Sunday 15 September 2013

Cinta/Mati, Kemasan Sederhana yang Kaya Isi


Judul Film          : Cinta/mati
Sutradara           : Ody C. Harahap
Penulis Naskah  : Ody C. Harahap, Akbar Maraputra
Produser            : Ody C. Harahap
Cast                   : Vino G. Bastian, Astrid Tiar
Produksi            : Shooting Star (2013)
Tanggal Rilis      : Indonesia, 29 Agustus 2013
Durasi               : 95 menit

Datang kosong! Simpan di sudut otak tak terjangkau pengetahuan film Indonesia kamu saat berniat menonton Cinta/Mati di bioskop. Kesampingkan pula pilihan-pilihan kamu mengenai moralitas, konsep-konsep ideal tentang kehidupan, dan doktrin agama.  Sebab sutradaranya, Ody C Harahap tidak berniat membicarakan semua itu dengan serius. Sumpah!

Ketika konsep bunuh diri dituding sebagai jalan sesat, Cinta/Mati ingin bilang, “Why so serious?”. Kasus bunuh diri tergolong besar di negara-negara berkembang dan berpenduduk banyak, utamanya di benua Asia. Di kalangan musisi, bunuh diri menjadi jalan cerah untuk menjadi legend. Dan buat perempuan, tak sedikit bunuh diri disebabkan masalah cinta. Jaya (Vino G. Bastian) diam-diam ingin seperti Kurt Cobain dan Acid (Astrid Tiar) didera permasalahan kompleks dan cinta yang buntu berniat ingin bunuh diri. Maka keduanya saling membantu.




Baru juga bertemu, Jaya dan Acid terlibat hubungan absurd antara ‘teman’ atau ‘musuh’. Mereka mempersoalkan banyak hal dalam satu malam sembari saling membantu untuk bunuh diri. Bunuh diri kok jadi mainan? Tidak sekonyol itu. Tapi juga tidak seserius itu. Kedua rasa ini, konyol dan serius tumpang tindih di tiap scene. Kadang penonton tertawa sambil merenung, kadang pula dibuat merenung panjang hingga melewatkan scene konyol selanjutnya. Yah, menurut mas Ody, Cinta/Mati memang diniatkan untuk ‘black comedy’. Rasanya seperti menonton kisah satu waktu karya-karya Richard Linklater yang dibumbui humor-humor gelap, dialog-dialog satir, dan jibunan kritik sosial. Di Cinta/Mati kamu akan menyaksikan culasnya para pengemis anak-anak di Indonesia dan profesionalitas PSK yang mengembalikan setengah uang jasanya karena belum sampai setengah permainan. Duh!




Film dengan cast minim dan lokasi yang itu-itu saja memang harus cerewet. Jika mungkin banyak film serupa yang ‘berceramah’ lewat dialognya secara terang-terangan, kita justru menemukan Jaya dan Acid membicarakan nilai-nilai kebaikan saat sedang bertengkar. Kebalikan dari struktur kehidupan ideal yang mengatakan orang-orang baik berada di lingkungan yang baik, Cinta/Mati menunjukkan kebaikan-kebaikan yang tumbuh lebih manusiawi dalam diri dua manusia yang berjuang untuk bunuh diri. Moralitas dan amoral pun jadi tumpang tindih. Jangan sampai bingung!

Apa benar kesetiaan tidak instan? Belum tentu. Duet maut Vino G. Bastian dan Astrid Tiar berhasil menunjukkan hubungan super sensitif yang terjalin singkat (hanya satu malam) dan cara penulis naskah mengatur ritme dari babak ke babak mengesankan tumbuh riuh yang natural.

Mungkin tak begitu sulit bagi sutradara untuk menggabungkan unsur-unsur yang terdapat dalam ‘Punk in Love’ (2009) dan ‘Bangsal 13’ (2004) dalam ramuan ‘black comedy’. Ada rasa dari nada-nada minor, ada warna rasa ‘Selamanya’(2007) dalam Cinta/Mati. Bukankah ini seperti menyatakan bahwa cinta tak melulu tentang rasa manis?  

Kunci menulis review Cinta/Mati, ‘jangan membocorkan punch cerita’ karena inilah alasan terkuat mengapa film ini saya anggap berbeda dari sekian banyak karya mas Ody. Keputusan sutradara membuat akhir yang tidak menyelesaikan, juga saya anggap pilihan cerdas. Sama cerdasnya dengan tidak mengganti adegan yang dapat disorot lembaga sensor dengan keras. Namun orang-orang di lembaga sensor pun tak kalah cerdas, mereka memilih melekatkan rate ‘17+’ ketimbang mememotong adegan dan dialog berani yang menjadi jiwa Cinta/Mati.




Di balik konsep film yang berbeda, ada catatan untuk pembuat film indie. Cinta/Mati dibuat dengan konsep ‘GerilyaFilmmaking’. Konsep ini memungkinkan semua kru dapat terlibat dalam layar kaca dan juga menanam saham sehingga Cinta/Mati jadi milik bersama. Catatan lainnya, konsep film ini minimalis sehingga jika ditakar-takar, semua filmmaker dapat membuat film serupa. Namun ingat, isi jangan sesederhana kemasaannya. Seperti Cinta/Mati yang kaya dari dalam.

2 komentar:

Unknown

blog nya keren gan...terus menulis

Rezkiyah Saleh Tjako

@fakhrul
makasih, gan.
saya takkan berhenti menulis!

#eh

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger