Jika semua antara kita telah selesai, mengapa saya masih sakit melihat fakta" biologis itu?
Monday 31 December 2012
Friday 21 December 2012
hari ibu. hari merindukanmu, bu
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
23:15
hari ibu, hari keempat saya sakit.
beberapa waktu lalu, sebelum saya jatuh sakit, saya pulang. sekedar menjenguk ibu dan melihat kucing kecil yang kubawa untuknya. ibu sangat sedih ketika kucing yang kali pelihara selama lima tahun, mati karena sakit. aku membawakan ibu kucing kecil, diberi seorang teman. ibu memberinya nama 'sutar'.
ibu menderita penyakit tidak keren, mencret-mencret. penyakit ini saya derita juga beberapa hari sebelum pulang. sekarang ibu sudah baikan, giliran saya yang sakit parah. terhitung 4 hari saya batuk rejan, demam, dan muntah-muntah. ibu tidak tahu saya sakit.
hari ini hari ibu. saya sedang sakit. ibu semoga sudah mendingan. saya memilih tidak memberitahu ibu kalau saya sakit. juga ayah. selain karena walaupun mereka tahu saya sakit, mereka tidak mungkin merawat saya di rumah. mereka tidak mungkin bersedia bertemu hanya karena saya sakit
saya memiliki banyak rumah di seluruh pelosok kota ini, bahkan sampai ke daerah-daerah. rumah saya bermacam-macam, mulai dari yang paling jorok hingga yang paling bagus. kali ini saya memilih rumah teman untuk beristirahat sampai saya sembuh.
hari ibu,
hari merindukanmu, bu ...
beberapa waktu lalu, sebelum saya jatuh sakit, saya pulang. sekedar menjenguk ibu dan melihat kucing kecil yang kubawa untuknya. ibu sangat sedih ketika kucing yang kali pelihara selama lima tahun, mati karena sakit. aku membawakan ibu kucing kecil, diberi seorang teman. ibu memberinya nama 'sutar'.
ibu menderita penyakit tidak keren, mencret-mencret. penyakit ini saya derita juga beberapa hari sebelum pulang. sekarang ibu sudah baikan, giliran saya yang sakit parah. terhitung 4 hari saya batuk rejan, demam, dan muntah-muntah. ibu tidak tahu saya sakit.
hari ini hari ibu. saya sedang sakit. ibu semoga sudah mendingan. saya memilih tidak memberitahu ibu kalau saya sakit. juga ayah. selain karena walaupun mereka tahu saya sakit, mereka tidak mungkin merawat saya di rumah. mereka tidak mungkin bersedia bertemu hanya karena saya sakit
saya memiliki banyak rumah di seluruh pelosok kota ini, bahkan sampai ke daerah-daerah. rumah saya bermacam-macam, mulai dari yang paling jorok hingga yang paling bagus. kali ini saya memilih rumah teman untuk beristirahat sampai saya sembuh.
hari ibu,
hari merindukanmu, bu ...
Friday 14 December 2012
Cewek-cewek Pelpek #3 Mengapa Mikong Sipit?
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
22:44
Jam istirahat adalah
waktu yang harus diwaspadai oleh setiap orang yang melintas di depan kelas dua
cewek endemik ini. Dan dua orang yang tidak menghiraukan imbauan ini akan
mendapatkan ganjaran yang seimbang. Mereka adalah Naca dan Cikong. Naca itu
bukan keturunan dari generasi terakhir suku Inca, tapi entah mengapa kepalanya
simetris serupa persegi empat. Eya pun sering bertanya-tanya, mengapa mood Tuhan begitu buruk saat menciptakan
orang ini?
“I donno, yu kasino”
sahut Eno.
“Khihihi…”
Ngerasa diketawain, Anca
berbalik. Menghentikan langkahnya dan mencari-cari sumber cekikian yang
menjatuhkan harkat dan martabat sukunya.
“Ngapain ketawain
aku?”
“Nggak,”
“Cari ribut?”
“Nggak, hula…hula…”
Eya ngebantah lagi. Anca pun pergi, menghindari mereka berdua sambil
garuk-garuk pantat.
“Nggak salah lagi
maksudku…” mereka berdua cekikikan lagi.
Tiba-tiba Mikong[1],
keluaran terakhir dari buangan orang tionghoa di Makassar,
ini menurut sumber yang keakuratannya nol koma nol sekian. Berdasarkan
penelitian terbaru, dia adalah anak bugis asli yang mungkin saat dalam
kandungan, bokapnya jail nusuk-nusuk perut nyokapnya hingga berdampak pada
bentuk kedua matanya. Sipit, tak berkelopak. Eno selalu kasihan pada kondisinya
itu dan ingin mengganjal kelopak mata bawah dan atasnya dengan lidi atau tongkat
lolipop.
“Itu mata apa lubang
kancing?” tanya Eno
“Lubang semut,”
timpal Eya.
“Tapi kok mirip
lubang e’ek?”
Syuuutt…mungkin
kelilipan, Mikong terjatuh. Ia terpeleset tepat di depan kedua cewek pengamat
ciptaan Tuhan ini.
“Cup…cup…cup kasian.
Sini saya bantu,” Eya menawarkan diri. Mikong yang sedang jomblo tulen itu
menyambut sumringah, “Bo, boleh,”
“Mau dipapah sampe
mana?”
“Kelas, dong!”
“Noo…lolipopnya udah
abis belon, siniin tongkatnya!”
OOOO
Hari itu langit
sedang cerah. Awan-awan menyebar di lapisan langit dan melengkapi indahnya pagi
di atas gedung sekolah menengah atas yang tidak terkenal itu. Ada sekumpulan ulat bulu di atas daun pohon
ketapang. Perlahan mereka menjadi kepompong, lalu pada suatu hari kepompong itu
terbuka. Keluarlah kupu-kupu yang indah bak dewi hewan[2].
Kupu-kupu itu terbang, berkeliling dengan riangnya di lapangan sekolah.
Tiba-tiba ada yang nyentil upil, upil itu ketelan sama si kupu-kupu, sang
kupu-kupu indah pun mati. Inilah akhir cerita Kupu-kupu Malam. Maap, tadi
adenya temenku punya temen punya sepupu minta diceritain sesuatu, nggak nyadar
ikut diketik juga.
Oke, akuh lanjutin.
Seperti biasa, Eno
menunggu teman pas-pasannya di depan pos satpam sekolah. Dan ia tak mengenali
kawan senasib-sependeritaannya yang datang dan langsung mematung di gerbang
sekolah.
“Wuah….pak itu anak
baru ya?” tanya Eno kepada pak satpam bergigi jarang-jarang itu. Jarang
disikat, jarang diperiksa ke dokter gigi.
“Nda tau saya.
Mungkin…eh, dia tersenyum ke arah sini,” si satpam langsung ngerapiin rambut.
Eno nyaranin buat ngerapiin gigi juga.
“Belum tersedia
sisir gigi, mbok”
“Ada, tuh serokan got,”
“Tega,”
“Eh, tapi itu anak
kok senyum-senyum kemari terus sih?”
Eno pun memperhatikan miniatur
manusia yang tengah berdiri malu-malu serigala di samping gerbang sekolahnya
yang tinggi menjulang bak raksasa timun mas itu. Dari bawah ke atas, jelas
sekali bahwa matanya sudah familiar akan barang-barang yang dikenakan si cewek.
Sepatu kepanjangan, rok kebesaran, seragam kelonggaran, dan tas jelek
bertambal.
“EYA, DIKAUKAH ITU?”
Eno histeris setelah tahu bahwa
itu adalah sobat encernya. Sang tercuriga berjalan cepat menghampirinya,
“Eits, jangan teriak
kayak tikus keinjak kucing berspatu buts dong. Aku lagi nyamar, kemarin ada
anak punk yang ngincer pin di tas bututku,”
“Pin tua karatan
kayak gitu mana ada yang minat. Lagian mestinya yang disembunyiin pin kamu,
bukan mata kamu yang rada sipit itu.”
“Kamu tenang aja.
Kamu tahu kenapa agen CIA selalu berhasil saat menyamar?”
Eno menggeleng.
“Sama aku juga nggak
tau,”
“Akh, bego.”
Sebenarnya, ini pun
setelah saya sebagai penulis mewawancarai Eno secara ekslusif di sebuah tempat
yang disebut-sebut sebagai negeri seberang pelangi. Bahwa penyamaran yang
dimaksudkan Eya hanya alasan belaka yang nggak ada sangkut paut sama alasan
yang sebenarnya. Eya itu menderita rabun jauh tambah rabun ayam tambah rabun
buaya, jadi mulai senin ini dia mengenakan kacamata cukup tebal. Dan itu berhasil
memperburuk penampilannya.
Berniat melawak di
pagi hari, Juned, teman sekelas mereka terobsesi menjadi pembawa acara terkenal.
Mencoba memperkenalkan artis baru mereka.
“Ledis and jungelman,
hir is Eya…beti lapea baru kita. Beri dia uu…”
“Uu…”
“Beri dia
ikh..jijik..”
“Uek…uek…”
“Beri dia uang…”
“Enak aja, cari
n’diri!”
Sejak hari pertama masuk di
kelas dua, Eya ditempatkan di strata para siswa nyaris teladan, merupakan
lapisan kedua dalam sistem kasta di kelasnya. Pada kasta ini juga ada Eno,
Didot, Cipunk, Cute, Meta dan Nyonrik.
Sementara di kasta siswa teladan hanya dihuni Nara, Cipha, Faril, dan Rojak sebagai siswa
yang tidak pernah memperoleh nilai buruk dan mengabaikan tugas-tugas. Populasi
terbanyak adalah kasta ketiga yang isinya orang-orang yang bersekolah hanya
untuk memperoleh ijazah. Kasta terakhir adalah orang-orang aikyu nungging tapi
dikasihanin sama negara.
Fenomena kacamata
itu nyaris menjatuhkan diri Eya ke jajaran orang-orang di kasta keempat.
Pasalnya memang karena terlalu idiot sampai nonton televisi udah kayak hirup
napas, membuat penghuninya rata-rata menggunakan kacamata tebal. Ada yang bilang kalo
kacamata mereka digabungin bisa buat liat kuman bikin anak.
“Enak aja, soal otak
kita boleh diadu sama empat orang teratas itu. Masa’ aku yang peringkat kelima
di kelas kayak gini dibilang idiot. Diskriminasi itu namanya,” mulut Eya mulai
menyusul mancung idungnya.
“Diskriminasi
pembuat kekecewaan yang akhirnya bikin kita sekelas bisa nggak saling mengerti.
Ini bahaya,” Eno membela kawannya pada forum kelas hari itu.
“Kawan-kawan, kalo
ada cara lain untuk menyehatkan mata Eya, nggak bakalan kayak gini jadinya,”
tambah Cute.
“Gimana kalo matanya
disuntik,” celutuk Enta, one of the
Jongkok Aikyuers. Lima
anak lain setuju, mereka juga J.A
Eya
ngebayangin matanya disuntik. Dalam ruangan gelap dan sempit, dokter itu
memasukkan obat ke dalam suntik. Suntiknya macet, terpaksa diganti sama
suntikan tinta printer. Matanya jadi disuntik, jarumnya ketinggalan di mata.
OUH,
NOO…
“Lagipula, aturan
kasta kayak gitu buatan kita-kita aja. UU pemerintah aja bisa fleksibel kayak
permen karet apalagi kita yang pemikirannya masih sebatas kotoran kuku,” nggak
disangka, tiba-tiba Juned mengeluarkan kalimat ini. Faril yang emang jenius
nggak nyangka kalo upil diberi nyawa kayak Juned bisa ngomong segitu intelek.
Dengan sigap dan meminta imbalan, ia langsung mempromosikan teman duduknya
untuk naik kasta.
“Hayoo…seribu
pertama…waktu anda tinggal saat ini. Susunlah kata teracak di samping lalu
menangkan sepeda motornya Satria Baja Hitam,”
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
22:35
Thursday 6 December 2012
Foto-foto #TributetoRamang JIlid II Rabu, 5 Desember 2012
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
04:28
Nunu Anwar sebagai pengagas Tribute membuka acara |
Anwar Ramang dan Keluarga |
@BandTifosi |
@benwa_99 @cindolonatape @Tosapada dan @hurufkecil |
atmosfir #Tribute2Ramang Jilid II |
Tabasco band |
@arlnd dari @StandUpIndoMks |
Lelang kaos Tribute to Ramang |
Chelsea Indonesia Makassar |
IndoBarca Makassar |
@hurufkecil membacakan sajak |
Aan Mansyur |
United Indonesia-Makassar |
Penyerahan 40% dana hasil donasi |
StandUp Comedy @RifwanFauzy |
tim lister #tribute dari @findiemks |
@melismatis dan kawan-kawan |
satu lagi standup comedy dari @StandUpIndoMks |
Foto bareng Anwar Ramang |
Tim #Tribute2Ramang Jilid II |
Saturday 1 December 2012
Di Balik Layar 'From Soppeng with Love'
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:17
Ini produksi terakhir @findiemks dan bukan benar-benar produksinya. Findie hanya mendampingi kru film IMPS Unhas untuk anniversary organisasi mahasiswa ini pada 28 Oktober 2012. Pas awal oktober, kordinator umum panitia anniversary menemui Findie untuk menemani mereka membuat film 'From Soppeng with Love'.
Sebelum produksi dimulai, para tim menjalani kelas singkat filmmaking selama seminggu. Setelah itu, proses pfa-produksi memakan waktu satu minggu pula. Proses syuting memakan waktu dua minggu. Kelamaan di syuting, editor hanya diberi jatah 3 hari.
Alhamdulillah, film ini berhasil diselesaikan walau dengan cara yang sederhana dan semangat yang pasang-surut. salut untuk IMPS!
...yang kribo itu sutradaranya... |
mendampingi Mal memahami skenario |
Mal ditinggal malah bingung :D |
tsaaaah! |
ini break scene yang di ramsis putri |
3 Findies yang mendampingi produksi 'From Soppeng with Love' (kiri-kanan), Abel, Rezz, dan Amir |
Thursday 29 November 2012
See You Later, Tthink :'(
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
19:18
two times in my life, loosing cat i love the most.
Piki and now... Tthink
you may think crying for pet is riddiculus
but you have no idea about pet's loyality can be that worth
when no one there for you, cat were
when no one understand your feeling, cat did
and if you laugh out loud, cat can always laughing with you by dancing and running around your room....
even human can't be that great
Rezz in peace, tthink
:'(
Piki and now... Tthink
you may think crying for pet is riddiculus
but you have no idea about pet's loyality can be that worth
when no one there for you, cat were
when no one understand your feeling, cat did
and if you laugh out loud, cat can always laughing with you by dancing and running around your room....
even human can't be that great
Rezz in peace, tthink
:'(
born: November 2007. death: 17th Nov 2012 |
Tuesday 27 November 2012
#Tribute2Ramang, Malam 'crowd funding' Pembuatan Film Dokumenter Ramang
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
05:28
Tribute to Ramang (gambar oleh @asnurSV) |
Tahun ini peringatan 25 tahun meninggalnya legenda sepakbola Indonesia asal Sulawesi-selatan, Ramang. Di masa kejayaannya dahulu, Ramang membawa timnas Indonesia disegani di dunia. Masih tertera jelas di berbagai literatur, kehebatan Ramang menahan imbang Uni Soviet di Olimpiade 1956. Hingga FIFA pun menerbitkan artikel khusus tentang Ramang pada 26 September 2012.
Dunia mengenang Ramang sebegitu hebatnya, lantas bagaimana dengan kita sebagai orang asli Indonesia yang kini memiliki lingkaran pesepakbolaan yang rancu? Ironis faktanya. Sebagian orang sudah lupa siapa Ramang. Generasi muda sekarang bahkan kurang informasi tentang Ramang. Hanya mereka yang hidup di masa Ramang, yang gemar bercerita tentang tendangan saltonya itu.
Ichwan Persada, salah satu produser asal Makassar yang telah banyak menghasilkan karya-karya film layar lebar berinisiasi mengajak produser dan sineas muda Makassar untuk membuat film dokumenter panjang tentang Ramang.
Film ini direncanakan berdurasi 90 menit dengan tema 'Kenangan Kita Tentang Ramang, si Macan Asia' dan akan mengambil lokasi syuting di Sulawesi-Selatan dan (jika mungkin) di stadion tempat timnas Indonesia menahan imbang Uni-Soviet 0-0 di Melbourne, Australia. Di antara yang menjadi pemain dalam film adalah Anwar Ramang, putra Ramang dan keluarganya. Serta beberapa tokoh sepakbola, termasuk wartawan yang pernah mendokumentasikan kehebatan Ramang.
Film ini sebisa mungkin melibatkan semua orang, meskipun bukan pecinta sepakbola. Sebab hakekat Ramang pun seperti itu: legenda bagi setiap orang. Maka dibukalah 'crowd funding', mengajak semua lapisan masyarakat turut serta dalam pembuatan film berbentuk donasi minimal Rp 10ribu. Sejumlah 40% dana 'crowd funding' disumbangkan langsung kepada pihak keluarga Ramang sebagai bentuk penghargaan kita akan jasa-jasa sang legenda.
penyerahan donasi kepada Anwar Ramang pada #Tribute2Ramang 16 Nov 2012 (foto oleh @aiwajdi) |
Pada Jumat, 16 November 2012 lalu, tim produksi menggelar malam #Tribute2Ramang untuk berdonasi dan 'bertemu Ramang' dalam satu acara publik di @woodsygab Makassar. Acara dilengkapi presentase rencana produksi oleh Ichwan Persada, talkshow yang menghadirkan Anwar Ramang dan Iko Md (sebagai pecinta sepakbola) dan tokoh sepakbola Diza Rasyid Ali. Serta lima band Makassar yang antusias turut serta secara suka rela, yakni Melismatis, Firstmoon, Sir Ventury, Tabasco, dan 51 Avenue. Tak ketinggalan sejumlah klub supporter homebase Makassar: (klub supporter) KS Machester United Mks, KS Chelsea Mks, KS Barcelona Mks, KS Inter Milan Mks, KS Real Madrid Mks, dan tentu saja Laskar Ayam Jantan untuk PSM Mks yang dibawa langsung oleh Daeng Uki.
#Tribute2Ramang II
Antusiasme tinggi warga Makassar atas pembuatan film dokumenter ini, membuat tim produksi harus melaksanakan malam donasi kedua pada 5 Desember 2012 nanti. Item acara masih seperti pada malam Tribute pertama, namun kali ini dikemas lebih eksklusif dengan harapan membuka jalan seluas-luasnya bagi setiap kalangan untuk berkontribusi.
#Tribute2Ramang II dimulai pada pukul 19.00 wita sampai selesai di Woodsy Gab Makassar. Kami mengajak semua rekan yang peduli sepakbola dan menghargai jasa pahlawan untuk berkontribusi dalam malam 'crowd funding' nanti dengan berdonasi minimum 10ribu rupiah dan menyebarluaskan informasi ini.
event details:Tribute to Ramang II05 Desember 2012di Woodsy Gab MakassarPukul 19.00 wita sampai selesai*free access to anyone*
informasi event dan pendaftaran klub supporter hub:Rezz: 08218.767.9007 pin: 2935D2AD
Findie Makassar: 089.674.044.028
twitter: @RAMANG_9
web: www.Ramang9.tumblr.comdonasi via rekening kirim ke:BRI 0225-01-044561-50-3 a.n Nurul Faidah Anwar
Thursday 22 November 2012
Menelusuri Jejak Ramang dari Kenangan ke Kenangan
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
09:39
Bicara
sepakbola, saya termasuk pemudi yang tahu sepakbola sebatas liga Italia Serie A
dan huru-hara nonton bareng jika kejuaraan sepakbola seperti Liga Champions
atau World Cup digelar. Apalagi jika ditanya perihal sepakbola lokal. Saya hanya
tahu ada klub sepakbola bernama PSM, jersey
dan segala pernak-perniknya berwarna merah. Kalau musim pertandingan sepakbola
nasional dimulai dan ada partai yang digelar di Makassar, kadang ada saja ricuh
yang timbul. Pendukung PSM labil, kalau tim dukungannya menang akan melakukan
konvoi keliling kota Makassar dalam properti serba merah dan seringkali
melanggar peraturan lalu lintas.
Secara
pribadi saya tidak tertarik dan bangga akan perkembangan dunia sepakbola tanah
air. Saya lebih senang menonton liga Italia atau liga Inggris. Saya sendiri
mengaku penggemar tim merah-hitam yang berkandang di kota Milan, AC Milan.
Yang
memperkenalkan saya pada sepakbola pertama kali adalah kakak saya satu-satunya.
Di masa kejayaan AC Milan, waktu Shevchenko dan Ricardo Kaka memperkuat tim,
saya rela begadang demi menonton pertandingan klub andalan saya itu. Semangat ini
tidak pernah muncul untuk laga sepakbola nasional. Entahlah, saya merasa
pesepakbola tanah air kurang ‘wow’, bermain monoton, dan temponya kadang bikin
ngantuk.
Saya
pesimis dengan sepakbola Indonesia, utamanya Makassar. Menurut saya, belum
pernah ada pencapaian bagus dari tim pesepakbola Indonesia. Persepsi ini
berubah sekejap ketika saya mendengarkan cerita orang-orang tua tentang sosok
Andi Ramang, pemain timnas Indonesia tahun 1950-an bernomor punggung sembilan.
Andi Ramang dikenal luas dengan sebutan Ramang dan mendapatkan gelar Macan
Asia. Memperingati 25 tahun meninggalnya Ramang, website FIFA menerbitkan
artikel khusus dan memasang foto hitam-putih Ramang di halaman depannya.
Kadang-kadang
saya juga mendengar ungkapan, ‘toa mi Ramang’ yang baru saya pahami betul
setelah mendengarkan cerita kejayaan dan tendangan salto Ramang yang tak kalah
dari tendangan si kutu loncat Lionel Messi.
Diceritakan
Ramang membawa tim PSM mencapai puncak di era Perserikatan dan didaulat
memperkuat timnas Indonesia. Bersama Ramang, Indonesia menang atas RRC dengan 2-0 di
Jakarta. Kedua gol itu lahir dari kaki Ramang, satu di antaranya tembakan salto
dan terjadi di Kejuaraan Dunia di Swedia 1958.
Laga paling menakjubkan terjadi di Olimpiade Melbourne pada tahun 1956.
Indonesia berhasil menahan Uni-Soviet di angka 0-0. Sebuah prestasi yang sangat
luar biasa. Jejeran pertandingan inilah yang mengangkat nama sepakbola
Indonesia di kancah internasional.
Mengetahui sepakbola Indonesia, khususnya Makassar
pernah mencapai prestasi luar biasa, saya sangat tertarik bergabung dalam tim
produksi film dokumenter Ramang. Adalah produser Ichwan Persada yang mengajak
saya bergabung. Pada 11 November 2012 lalu, bersama Nunuk Anwar (co-producer),
Ai Wajdi, dan Saddam (tim dokumentasi riset) saya menelusuri kembali jejak
kehidupan Ramang, langsung di tempat kelahirannya, Sumpang Binangae, Barru,
Sulawesi-Selatan.
Riset ini menjadi sangat menarik lantaran kami
ditemani langsung oleh putra legenda Ramang, Anwar Ramang yang pemain dan
pelatih tim sepakbola mengikuti jejak ayahnya. Sayang, sementara ini saya belum
bisa menyertakan foto-foto lengkap terkait perjalanan kami.
Tepat pukul 1 siang, tim riset berangkat ke Barru
menelusuri 102 kilometer ke arah utara Makassar. Sepanjang perjalanan, bapak
Anwar Ramang ditemani istri banyak melontarkan joke sepakbola dan politik yang menyusupinya. Anwar Ramang sendiri
sudah ringkih, kira-kira usianya sudah 50-an. Sambil bercerita, dia melahap
cemilan kripik kentang berbungkus-bungkus. Kami tiba di Sumpang Binangae pukul
4 sore.
Mobil yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah
bangunan permanen dua lantai. Bangunan ini sama persis dengan tiga bangunan di
sekitarnya. Tampak seperti model rumah toko tahun era 90-an. Sebelum berbentuk
bangunan permanen, di daerah tersebut hanya ada jejeran rumah panggung. Di sana
kami disambut kerabat Anwar Ramang yang dulunya tumbuh besar bersama Ramang. Beliau
tak banyak bercerita, sebab ingatan dan kemampuan bertuturnya telah berkurang. Cerita
masa kecil Ramang banyak disampaikan saudara sepupu Anwar Ramang. (informasi
detail percakapan saya masukkan setelah rampung mentranskrip hasil wawancara).
Bersama dua kerabat Ramang, kami diantar ke sekolah
dasar tempat Ramang meniti ilmu, SD Sumpang Binangae. Menjelang riset kami
mendapatkan informasi bahwa kebanyakan sumber tertulis dan dokumentasi foto
terkait kehidupan Ramang sudah tidak ada. Barangkali ini berhubungan dengan
sejarah hidup sang legenda yang berada di garis kemiskinan, sebelum dan setelah
kiprah hebatnya di dunia sepakbola.
Di depan sekolah itu ada sebuah lapangan luas,
lapangan Sumpang Binangae. Di sanalah Ramang kecil mengasah kemampuan
sepakbolanya. Menurut cerita kerabat Ramang, dulu setelah bel istirahat
berdentang, Ramang kecil akan langsung berlari ke lapangan, menggiring bola
disusul teman-temannya. Di sore hari, Ramang melannjutkan latihan sepakbolanya
di pantai yang tak jauh dari situ. Ramang kecil senang menggiring bola di
sepanjang bibir pantai sampai matahari terbenam.
(to be continued)
Wednesday 21 November 2012
Jangan hanya TERIAK!
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
20:18
tulisan ini adalah teriakan saya suara-suara sumbang di bawah saya. saya tidak pernah merasa sedang berada di puncak. saya hanya terus melakukan apa yang saya senangi, hedonism di dunia seni. saya melakukan banyak hal yang saya senangi, dan tentu saya bisa lakukan. saya jarang sekali mengharap imbalan, kecuali di tempat tertentu yang menurut hemat saya layak diambil upahnya.
saya tidak merasa berada di tempat yang lebih tinggi dari orang lain. akan tetapi, belakangan ini begitu banyak suara sumbang yang ingin menjatuhkan saya. suara-suara kecemburuan. lolongan sakit hati. mereka pikir saya akan jatuh hanya karena diteriaki. salah besar.
'rakus'
demikian kata mereka. saya rakus karena mengerjakan banyak hal. tunggu dulu, kawan. saya hanya melakukan apa yang saya senangi dan jiwai. semua itu dalam lingkup kesenian. ya, saya menulis. ya, saya menggambar. ya, saya belajar membuat dan memanajemen film. ya, saya berteater. lantas mengapa?
dunia saya tak jauh dari pengembangan sastra. dalam film dan teater, tempat sastra bertumbuh. dalam lingkup penerbitan, tempat sastra bertumbuh. saya pikir kalian tahu fokus saya. saya sedang melakukan eksperimen-eksperimen menyangkut perluasan sastra ke dunia seni lainnya. saya rasa kalian tahu bahwa seni tidak memiliki batas.
katakan saja saya 'rakus'. teruslah berteriak. saya telah menempatkan sendiri batas tempat saya berlari-lari kecil. jika kalian menarik garis lurus ke segala penjuru, saya tidak melewati batas tersebut.
mungkin kalian cemburu, tak sanggup melakukan apa yang telah saya lakukan. jangan hanya berteriak sakit hati, tunjukkan pada saya kalian bisa. agar kalian tidak melelahkan diri sendiri. kita sama manusia. sama-sama punya isi kepala dan dimensi otak luar bisa. kita sama punya jiwa, yang akan terus tenang selama tidak dianiaya.
lakukan juga. jangan hanya teriak!
