Waktu pertama kali kamu mengatakan 'I Love you', bersamaan dengan itu kuberharap ada keabadian mengiringinya. Aku berharap kamu mengatakan perasaan yang benar-benar ADA, bukan hanya sekedar memberikan kebahagiaan yang palsu. Dan seiring waktu yang berlalu dengan segala cerita panjang kita, aku mengerti bahwa memang sudah tidak ada hal yang
bisa di pertahankan.
Itu bukan tentang menemukan orang lain, hanya tentang bagaimana cara saya melindungi diri saya dari rasa hati. Rasa yang mungkin cepat atau lambat akan kamu beri, seperti duri yang terus-terusan menusuk dadaku.
Itu bukan tentang menemukan orang lain, hanya tentang bagaimana cara saya melindungi diri saya dari rasa hati. Rasa yang mungkin cepat atau lambat akan kamu beri, seperti duri yang terus-terusan menusuk dadaku.
Tanpa
kamu tau, tanpa kamu sadari, di balik kebisuanku menyembunyikan segala keluh yang kurasakan selama hubungan kita, aku mencoba
bertahan.
Aku tau, di saat kamu menatap mataku kamu menyimpan kebohongan....
Aku tau, di saat kamu tak ada di sisiku, kamu di sisi hati lain...
Dan hal paling tak berperasaan yang kamu lakukan ialah masuk dalam kehidupanku hanya untuk menyakiti perasaanku...
Aku tau, di saat kamu tak ada di sisiku, kamu di sisi hati lain...
Dan hal paling tak berperasaan yang kamu lakukan ialah masuk dalam kehidupanku hanya untuk menyakiti perasaanku...
Apakah kamu ingat segala janjimu?
Apakah kamu ingat segala ucap manismu ?
Apakah saat aku tak di sisimu, ada cinta yang jatuh kepadamu melebihi cinta aku selama ini?
Apakah kamu ingat segala ucap manismu ?
Apakah saat aku tak di sisimu, ada cinta yang jatuh kepadamu melebihi cinta aku selama ini?
Tapi,
apa yang mau dikata. Tak ada lagi yang bisa diubah. Tak perlu bersesal. Aku kini pergi tanpa sisa kata lagi buatmu. Tuhan benar-benar menyadarkan ku, selama ini aku menyandarkan hati pada orang yang salah....
Maaf, semua ini harus aku lakukan walaupun ku tau sangat sulit untuk melakukan ini.
Yaa.... Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan aku dengan kamu, sebelum tuhan mempertemukan aku dengan seseorang yang tepat.
Yaa.... Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan aku dengan kamu, sebelum tuhan mempertemukan aku dengan seseorang yang tepat.
Kuharap kamu mengerti karena semakin aku menyayangimu, semakin aku harus melepaskanmu. Memang sakit, melihat kamu yang kusayangi bersama dengan orang lain. Tapi, lebih sakit lagi untuk tetap bertahan, sementara kamu tak pernah menghargai semuanya...
Dari semua yang kita jalani
selama ini, membuat aku sadar bahwa kekompaktivitas yang paling
benar bukan diukur dari seberapa lama atau seberapa sering sering
kita bersama. Namun apakah selama kita bersama, apakah kita selalu mengisi satu
sama lain dan bersama-sama membangun hidup yang berkualitas...
Atas
apa yang telah terjadi, kita tak mungkin menyalahkan waktu dan keadaan. Masalah yang terjadi ini mungkin sudah takdirnya, biarkan jadi
kenangan dan pelajaran...
Selamat tinggal
untuk selamanya, mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah tak lagi
ada di dunia ini. Yang tertinggal hanya pusaranku, sebagai tempat
terakhirku untuk selamanya....
Aku ikhlaskan kamu bersama yang lain karna cinta tak harus memiliki..
setidaknya aku bisa pergi dengan tenang tanpa memikul beban yang berat
akan semua kebohonganmu yang terkadang kau ciptakan (lagi dan lagi) hanya untuk
menutupi kebohongan yang lain...
Sekarang jangan pikirkan aku
dan perasaanku, keseringan disakiti membuatku terbiasa. Jika memang dia yang bisa memahamimu, jika dia yang bisa
memperlakukanmu selayaknya yang kamu inginkan, dan jika memang kamu
merasa kamu telah menemukan tulang rusukmu, Kejarlah dia. Jangan sampai kamu
menyimpan kata cinta hingga dia meninggal dunia dan akhirnya
kamu terpaksa mencatat kata cinta itu pada pusarannya. Sebaiknya
ucapkanlah kata cinta itu sekarang, selagi ada
hayatnya...
Bersamaan dengan surat ini, aku meminta maaf
sebesar-sebesarnya karena kesalahanku yang tak berani mengatakannya
secara langsung . Akupun sadar, dari semua
yang terjadi, terselip kesalahan yang juga timbul karena aku, yaa ...
Karena aku yang terlalu pengecut untuk berucap dan aku hanya
diam menunggu kamu yang menyadari semuanya....
Itulah kesalahan ku......
*Sepotong isi hati Poppy Andrean
0 komentar:
Post a Comment