Thursday 31 October 2013

I Wanna Be...

ini mungkin pencapaian tergendut tubuhku. sebenarnya belum bisa dibilang gendut sih, chubby kali yak... heran baru kali ini saya peduli bentuk tubuh? there are too many things I don't say. Dulu, berat badanku selalu kujaga di kisaran 41-43kg. sekarang sudah 47! lemak di perut gila-gilaan. belakangan ini di panti kolektif saya selalu masak sih. dan saya tipe koki yang doyan masak makanan sendiri. jadi gendutlah! hahha

kalau begitu mari kita pemanasan... dengan I Wanna Be Yours - Arctic Monkeys... sebelum membakar kalori dengan alat olahraga punya mama si Arta Kantata. (bunyinya berderik-derik genit).


I wanna be your vacuum cleaner
Breathing in your dust
I wanna be your Ford Cortina
I won't ever rust
If you like your coffee hot
Let me be your coffee pot
You call the shots babe
I just wanna be yours

Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours
I wanna be yours, I wanna be yours
Wanna be yours, wanna be yours, wanna be yours

Let me be your 'leccy meter and I'll never run out
And let me be the portable heater that you'll get cold without
I wanna be your setting lotion (I wanna be)
Hold your hair in deep devotion (How deep?)
At least as deep as the Pacific Ocean
I wanna be yours

Secrets I have held in my heart
Are harder to hide than I thought
Maybe I just wanna be yours
I wanna be yours, I wanna be yours
Wanna be yours, wanna be yours, wanna be yours
Wanna be yours, wanna be yours, wanna be yours...

I wanna be your vacuum cleaner
Breathing in your dust
I wanna be your Ford Cortina
I won't ever rust
I just wanna be yours
I just wanna be yours
I just wanna be yours

Saturday 19 October 2013

Surat Kaleng (bagian 2)

saya baru saja menciptakan momen, ehm.. salah satu yang paling absurd dalam hidup saya.
lalu muncullah kalimat ini, serta merta:

"seperti linggis dicocok ke hidungmu, taik!"
sedetik kemudian kami tertawa konyol. bisa-bisanya ada kejadian begitu. tapi kami ingat tuhan dan bilang begini,

"sekarang kita jadi ngerti beda keduanya, kan?"
hahhaha. 


ya, sekonyol inilah hidup saya dengannya kini. banyak sekali yang berubah dari pribadi kami masing-masing. dari belajar-belajar, jadi jago. dari jago, hingga lupa. kami tuang-menuang ilmu dan kesalahan.

komputer masih menyala waktu itu, desain buku kami jadi seperti wahana narsisime yang bakal disangka karya keren. yep, unperfect things live longer by ruction or curses. beberapa jam sebelumnya, saya menceritakanmu kepada teman saya, teman serumah ini. dia datang dengan tubuh kusut, mata mau loncat keluar lantaran seharian berkendaraan dan ketemu mantan tadi siang.

saya cerita tentang kamu, dia kaget. lalu bibirnya seperti mau jatuh, ada kalimat berat di ujungnya. tidak sampai dikeluarkan, sih. di ruang tamu, dia menatapku. mungkin heran sepandai ini aku menyembunyikanmu darinya.

ah, sudahlah. mungkin momen absurd yang kami lalui tadi ada penanda bahwa semua yang kurasa tertinggal ini, ada sebab kamu tak pernah memberikan jawaban yang cukup atas semua gelisahku.

long live!

Friday 18 October 2013

Surat Kaleng (bagian 1)

terhitung tahun aku lebih sering terjaga ketimbang tidur. malam demikian lengang di sini, persis rumahku yang berada di pinggir kota. alasan utama kenapa aku menenggelamkan diri dalam insomnia karena lengang ini. bikin fokus. aku sulit berpikir dan menuliskan ideku di siang hari. terik, bising, dehidrasi, debu, semuanya membuatku muak.

Mind Trash 02

Pokoknya aku tidak mau menjadikan hal-hal berikut sebagai tujuan hidup:

- jalan-jalan ke luar kota, ke luar negeri ala elit dan merasa sudah sukses
- punya gadget segala canggih tapi nd tau mau diapakan selain candu pada i-net, media sosial, sampai pamer dan sombong setinggi gunung
- punya pakaian branded, mahal, up to date dan merasa jauh berbeda dengan orang lain, sampai pandai menilai dan memilah-milih teman hanya karena bungkusannya berbeda
- sudah naik haji, pandai mengaji, berhijab, dan bla...bla...bla... sampai juga jadi pandai menilai dosa tidaknya orang lain.
- aku taunya mencari uang, membeli, menggunakan, rusak lalu beli lagi dan merasa sudah jago, sampai pemikiran 'creating creatively'ku menguap entah ke mana
- baca majalan standar internasional sampai aku melupakan buku-buku dan bacaan negeri sendiri yang sarat pelajaran hidup....

Tujuan hidupku adalah menjadi diriku. Melakukan semua yang tentang aku, tidak dipaksa-paksa, tidak karena takut. Tujuan hidupku adalah menjadi ikhlas. Tujuan hidupku adalah mati dengan tenang, tanpa utang bagi dunia. Tujuan hidupku adalah tidak terkontaminasi doktrin-doktrin dunia modern karena alasan peradaban berkemasan bagus tapi intinya tidak ada. 

Aku telah memulai hidup seperti ini dan akan berlangsung sampai mati:
- jalan-jalan ke mana saja, sesuka hati, dengan sederhana agar lebih dekat dengan manusia, lingkungan, dapat berkarya, dan semakin sadar hakekat.
- menggunakan teknologi secukupku, seperluku. semua gadget terbeli atas asas 'form follow function'
- berpakaian seperluku, secukupku, sesuai tempat, agar tidak membuatku berbeda dengan sesama.
- semua pencapaian ibadahku, hanya aku dan Tuhanku yang tahu. Tak perlu dipamer, tak perlu semanusia pun kuberitahu. misalnya pakai 'Hajja' di depan namaku. Taik, memangnya kalau sudah ke tanah suci terus bisa memutuskan diri sendiri kalau aku sudah haji? hahhaha, konyol!
- segala sesuatu yang kumiliki harus memberi makan untuk diriku dan sesamaku.
- tidak akan jauh dari produk budaya, bacaan-bacaan bermanfaat, walaupun sudah basi. sebab mereka yang terlahir lebih dulu, mengetahui lebih banyak.

I don't wanna controlled by century and I will create the next century. 

Hebatnya Indonesia

Well, dikatakan bahwa rokok mengandung sekisar 2000 zat racun di tiap batangnya. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya, sama dengan bahan yang terdapat dalam cairan pembersih lantai, buangan gas emisi, dan bla...bla...bla. Merokok dapat memicu datangnya penyakit. Tapi rokok ini lebih laris dari teh gelas di Indonesia. Devisa negara banyak bergantung dari barang adiktif ini. Lalu apa tindakan pemerintah?

Melawak!!

Sunday 22 September 2013

Mind Trash 01


Well, this posting is just my mind trash. No need to share. And I don’t mean to bother you, the nocturno.

Saya dari dulu, dari kecil tidak pernah suka dijadikan pemimpin. Alasannya, saya tahu batasan diri saya, tempramen, dan egoisme saya yang menuntut perfeksionitas atas segala hal. Yah, once I got to lead, everyone shall follow me.

Saya juga orangnya tidak sabaran dan lekas tanggap. Kalau orang yang saya percaya melakukan sesuatu, lantas saya melihat ada tanda-tanda akan tidak selesai dengan baik, saya akan segera ambil alih, kalau saya mampu.

Saya melihat segala hal sebagai tantangan, apapun yang bersifat nyaris mustahil saya tanggapi dengan pikiran positif, bahwa selemah apa manusia diciptakan sampai tantangan yang tidak mustahil saja harus diabaikan.

Sunday 15 September 2013

Cinta/Mati, Kemasan Sederhana yang Kaya Isi


Judul Film          : Cinta/mati
Sutradara           : Ody C. Harahap
Penulis Naskah  : Ody C. Harahap, Akbar Maraputra
Produser            : Ody C. Harahap
Cast                   : Vino G. Bastian, Astrid Tiar
Produksi            : Shooting Star (2013)
Tanggal Rilis      : Indonesia, 29 Agustus 2013
Durasi               : 95 menit

Datang kosong! Simpan di sudut otak tak terjangkau pengetahuan film Indonesia kamu saat berniat menonton Cinta/Mati di bioskop. Kesampingkan pula pilihan-pilihan kamu mengenai moralitas, konsep-konsep ideal tentang kehidupan, dan doktrin agama.  Sebab sutradaranya, Ody C Harahap tidak berniat membicarakan semua itu dengan serius. Sumpah!

Ketika konsep bunuh diri dituding sebagai jalan sesat, Cinta/Mati ingin bilang, “Why so serious?”. Kasus bunuh diri tergolong besar di negara-negara berkembang dan berpenduduk banyak, utamanya di benua Asia. Di kalangan musisi, bunuh diri menjadi jalan cerah untuk menjadi legend. Dan buat perempuan, tak sedikit bunuh diri disebabkan masalah cinta. Jaya (Vino G. Bastian) diam-diam ingin seperti Kurt Cobain dan Acid (Astrid Tiar) didera permasalahan kompleks dan cinta yang buntu berniat ingin bunuh diri. Maka keduanya saling membantu.


Wednesday 24 July 2013

Cult Film

Jangan sekali-kali menerjemahkan secara etimologi kata 'cult' di sini, karena cult film sejatinya memiliki pengertian yang sangat luas. ada juga yang menghubung-hubungkan 'cult' dengan 'culture'. secara pribadi, saya setuju dengan pendapat ini.

film menjadi 'cult' jika berpengaruh. pengaruhnya, berdasarkan catatan sejarah memang berdampak pada kebudayaan, kebiasaan, atau subculture dalam masyarakat. cult film juga bisa dikatakan inspiratif. banyak film cult klasik yang menginspirasi film-film selanjutnya, meskipun tidak seberhasil film cult asal. misalnya, 'The Sorcerer's Apprentice yang keluar di tahun 2010. Film ini terinspirasi dari omnibus Fantasia (Disney, 1940). Salah satu segmennya berjudul sama, diadaptasi dari puisi karya Goethe, penyair German yang mahsyur itu.


Monday 8 July 2013

Good Point for Hollywood

Terry Gilliam has never tried to hide his feelings about Hollywood. “It’s an abominable place,” he told The New York Times in 2005. “If there was an Old Testamental God, he would do his job and wipe the place out. The only bad thing is that some really good restaurants would go up as well.”
One thing that bothers Gilliam about Hollywood is the pressure it exerts on filmmakers to resolve their stories into happy endings. In this interesting clip from an interview he did a few years ago with Turner Classic Movies, Gilliam makes his point by comparing the work of Steven Spielberg–perhaps the quintessential Hollywood director–with that of Stanley Kubrick, who, like Gilliam, steered clear of Hollywood and lived a life of exile in England. Kubrick refused to pander to our desire for emotional reassurance. “The great filmmakers,” says Gilliam, “make you go home and think about it.”
catatan:
1. hollywood pressure the filmmaker to make his movie has happy ending. what for? Best selling.
2. hollywood is a bad place to grow up as great filmmaker. what is a great filmmaker? the one who make you go home, worries the film, think about it.... this is why sometimes a simple film will make you feel like falling in love with it.

Tuesday 2 July 2013

TELAH TERBIT, Buku Bagi Pecinta dan Penggiat Film!

untuk yang suka menonton film,
untuk yang biasa bikin film,
untuk yang doyan me-review film,

Berisi 101 review dari 101 judul film yang beredar di seluruh dunia. Penulis melakukan kurasi ketat untuk tiap film yang dimasukkan dalam buku ini. Amores Perros, Bend It Like Bekham, Divine Intervention, Brothers, Full Frontal, Gosford Park, In The Bedroom, Indigenes, Insomnia, From Dusk Till Dawn, Lost in Translation, Milk, Laskar Pelangi, dan Untuk Rena hanyalah sekian dari 101 judul film yang dikupas berdasarkan sudut pandang Ichwan Persada. 

dapatkan bukunya langsung di @nulisbuku klik di sini 
atau lakukan pemesanan via @findiemks dan 0821.8767.9007

Monday 1 July 2013

Pulau Gaiman

Berlama-lama di sini hanya menyenangkan hati Alma, tapi tidak hatiku. Maksudku, aku senang berada di kota ini, berteman dengannya. Aku senang memberi tumpangan skuter sewaan ini padanya, lalu seperti biasa ia turun lima puluh meter lewat kuburan tua – tanpa pernah kutahu kenapa ia turun di situ – setiap hari. Tiap kota kuberi jatah paling lama tiga bulan. Satu bulan untuk mengenal kota dan kenalan sana-sini. Satu bulan untuk cari gara-gara, maksudku melakukan apa yang bisa kulakukan di sana. Sisanya memikirkan destinasi berikutnya.

Alma tentu senang jika kutunda kepergianku barang satu atau dua bulan. Dari gerak-geriknya, mungkin dia sedang jatuh cinta padaku. Ia tak pernah terlambat membawakanku sarapan pagi. Kamar sewaannya tepat di samping kamarku. Dia senang memasak dan lebih senang jika masakannya dinikmati sampai habis. Aku satu-satunya orang, katanya, yang selalu menghabiskan masakannya.

Agar ia tidak begitu kecewa, sebaiknya kuberikan hadiah perpisahan. Seperti kota lainnya, aku tak pernah berjanji pada siapapun di sana bahwa aku segera kembali. Aku tidak suka pulang pergi. Aku suka terus berjalan, ke manapun asalkan aku tidak berhenti. Hidupku bukan untuk menetap, kurasa. Hmm... sebaiknya aku memberi Alma, sebuah Almari.

Thursday 27 June 2013

Kekuatan Semiotika, Story-telling dan Art of Revenge dalam 'Pieta' (Kim Ki Duk, 2012)

Dibuka dengan adegan-adegan di kamar tidur karakter utama disampaikan dengan lugas, sebagai introduksi slasher ini jadi tidak begitu mengerikan, malah terkesan kuat mewakili karakter utama yang kejam dan misterius. Belumlah film bergulir lama, adegan mimpi basah, darah, dan usus binatang sudah diperlihatkan. Tempo yang lambat membuat elemen-elemen dalam film tidak begitu mengerikan.

Sehari-hari Gang-Do (Jeong-Jin Lee), sang tokoh utama bergerilya di distrik industri yang tampak kumuh, ia menagih utang dari lapak ke lapak kecil dengan caranya yang 'menyenangkan'. Ia tinggal meminta nasabahnya memilih 'bayar dengan uang' atau 'dengan anggota tubuh' sekarang juga. Alangkah cerdas Ki Duk menghadirkan set distrik yang rongsok, gelap, dan dingin. Seolah tokoh utama memang terlahir untuk menduduki wilayah itu. Semua department artistik tidak ada pemborosan. Dalam lapak-lapak itulah si tokoh utama beraksi, mengeluarkan darah, memotong tangan, hingga mempermainkan istri orang tanpa merasa bersalah. Dan para nasabah yang terlanjut berurusan dengan orang sakit itu pun tak punya pilihan selain berkorban.


Monday 20 May 2013

PSIKOLOGI SOSIAL DALAM PENELITIAN KARYA SASTRA


Psikologi dan sastra erat kaitannya. Psikologi mempelajari gejala-gejala psikis hingga perilaku individu dalam masyarakat atau sebaliknya. Sementara sastra sebagai salah satu ilmu yang memiliki hubungan makro terluar, dapat dihibungkan dengan semua ilmu pengetahuan lainnya mewujudkan psikologi sebagai karakteristik tokoh-tokoh rekaan. Meskipun tokoh-tokoh tersebut fiktis, karya sastra disusun logis dan tidak semata imajinasi, sehingga mampu dijangkau disiplin-disiplin ilmu psikologi

Sigmun Freud merupakan tokoh psikologi pertama yang menghubungkan psikologi, seni, dan sastra.  Ia mempelajari riwayat dan cara hidup para seniman dan sastrawan besar dan berusaha mencari hubungan signifikan antara riwayat hiduo dan karya-karya mereka. Dari sini berkembanglah strukturalisme genetik yang melihat karya sastra dipengaruhi oleh latar belakang penulisnya dan psikoanalisis yang dapat digunakan menganalisa karakter-karakter dalam sebuah karya sastra prosais.



Psikologi Personalitas

Psikologi personalitas menitikberatkan penelitian pada individu dan jati dirinya. Freud, Jung, dan Lacan  sebagai tokoh untuk psikoanalisa. Psikologi behaviorisme mengikuti paham B.F. Skinner dan John B. Watson. Dan psikologi humanistik bertolak pada teori-teori Abraham Maslow dan Carl Rogers.

Dalam meneliti karakterologi, psikoanalisa dipergunakan untuk orang-orang yang 'tidak normal', orang-orang yang memiliki penyakit atau kelainan mental. 

Psikologi behaviorisme menunjukkan bahwa manusia selamanya bergantung dan mengondisikan diri dengan lingkungan tempatnya hidup, seperti hewan yang berevolusi mengikuti kondisi tempatnya tinggal. 

Sedangkan psikologi humanistik diarahakan kepada 'orang-orang normal' dalam tatanan dan aturan yang ideal, tidak ada penyimpangan atau kelainan. Melainkan individu ini terus berusaha melakukan hal-hal demi mencapai hasil maksimal atau aktualisasi diri. 


tiga alasan utama posisi psikologi dalam sastra:

1. psikologi digunakan untuk meneliti dan memahami perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra. Langsung atau tidak, perilaku dan  motivasi para tokoh dalam karya sastra juga ada dalam kehidupan sehari-hari

2. untuk mengetahui perilaku dan motivasi pengarang menyusun karyanya.

3. untuk mengetahui reaksi psikologis masyarakat setelah membaca karya-karya sastra.

Sunday 19 May 2013

Dunia Ilusi Sempurna Bernama Kampus

Saat masih mahasiswa baru, saya telah mendengar banyak mahasiswa yang telat sarjana atas alasan-alasan yang saya ketahui sebatas cerita orang. kebanyakan bersifat prinsipil. Ada yang bilang, orang cepat sarjana berarti menyerap ilmu terburu-buru.

Sekarang yang malah melihat fenomena lain. Cepat atau lambat fenomena ini tampaknya patut disadari mahasiswa 'tua' sebab ini tergolong purba. saya melihat ada 'kekalahan' dalam diri mahasiswa-mahasiswa yang telat sarjana dan setiap hari bergerilya di kampus mengurusi mahasiswa junior dengan bebagai nasehat dan kuliah informal.

'mendapatkan pengakuan' adalah salah satu kebutuhan paling dasar setiap manusia. individu yang mendapatkan pengakuan di satu tempat oleh orang-orang yang tinggal di tempat itu cenderung bertahan lama di sana. para mahasiswa itu bertahan lama di kampus sebab mendapatkan pengakuan dari orang-orang di kampus. entah itu di unit kegiatannya ataupun dalam lingkup organisasi kampus. ada rasa 'tidak rela' meninggalkan tempat yang telah memberinya satu 'penghargaan' atas apa yang ia miliki.

menurut sebagian orang, kampus adalah tempat di mana kita dapat memperoleh segalanya. kampus bukan semata tempat belajar. di sana tumbuh dan berdiam berbagai aspek yang dibutuhkan manusia. ranah sosial, ranah belajar, ranah berbelanja, ranah memperoleh jaringan. mereka yang bertahan lama di kampus (padahal bisa saja meninggalkan kampus dengan kemampuan otaknya) tak ingin lepas dari semua kenikmatan ini. hedonisme.

tak ada mahasiswa yang bodoh. ini teori yang benar-benar terbukti. semua manusia yang berhasil mencapai jenjang pendidikan ini tidak bodoh. 'kebodohan' bukan alasan mereka bertahan di kampus. melainkan yang bersangkutan sebenarnya belum siap 'bertarung' di dunia luar kampus. kebanyakan orang menyebutnya dunia kerja.

ia yang bertahan di kampus cenderung 'takut' tidak mendapatkan pengakuan dan tempat 'berterima' seperti kampus. di kampus, banyak orang berpemikiran cerdas yang memiliki 'pengikut'. salah satu kebahagiaan manusia timbul dari 'rasa pengakuan' manusia lain terhadapnya. ini normal.

namun manusia sebenarnya adalah yang berani bertaruh di ruang yang lebih luas dengan beragam problema. orang-orang seperti ini yang akan bertahan hidup di mana saja. kampus adalah ilusi sempurna, membuai penghuninya dengan tawaran ada segalanya.

saya angkat tangan kepada mereka yang memiliki ranah pengakuan lain di luar kampus. mereka manusia-manusia pemberani dan realistis. ya, sebab tak selamanya kita akan hidup di kampus (kecuali kamu mau bekerja sebagai dosen). masa pendidikan sekarang paling lama sembilan tahun di kampus. sebagai manusia berakal, tentu kita memanfaatkan kampus sebagai tempat beroleh ilmu dan jaringan yang luas demi mengahadapi kehidupan sebenarnya di luar sana. 

siapa di antara kamu yang berani keluar dari zona nyamanmu?

Thursday 16 May 2013

Friends, I just Can't Handle You

Hilang masalah kehidupan pribadi dengan lawan jenis, masalah pertemanan melanda.
Entahlah apa yang mereka pikirkan akan saya. Saya sudah jauh-jauh hari menjelaskan alasan-alasan saya memilih cara hidup saya.

Apa yang kalian jalani dan pikirkan tak cocok diterapkan dalam kehidupan saya. Saya pikir kalian dapat mengerti saya. Mengapa saya ingin dimengerti oleh kalian? Ya, karena kalian teman saya. Saya tentu takkan ingin dimengerti oleh musuh saya.

Saya pikir kalian telah mengerti, tak tahunya masih sama dengan yang dulu. Bahwa apa yang saya lakukan dan semua pencapaian saya selama ini hanyalah kegagalan dan cara yang salah, menurut persepsi kalian. Saya menangkap cerminan sikap ini dari cara kalian memperlakukan saya dan bahwa kedekatan kita semakin hari semakin hilang. Bahwa ada kenyataan setiap kali saya memikirkan kalian, kalian sebenarnya tidak sedang memikirkan saya. Ini rasanya seperti cinta bertepuk sebelah tangan.

Saya tidur di lantai, kalian tidur di hotel
Saya makan dengan nasi + telur, kalian makan pizza
Saya mengenakan pakaian murahan, kalian mengenakan pakaian dari Mall
Saya menghabiskan uang secukupnya dalam sebulan, kalian menghabiskan yang lebih dari cukup
Saat saya tertawa, kalian biasa-biasa saja.
Saat saya patah hati, kalian tak ingin mendengarkan

Saya memilih hidup sederhana dengan semua pilihan paling mudah didapatkan. Saya tidak memiliki dan menyukai apa yang kalian punyai dan sukai. Kita terang berbeda.

Saya bosan dihakimi atas hal-hal yang menurut kalian tidak baik sementara saya memikirkannya itu baik dan semua sesunggungnya berjalan baik-baik saja. Kalian seperti hakim yang melebihi Tuhan. Bahkan Tuhan sendiri tidak menghakimi saya.

Saya mulai hari ini tidak lagi ingin memikirkan kalian, tidak ingin berharap apa-apa dari kalian. Saya tidak lagi ingin mempedulikan sesiapa yang tidak mempedulikan saya. Saya ingin mengurusi sesiapa yang menganggap bahwa 'life is better if it shared'.


Monday 13 May 2013

Semakin Dewasa, Semakin Sederhana

Belakangan, jiwa makin sensitif. Mungkin karena saya perempuan dan terlanjur sudah rasa yang jelek-jeleknya dari kehidupan ini. Rasanya hampir tak ada tempat yang menyediakan rasa tenang dan damai. di rumah, di jalanan, di kampus, bahkan di mesjid sudah ada pencuri. Kalau sudah begini, praktekkan kesabaran ada gunanya.

Iya, jadi ga ada gunanya kita bersikap. Ada saja lawannya. Saya merasa semua hal didunia hanya punya satu   makna: negatif. Bla...bla...bla... bahkan kekerasan jadi semacam candu. Kita semua membunuh saudara sendiri tanpa sadar.

Ketika kepentingan diri dibela, ada saja yang merasa disakiti. Ketika kepentingan orang lain dibela, kepentingan sendiri yang tak tepenuhi. oh, tidak. Tepatnya ini kebutuhan.

Kita bersuara karena kita tahu sesuatu. kita melawan karena kita merasa terjajah. Samsara.

Bersikap apatis bagi orang-orang yang paham itu haram.

Dan ya... sekarang saya jadi mencintai hal-hal sederhana karena semua sebab ini. Saya tak lagi suka berteman dengan emosi dan cara-cara kasar. Sebab sabar membawa rasa tenang di jiwa. Ketenangan takkan membawa luka buat orang lain.

Baiknya kamu begini juga. Supaya tentram. Baiknya semua manusia ditulari energi positif dan kesabaran agar damai. 

Tapi dunia kemudian menjadi kurang indah tanpa warna hitam. Keadilan tuhan, ketenangan dunia. Seimbang.


Sunday 12 May 2013

Empat Musim Sebab Akibat

film ke-14 Kim Ki Duk

Menyenangkan mempelajari film dari akar-akarnya. Sama halnya mempelajari matematika dari rumus paling dasar ke rumus turunan yang skala kerumitannya mencapai tingkat dewa. Belajar film dengan cara ini tak hanya ampuh untuk filmmaker, tapi juga sebagai jurus terbaik bagi penikmat dan kritikus film. Sahihlah kata peribahasa yang wara-wiri di dunia pembelajaran film, ‘tak afdhal dirimu di film tanpa memahami dan menonton serial Star Wars’. Untuk film yang akan saya ceritakan selanjutnya, peribahasa di atas juga tepat disandingkan dengannya. Spring, Summer, Fall, Winter,...and Spring produksi tahun 2003 arahan Kim Ki Duk, salah satu master perfilman asal negeri sejuta boyband, Korea.


Beberapa waktu sebelumnya, dari list Top 250 IMDb, saya melihat salah satu karya absurd Kim Ki Duk yang benar-benar menginfeksi otak saya sampai sekarang, 3-Iron (2004). Film berdurasi cukup panjang yang dibuat setahun setelah Spring, Summer, Fall, Winter....and Spring ini dikemas dengan dialog super minim. Kedua tokoh utamanya tak mengucapkan sepatah katapun, tak berdialag dalam keadaan apapun, kecuali pada scene pamungkasnya. Sang tokoh utama wanita hanya berkata ‘saranghae’. Kalimat indah ini seperti seketika menghangatkan jiwa, meluluhkan semua gelisah, dan membenarkan semua dugaan yang muncul di benak kita selama film berlangsung. Menakjubkan!


3-Iron
3-Iron hanyalah kisah cinta. Kalau kita menyaksikan dan merata-rata semua kisah percintaan di negeri ini, pasti ujung-ujungnya akan menemukan ending semacam milik ‘bawang merah, bawang putih’. Sementara Kim Ki Duk mempermainkan semua keyakinan dan pengetahuan kita selama ini. Dalam kisah 3-Iron, anda dibawa menjelajah dan menyambung-nyambung sendiri dua galaksi berbeda: khayalan dan kenyataan.


3-Iron tidak menggunakan teknis membahana. Kim Ki Duk benar-benar fokus pada konsep dan cara berceritanya yang berkarakter. Treatment yang sama digunakan Ki Duk dalam Spring, Summer, Fall, Winter.... and Spring. Gambar-gambar mengalir apa adanya, perpindahan bergerak natural dan para cast yang berakting nyaman. Seperti 3-Iron, Ki Duk juga menggunakan sound secukupnya, namun bukan berarti gambar-gambar sunyi itu menjadi sepi. Jutsru ‘kesunyian’ merupakan bagian sakral dari keseluruhan konsep film yang luar biasa ini.


Monday 6 May 2013

9 Summers 10 Autumns: Perjalanan Bermusim-musim Menuju Rumah




official poster '9 Summers 10 Autumns'
Saya pernah mendengar seseorang yang telah berada di puncak kesuksesan memutuskan turun gunung suksesnya. Kemudian ia mencari gunung lain yang lebih tinggi, mendakinya hingga ke puncak. Ia turun lagi demi gunung lain yang lebih tinggi. Begitu seterusnya. Hingga tak disadarinya, ia lupa rumah, lupa pulang ke asalnya.