Saturday 17 November 2012
Lomba Menulis Cerpen & Cerber Femina 2012/2012
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
22:23
kembali mengadakan sayembara Mengarang/MenulisCerpen & Cerber Femina 2012/2013. Selain berkesempatan untuk memenangkan hadiah total 44 Juta rupiah, tulisan anda juga berpeluang untuk nampang di majalah femina (dan dapat komisi juga tentunya ^ ^)
Hadiah:
Sayembara Cerpen :
Pemenang I : Rp. 6.000.000
Pemenang II : Rp. 4.000.000
Pemenang III : Rp. 3.000.000
Sayembara Cerber :
Pemenang I : Rp. 15.000.000
Pemenang II : Rp. 9.000.000
Pemenang III : Rp. 7.000.000
Persyaratan umum Sayembara mengarang Cerpen & cerber Femina 2012/2013
gambar: info-lomba.com |
Pemenang I : Rp. 6.000.000
Pemenang II : Rp. 4.000.000
Pemenang III : Rp. 3.000.000
Sayembara Cerber :
Pemenang I : Rp. 15.000.000
Pemenang II : Rp. 9.000.000
Pemenang III : Rp. 7.000.000
Persyaratan umum Sayembara mengarang Cerpen & cerber Femina 2012/2013
- Peserta adalah warga negara Indonesia
- Naskah ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memenuhi kaidah EYD.
- Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya), juga bukan terjemahan atau saduran
- Dibuktikan dengan penyertaan surat pernyataan bertanda tangan diatas materai(formulir bs di download di bawah)
- Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
- Tema bebas, tapi sesuai dengan majalah femina
- Peserta hanya boleh mengirim maksimal 2 naskah terbaiknya
- Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT. Gaya Favorit Press
- Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting, tanpa mengubah isi
- Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat di femina. Penulis akan mendapat honor sesuai dengan standar femina
- Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat
- Lomba ini tertutup untuk karyawan femina group
- Naskah dikirim ke redaksi femina Jl. HR. Rasuna Said Kav B. Blok 32 - 33, Kuningan, Jakarta Selatan, 12910.
- Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi
- Font Arial ukuran 12
- Panjang naskah 6 - 8 halaman, dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 CD berisi naskah
- Naskah dilampiri formulir asli, surat pernyataan bermaterai, dan fotokopi KTP
- Pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2013
- Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2012.
- Pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada Desember 2012.
- Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi, font arial ukuran 12.
- Panjang naskah antara 40 - 50 halaman.
- Dijilid dan dikirim sebanyak 2 (dua) rangkap, disertai 1 (satu) CD berisi naskah
- Naskah dilampiri formulir asli (bisa didownload), fotocopy KTP, surat pernyataan bermaterai, dan sinopsis cerita.
- Pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerber Femina 2013.
- Naskah ditunggu selambat-lambatnya 31 Januari 2013
- Pemenang akan diumumkan di majalah femina terbit akhir Mei 2013.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pages
Labels
#7HariMenulisSuratPutus
(39)
#fiksikal
(12)
#kesukaan
(1)
#reblog
(2)
Artikel
(9)
backpacking
(1)
Bicara Teater
(2)
Cerita Pendek
(14)
cewek cewek pelpek
(4)
Findie Makassar
(1)
Gambar Dunia
(11)
Ilmu Sastra
(1)
info
(2)
Kita Memimpikan Ini
(2)
Kritik Film
(17)
My Quotes
(41)
Naskah Drama
(1)
Puisi
(22)
sajak
(2)
Screening Film
(2)
Terpotong
(7)
Ujaran
(64)
Popular Posts
-
Sebuah film memiliki daya magis yang sangat memikat jika digarap sendiri oleh penulisnya. Cerita sebagai landasan utama, tolak ukur, jabang ...
-
Mungkin jikalau saja kita (umat manusia) mau berfikir tentang hal-hal kecil yang mungkin dianggap remeh yang ada di sekitar kita, maka Insya...
-
Judul Film : Cinta/mati Sutradara : Ody C. Harahap Penulis Naskah : Ody C. Harahap, Akbar Maraputra Produser ...
-
Dear Erika, How are you? We haven't meet again since when? Oh yeah, a year after junior high school graduate, right? Look at yo...
-
Judul Film : Mika Sutradara : Lasja Fauzia Susatyo Penulis Naskah : Indra Herlambang Produser : ...