Monday 4 February 2013

'7 Hari Menulis Surat Putus: Hari Kedua'

Hari II

Aku sedang berbagi selinting tembakau dengan teman kampus, dalam sekretariat ukm teater yang lapuk itu saat pesan pendekmu masuk. Ajakan ngopi lagi. Kamu tahu aku menderita insomnia akut, bertahun-tahun lamanya dan tak sekalipun niat kusembuhkan. Jam segini memang paling nikmat ngopi.

Kita bertemu di tempat semalam. Udara semakin dingin. Pukul 2 dini hari. Warung yang buka sisa beberapa, kita memilih warung di tengah. Baru setengah tandas, kopimu kamu tinggalkan. Aku merasa mubazir meninggalkan punyaku. Katamu, 'Kita lanjutkan di tempatku saja.' Beli kopi kalengan dan sebungkus rokok, pintamu. Lalu kita menuju tempat yang kamu maksudkan. Orang-orang sudah tidur. Tinggal kita berdua, bercerita sepanjang dini hari yang lengang.

Kamu menjelajah ke semua akar masalahmu, pikirmu aku mengerti. Aku menyimak, sesekali memandang ke jalanan dengan lampu-lampu yang tak lagi menyala semua. Kamu sedang kacau tampaknya. Sebungkus rokokmu habis. Ceritamu juga.

katamu 'Sekarang kamu yang cerita!'  

(bersambung)
 

*admin*

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger