Saturday 19 January 2013

Waktu Aku Sama MIKA


Judul Film          : Mika
Sutradara            : Lasja Fauzia Susatyo
Penulis Naskah   : Indra Herlambang
Produser              : Adiyanto Sumarjono
Pemain                : Vino G. Bastian, Velove Vexia, Donna Harun, George Timothy
Produksi             : PT. Investasi Film Indonesia, First Media Production
                             (rilis 17 Januari 2013)


Satu lagi film anak bangsa bertema sosial, Mika. Kisahnya memang masih mengkuti pakem cerita ‘orang sakit dan lingkungan sosialnya’, namun Mika punya jualan sendiri, romantisme. 

Dikisahkan Mika (Vino G. Bastian) yang ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bepacaran dengan Indi (Velove Vexia). Indi sosok yang kurang percaya diri karena harus menggunakan brace untuk menyembuhkan Scoliosis pada tulang punggungnya. Indi bertemu Mika sebelum ia masuk sekolah menengah atas. Kehadiran Mika membuatnya memiliki semangat hidup dan percaya diri. 

Biasanya, orang awam akan menghindar jika tahu temannya seorang ODHA, namun Indi sama sekali tidak merasakan perbedaan diri Mika, selain sebagai cowok tampan (walaupun agak seram dengan tatonya), baik hati, dan seru. Dari Mika, Indi belajar semangat hidup. Namun, ya kisah cinta keduanya mulai kandas setelah orang-orang di sekitar Indi tahu bahwa Mika mengidap HIV/AIDS.

Lama tak terdengar kabarnya, Velove muncul sebagai gadis manis, manja, namun berjiwa sosial tinggi di film ini. Tak hanya sebagai pemian, Velove juga terjun langsung sebagai executive produser. Akting Velove tergolong beda dari peran tomboy yang biasa dilakoninya. Peran sebagai Indi membuat Velove yang biasanya lincah jadi kalem, bahkan diceritakan untuk berlaripun Velove tidak diijinkan oleh dokter.

Apa lagi yang membuat Mika jadi romantis? Vino G. Bastian! Aktor yang terkenal dengan karakter bad boy tapi romantis ini, tampak semakin romantis dan kiut disandingkan dengan Velove. Mika mencuri mawar di kafe untuk Indi, mengirim novel Peter Pan, dan menggendong Indi agar ia bisa ikut mata pelajaran olah raga adalah beberapa adegan yang akan membuat para gadis semakin mengidolakan sosok Vino.

Di balik semua romantisme remaja yang disajikan dalam warna soft di sini, Mika adalah kampanye sosial. Mika mengajak semua orang untuk peduli dan tidak menarik diri dari ODHA. Dalam beberapa adegan, Indra Herlambang  menyisipkan hal-hal yang perlu dilakukan dalam bersosialisasi dengan penderita ODHA, tanpa perlu takut tertular. 

Sayangnya, Mika agaknya kurang di beberapa hal. Utmanya di scene-scene pembuka sebagai drama tiga babak dan ada beberapa dialog yang lemah. Pula masih butuh tambah adegan menyentuh demi mendukung misi sosial cerita. Namun, jangan perhatikan kekurangan ini, fokuslah pada usaha Indi mempertahankan perasaan, niat, semangat hidup, dan keyakinannya pada Mika yang sebentar lagi meninggal.

Film besutan Lasja F Susatyo ini terinspirasi dari 2 novel autobiografi dari Indy Sugar Taufik, berjudul Waktu Aku Sama Mika dan Hidup itu Sempurna. Dituntun narasi tuturan Indi, kita diajak berpetualang dalam kehidupan indah seorang penderita AIDS. Dan drama romantis ini ditutup scene bernada surealis yang tak terduga!!

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger