang di majalah femina (dan dapat komisi juga tentunya ^ ^)

gambar: info-lomba.com
Hadiah:

Sayembara Cerpen :
Pemenang I    : Rp. 6.000.000
Pemenang II   : Rp. 4.000.000
Pemenang III  : Rp. 3.000.000 

Sayembara Cerber :
Pemenang I     : Rp. 15.000.000
Pemenang II   : Rp.   9.000.000
Pemenang III  : Rp.   7.000.000

Persyaratan umum Sayembara mengarang Cerpen & cerber Femina 2012/2013

  1. Peserta adalah warga negara Indonesia
  2. Naskah ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memenuhi kaidah EYD.
  3. Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran
  4. Dibuktikan dengan penyertaan surat pernyataan bertanda tangan diatas materai(formulir bs di download di bawah) 
  5. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
  6. Tema bebas, tapi sesuai dengan majalah femina
  7. Peserta hanya boleh mengirim maksimal 2 naskah terbaiknya
  8. Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT. Gaya Favorit Press
  9. Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting, tanpa mengubah isi
  10. Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat di femina. Penulis akan mendapat honor sesuai dengan standar femina
  11. Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat
  12. Lomba ini tertutup untuk karyawan femina group
  13. Naskah dikirim ke redaksi femina Jl. HR. Rasuna Said Kav B. Blok 32 - 33, Kuningan, Jakarta Selatan, 12910.
Syarat Khusus Cerpen :
  1. Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi
  2. Font Arial ukuran 12
  3. Panjang naskah 6 - 8 halaman, dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 CD berisi naskah
  4. Naskah dilampiri formulir asli, surat pernyataan bermaterai, dan fotokopi KTP
  5. Pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2013
  6. Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2012.
  7. Pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada Desember 2012.
Syarat Khusus Cerber
  1. Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi, font arial ukuran 12.
  2. Panjang naskah antara 40 - 50 halaman.
  3. Dijilid dan dikirim sebanyak 2 (dua) rangkap, disertai 1 (satu) CD berisi naskah
  4. Naskah dilampiri formulir asli (bisa didownload), fotocopy KTP, surat pernyataan bermaterai, dan sinopsis cerita.
  5. Pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerber Femina 2013
  6. Naskah ditunggu selambat-lambatnya 31 Januari 2013
  7. Pemenang akan diumumkan di majalah femina terbit akhir Mei 2013.
unduh formulirnya di http://www.femina.co.id/webTemplate/femina3/images/Sayembara_Cerpen_Formulir.pdf

Friday 16 November 2012

Cewek-cewek Pelpek #2 Rasa Lebih dari Sesentil Upil




Sebelas bulan kemudian. Setelah duduk berdekatan dan tidak pernah mencapai titik akrab, akhirnya Eya dan Eno disatukan oleh satu jari milik tukang cari upil, satu-satunya penekun pekerjaan bermodal paling minim sedunia, Aco. Mengingat namanya yang belum pernah diganti sejak kecil dan merupakan nama setiap anak laki-laki yang baru lahir sebagai orang sulawesi-selatan, kita pasti sudah tahu bahwa dia berjenis kelamin pria. Selain berjenis kelamin cowok, hobitnya ngupil, berlubang hidung segede punya gorilla dan bangga-banggain esempenya, Aco juga memiliki kelebihan lain, yakni berbakat menjadi peserta be a man. Mengikuti seniornya yang duduk tepat di bangku belakangnya.

Ucup punya usut yang nggak tahu kusut apa nggak, duduk deketan si senior bernama Baco itu dapat ketularan penyakit langka bernama: YaIyalahMasaYaIyaDongSecaraMulanJameelaBukanMulanJamidongJualanKedondongDiPasarTerong, alias kecewek-cewekan.

Tindakan Aco hari ini sangat berjasa menyatukan kekuatan dua calon superwoman pemberantas korupsi di Indonesia, Eya dan Eno. Pagi itu, saat pelajaran sejarah yang membuat semuanya kegerahan gara-gara dampak dari perang dingin, yakni pasukan gerakan G 30 S/PKI yang nggak tahu gimana seni menyayat wajah dengan silet, seperti biasa bersama hobitnya yang tidak kenal tempat, waktu, dan situasi tanpa sengaja menciptakan keakraban di antara keduanya.

Eno nggak tahan pengen ngakak sampe nungging jatuh ke got waktu melihat cara ngupil Aco yang penuh harmonisasi. Bahkan semakin lama mirip pantomim, memperagakan kisah peperangan yang dibawakan bapak guru muda mereka dengan penuh penjiwaan.

“Mereka menyebarkan isu dewan jendral untuk memperlancar gerakan,”
‘kenapa nggak bubuk bisul aja, kan lebih seru!’ batin Eya.

Aco mengacungkan jari telunjuknya ke atas. Perlahan naik, mengudara menusuk lubang gelap gulita nan lebar tak terukur meteran kutu berbulu lebat.

“…menculik para jenderal satu-persatu di tengah malam buta…”

Jari misterius agresif-egois itu menggaruk-garuk, menggali-gali, mengeluarkan barang tambangnya yang mirip jelly. Menggulung-gulungnya penuh sentuhan seni.

GULUNG…DIGULUNG…GULUNG…


Tuesday 6 November 2012

serial 'cewek-cewek pelpek' #01 hidup adalah perjuangan


gambar dari 4.bp.blogspot
Hari pertama masuk di kelas satu sekolah menengah pertama membuat Eya deg-degan habis. 
“Sudah siap? Yakin tidak ada yang ketinggalan?” tanya papa dari atas mobil kodok mereka yang bobrok dan udah hampir roboh itu.
“Siip..” Eya pun naik Dua lembar roti tawar meses cokelat berpelukan terjepit kayak pisang epek di mulutnya. Karena makan terlalu lahap, sepotong rotinya terjatuh.
“Jangan kotorin mobil!” Ayah Eya nggak nyadar lagi marahin diri sendiri. Sejak dibeli, mobil itu sudah dilumurinya dengan berbagai jenis kulit buah dan kotoran burung perkututnya. Belum lagi kalo temen kantornya yang sering kebelet nebeng pulang,
“Sol, aku ikut kau pulang nah! Angkot ke rumahku susah kalo udah sore begini,” bujuk temen kantornya itu. Di perjalanan, dia pengen pipis,
“Sol, bisa brenti dulu, aku mo buang air keecil ini,”
Ayah Eya pusing. Kalo mobilnya brenti, bisa mogok. Dalam sehari mobil bututnya itu hanya bisa nyala dua kali dan selama perjalanan nggak boleh mati. Dengan berat hati, beliau bilang,
“Buang aja di situ,”


Otak kiri, Otak Hantu



gambar dari amazon.com
Malam semakin gelap, udara dingin menusuk tajam, rasanya kaki Zahra tak mampu berayun. Seekor burung malam tiba-tiba melintas di atas kepalanya. Ia berteriak ketakutan. Jujur saja, Wira sama sekali tidak tega melihat Zahra pulang sendirian, apalagi lewat jam sepuluh malam seperti ini. Ia hanya tidak tahan akan Zahra yang begitu enggan berurusan dengan pelajaran matematika. Wira tahu saat SD dulu nilai matematika Zahra nggak seburuk sekarang, di bawah enam. Mungkin karena ia kebanyakan main musik, nonton film, baca novel dan kegiatan yang menyibukkan otak kanan saja yang menyebabkan kemampuan penalarannya terhadap angka-angka jadi berkurang. Nilainya pada mata pelajaran yang bersifat perhitungan sekarang anjlok seperti bus jatuh ke jurang, untung otaknya juga nggak sampai meledak. Zahra butuh paksaan dan tekanan agar mau belajar matematika lebih keras dari sebelumnya. Wira nggak mau lulus esema sendirian. “Sekarang kerjain latihan satu nomor delapan,” pinta Wira lembut.
Zahra menjawab malas, “Aku nggak bisa…”
“Coba dulu lah, ayo!” nada suara Wira meninggi.
“Udah, deh aku mau pulang…” Zahra merapikan buku-buku pelajarannya. “Aku pulang ya, anterin dong!”
“Nggak sebelum soal ini kamu jawab!” amarah Wira susah ditahan lagi.
“Ya, sudah. Aku bisa pulang sendiri. Rumahku juga nggak jauh-jauh amat. Assalamu ‘alaikum…”
 Zahra ngecek bintang-bintang di langit, banyak. Nggak ada tanda-tanda hujan akan turun, apalagi angin berhembus biasa saja. Ia mencoba berfikir positif, emang udah saatnya udara makin dingin pada pukul seperti ini. Kata pak guru, kalo lagi konsentrasi, makhlus halus nggak akan mengganggu. Zahra mengingat-ingat rumus yang diajarkan Wira barusan.
“Batas aa ef ex de ex sama dengan nol. Batas ab ef ex de ex sama dengan hm...hmm..apa lagi ya?”
“Sama dengan mines batas ab ef ex de ex, segitu aja kok lupa sih…” celutuk seseorang, eh sesosok makhluk dengan kaki tak menyentuh tanah yang tepat berdiri di hadapannya. Zahra kaget, lalu rebah.
Newer Posts Older Posts Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger