Masih ingatkah kau saat pertama kali kita memulai
kisah bodoh kita ini?
Dua tahun kita lalui semua ini
Mengetengahkan ras yang kita miliki
Mengetengahkan jarak yang jadi penghalang
Mengetengahkan
orang tua kita
Bahkan mengetengahkan Tuhan yang kita panggil secara
berbeda
Dan entah berapa banyak air mata yang harus kita
keluarkan
Entah berapa banyak hinaan, cacian, dan makian yang
engkau terima
Entah berapa banyak pengorbanan yang harus kita
lakukan, dan
Entah berapa kali kita harus bermain 'petak umpet' dengan keluarga kita
Hanya untuk saling bertemu dan melepas rindu
Namun tak terasa dua tahun penuh hinaan pengorbanan
dan 'petak umpet' tampaknya harus berakhir
Tak ada lagi rasa yang kita rasakan saat kita pertama
kali memulai hubungan
Tak ada lagi keharmonisan dalam kecupan kita
Mungkin kaupun muak dengan permainan 'petak umpet' yang hanya cocok dimainkan anak-anak itu
Mungkin pula diriku yang tak lagi mengenalmu
Atau mungkin pula karena diriku yang lemah
Hingga pada akhirnya, kutahu jarak menjadi musuh terbesar
Lantas, kamu mengabariku
Ada lelaki yang sanggup 'mengecupmu' lebih dalam
Dan mampu membuatmu tersenyum lebih lebar dari caraku yang tulus
Jadi apa yang mesti kita tunggu lagi dari hubungan
ini?
Kata 'putus' adalah kata yang tepat dan menjadi
penutup dari kisah kita ini
Bukan 'The End' ataupun 'Happily Ever After'
*Dari seseorang yang pernah mencintaimu
@noche_poeta
0 komentar:
Post a Comment