Assalamu Alaikum, Agung
Bagaimana kabarmu di rumahmu yang baru? Semoga kamu nyaman dan dinyamankan di sana.
Oiya, sudah sampai dimana perjalananmu? Pasti sudah jauh sekali kan?
Agung, entah kenapa kamu selalu terlintas dalam pikiran ini. Setiap
aku diam, merenung, dan setiap lagu 'kisah cinta' milik Peterpan
terputar di handphoneku, pasti air mataku menetes. Aku mengingatmu
selalu, tapi apa kamu mengingatku juga di tempat itu? Kuharap iya.
Kata maafku belum sempat aku ucapkan padamu. Kamu
tahu? Itu jadi beban buatku hingga kini. Sekarang, bagaimana bisa aku
mengucapkannya padamu? Kamu jauh, sangat jauh, bahkan sulit kujangkau. Kecuali jika nanti kita dipertemukan oleh-Nya. Tapi, apa mungkin kita
masih saling kenal nantinya? Atau adakah rencana lain Tuhan buat kita?
Entahlah, aku takut membahasnya.
Lewat surat ini, aku ingin sampaikan kata maaf. Walau mungkin
tak terbaca olehmu, tapi aku harap dengan adanya aku saat beberapa hari
terakhir bersamamu, kamu anggap itu maafku. Aku melakukan banyak hal khusus buatmu saat itu. Semoga kamu paham.
Jauh sebelum pertemuan kita yang terakhir -saat aku dan kamu
masih jadi kita- aku tak pernah memaafkan perbuatanmu sejak kita putus
dulu. Itu membuatku merasa bersalah hingga kini. Dan saat kita
dipertemukan kembali, dengan kondisimu yang berbeda, aku ingin
menebus semua salahku. Aku ingin menemanimu, Walau kamu artikan itu
beda, terserah padamu. Kamu tampak kurus ya, kurus sekali. Wajahmu yang
rupawan memudar, kasihan.
Aku senang, kedua orangtua kita saling kenal ternyata. Ada
lampu hijau dari mereka, sayang sekarang situasinya beda. Aku dan kamu
bukan kita lagi. Padahal dulu hubungan kita tak diketahui orangtua. Saat
aku ke rumahmu untuk pertama kali, sungguh, sedikitpun dirimu tak
kukenali. Kamu jauh berbeda, tampak kurus, kulitmu hanya seperti
pembungkus tulang. Ya Tuhan, aku semakin tak tega melihatmu. Katamu
saat itu, ingin selalu ada aku setiap hari di rumahmu. Kamu kesepian ya?
Tapi maaf, waktuku banyak disita rutinitas kampus. Aku sudah
kuliah, bukan anak SMA lagi, Gung :')
Ketika senja mulai nampak saat itu di rumahmu, aku mesti
pulang. Rasanya tak ingin meninggalkan rumahmu, aku masih kangen denganmu Tapi melihatmu yang sudah lelap, mengharuskanku
pulang, aku tak ingin mengusikmu. Aku belum sempat pamit padamu, maka kutitipkan salamku untukmu pada orangtuamu, semoga beliau
menyampaikannya.
Beberapa hari tak bertemu, aku dengar kabar buruk tentangmu.
Kamu pergi tanpa pamit padaku, pergi jauh, bahkan sulit kujangkau
dengan nyata. Hari itu menjadi kedua kalinya aku ke rumahmu, tapi sudah
tak ada kamu. Kamu hanya jasad tak bernyawa. Kamu berbaring tanpa jiwa. Wajahmu yang rupawan tak kukenali lagi. Sebegitu sadis penyakit
itu menggerogoti tubuhmu? Aku menangis dan aku pergi dengan sejuta rasa
bersalah. Aku pergi tanpa mengantarmu ke 'rumahmu yang baru'.
Agung, maafkan aku. Sampai saat ini aku belum sempat
menjengukmu di 'rumahmu yang baru', semoga kita dipertemukan di akhirat
nanti, agar maafku bisa kuutarakan padamu langsung.
Agung, aku
merindukanmu..:'(
*Teruntuk mantan kekasihku, Alm. Agung Sunarya.
Wafat: 21 Juni 2009, dengan penyakit kista di hati.. #Al-Fatihah#
0 komentar:
Post a Comment