Kemarin, saya mengenakan dress vintage selutut, floral pattern, warna soft pink dan aksen hijau daun. Dress simpel ini saya padankan dengan flip-flop. Tidak lupa, tas selempang kulit tahun 80-an. Rambut saya biarkan tergerai bebas. Sepintas, saya seperti vokalis White Shoes and The Couples Company, kata pacar saya.
Seminggu lalu, saya mengenakan celana denim medium cutbrai warna hitam khaki, ballerina shoes, dan cardigan beraksen floral warna cokelat di atasnya. Sepintas, saya seperti cewek yang wara-wiri santai di kafe-kafe pinggir jalan di Paris.
Beberapa waktu sebelumnya, saat musim hujan, saya rajin mengenakan coat victorian style warna hitam, celana pendek hitam selutut dan sneakers ala punk. Rambut saya biarkan tergerai acak seperti biasa. Dan beberapa waktu, selang di antara hari-hari yang menyibukkan, saya seringkali mengenakan denim compang-camping, t-shirt, dan sneaker saja.
Lalu, apa yang salah? Tidak ada, bukan? Saya senang mengenakan pakaian yang saya sukai. Yang pasti saya tidak pernah salah kostum. Misalnya pakai gaun malam ke kampus, pakai Victorian dress ke kampus. Atau saya mengenakan sentuhan gothic di pesta nikahan tema tradisional.
Kelak, kalau saya pakai dress, cardigan, dan school shoes ala Amelie Pulain ke taman, ada yang irritated tidak ya? Tak usah sepusing itu memikirkan gaya berbusana saya. Saya suka menjadi siapa yang saya inginkan (kadang saya berpura-pura sedang ada hajatan di luar demi menghindari opini publik yang merasa paling bertanggung jawab atas perubahan gaya berbusana seseorang).
Well, I don't mind to be 'different', oke dalam kasusmu itu berarti 'strange'. As long as i'm happy doing it, I don't care your opinion :p
0 komentar:
Post a Comment