Surat yang aku buat ini bukan tentang siapa meninggalkan siapa, bukan tentang siapa menyakiti siapa..
Ini hanya tentang setitik rasa, harap dan mimpi yang pernah ada.
Aku bukan yang berani, aku bukan yang percaya..
Tapi kata-katamu ajaib.. “kita buat waktu yang singkat ini jadi 1 cerita indah”
Sayang, waktunya tidak sesingkat yang kita bayangkan.
Aku bingung harus sedih atau bahagia dengan 1095 hari yang Tuhan berikan.
Entahlah, aku hanya merasa jadi punya terlalu banyak waktu untuk berharap ini selamanya..
Apa yang salah dengan kita?
Yang pernah begitu kuat menentang 1000 'mereka'
Lalu akhirnya jatuh terpuruk karna 1 'mereka' yang lain..
Sayang..
Kalo sedari awal kita sudah menyebut Tuhan dengan sebutan yang cara berbeda, maaf jika baru saat ini aku tertunduk pasrah dan menjatuhkan lebih banyak air mata..
Kalau dari awal aku tau semua akan sulit, maaf jika aku sempat terlalu semangat merencanakan semua..
Entah siapa di antara kita yang paling kecewa..
Entah siapa dari kita yang paling terluka..
Tapi..
Aku tidak sedikitpun menyalahkan Tuhan, yang mengambil sesuatu yang begitu aku ingini.
Aku tidak juga menyalahkan takdir yang telah membolak-balikkan hati..
Jika aku akhirnya menyerah, jika aku akhirnya melepas 'kita' bukan karna aku berhenti di sini, melainkan karna aku ingin melanjutkan semua.
Aku bukan yang berani, aku bukan yang percaya..
Tapi kata-katamu ajaib.. “kita buat waktu yang singkat ini jadi 1 cerita indah”
Sayang, waktunya tidak sesingkat yang kita bayangkan.
Aku bingung harus sedih atau bahagia dengan 1095 hari yang Tuhan berikan.
Entahlah, aku hanya merasa jadi punya terlalu banyak waktu untuk berharap ini selamanya..
Apa yang salah dengan kita?
Yang pernah begitu kuat menentang 1000 'mereka'
Lalu akhirnya jatuh terpuruk karna 1 'mereka' yang lain..
Sayang..
Kalo sedari awal kita sudah menyebut Tuhan dengan sebutan yang cara berbeda, maaf jika baru saat ini aku tertunduk pasrah dan menjatuhkan lebih banyak air mata..
Kalau dari awal aku tau semua akan sulit, maaf jika aku sempat terlalu semangat merencanakan semua..
Entah siapa di antara kita yang paling kecewa..
Entah siapa dari kita yang paling terluka..
Tapi..
Aku tidak sedikitpun menyalahkan Tuhan, yang mengambil sesuatu yang begitu aku ingini.
Aku tidak juga menyalahkan takdir yang telah membolak-balikkan hati..
Jika aku akhirnya menyerah, jika aku akhirnya melepas 'kita' bukan karna aku berhenti di sini, melainkan karna aku ingin melanjutkan semua.
Kita harus bahagia kan???
Dan tanganku terlalu kecil untuk dapat melakukan segala apa yang membuatmu merasakan itu..
Selain menjagamu, menuntunmu, menggenggammu, aku hanya mampu memelukmu lebih erat. Itu saja.
Selain menjagamu, menuntunmu, menggenggammu, aku hanya mampu memelukmu lebih erat. Itu saja.
Sayang..
Semoga kamu tidak lupa pesan yang aku bisikkan di antara dekap dan
rindu diakhir pertemuan kita malam itu. Malam ketika kita mulai
menghitung mundur ke-tidak-akan-ada-an kamu di sini, di kota ini..
Meski ada yang aku rasa hilang, meski ada yang aku rasa berdetak lebih cepat, tapi 'jangan pergi' adalah kata yang tidak akan pernah kamu dengar malam itu..
Sesuatu yang lambat aku sadari, kamu adalah satu dari sekian yang datang untuk pergi..
Sayang..
surat ini bukan untuk membukukan luka,,
jika nanti sempat membacanya, kamu perlu tau seperti inilah yang aku sebut mengorbankan bahagia demi bahagia yg lain..
Maaf karna sebelum pergi aku diam-diam menitipkan 'separuh rasa' di pundakmu.
Maka bahagialah disana, setidaknya demi aku!
Maka bahagialah disana, setidaknya demi aku!
@paramithawidy
0 komentar:
Post a Comment