Di lain kesempatan, saya menyaksikan perjalanan seseorang bermusim-musim, melewati 9 musim panas dan 10 musim gugur untuk kembali ke asalnya. Adalah Bayek (panggilan keluarga Iwan Setyawan) si orang sukses itu. Tak mudah menduduki kursi direktur di sebuah perusahaan besar yang bermarkas di jantung kota New York. Mendudukinya saja sulit, apalagi untuk meninggalkannya. Kesuksesan kebanyakan berhasil membuat sebagian orang lupa kulit. Tidak demikian dengan Bayek, di puncak karirnya itu, Bayek kecil memanggilnya pulang ke Indonesia.

Di New York, entah bagaimana Bayek kecil (Shafil Hamdi Nawara) berseragam putih-merah menemui Bayek dewasa (Ihsan Taroreh). Seolah ia datang mengingatkannya tentang sesuatu. Kemudian film bergulir ke masa kecil Bayek. Ketika ia menjadi satu-satunya anak lelaki yang dididik ayahnya (Alex Komang) menjadi kuat secara mental dan fisik agar mampu menjadi penopang keluarganya jika dewasa nanti. Sementara itu Bayek kecil adalah anak lanang (anak lelaki) yang lebih suka membantu ibunya (Dewi Irawan) di dapur. 

Bayek kecil dan ketiga saudara perempuannya (Agni Pratista, Dira Sugandi, dan Ida Ayu W.P) terbilang anak-anak cerdas yang memiliki prestasi tinggi di sekolahnya. Sayang, ayah tidak menganggap peringkat satu yang berhasil diraih Bayek adalah sesuatu yang membanggakan. Ayah lebih senang jika Bayek membantunya jadi kenek, ayah adalah seorang supir angkot di Batu, Malang.



Ayah dan kelima anaknya

Sikap konvensional ayah, kesabaran ibu, dan keberanian Bayek membawanya menjadi seorang sarjana IPB cum laude dan berhasil menjadi tulang punggung keluarganya di New York. Kisah hidup Iwan Setyawan yang diangkat dari novel autobiografi ini sejak awal diniatkan sutrdaranya, Ifa Isfansyah untuk tidak menjual air mata ‘ratapan kemiskinan’ sepanjang running time.

Iwan di New York

Iwan berhasil ‘mengalahkan’ ayahnya dengan mencapai pendidikan setinggi-tingginya demi terlepas dari kemiskinan. Ia percaya (pesan ini disampaikan secara eksplisit) bahwa ketakutan tertinggi seorang manusia adalah menjadi bodoh, bukan menjadi miskin. Ayah yang memiliki latar belakang sekolah rendah beranggapan bahwa pendidikan bukanlah segalanya. Lantas, ketika Ibu dan Ayah bertengkar perihal niat Bayek melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi, Bayek bertekad untuk melangkahi semua penghalang. Pada akhirnya hati ayah luluh. Ia menjual angkot, satu-satunya sumber penghidupan keluarganya demi biaya kuliah Bayek di IPB.

Jika sebelumnya kita pernah menyaksikan cerita senada, seperti ‘Laskar Pelangi’ (Riri Riza, 2008) yang berjuang demi pendidikan melawan seluk-beluk sistem pendidikan yang buruk, Bayek justru mendapatkan tantangan luar biasa dari ayahnya. Bayek melawan sistem pemikiran orang-orang terdahulu yang skeptis akan kekuatan pendidikan.


Wednesday 17 April 2013

After This, What is Next? Catatan di Sela Post-Pro Pembuatan Teaser Dokumenter 'Pasukan Ramang'

Dalam minggu ini, editor dan pengarah sinematografi 'Pasukan Ramang' wajib menyelesaikan sample color grading untuk launching teaser 30 detik 'Pasukan Ramang'. Rencananya, tim produksi merilis satu teaser 30 detik tiap pekan menjelang launching teaser 2 menitnya. Sementara itu, saya harus memimpikan color dan mood seperti apa yang tepat untuk karya audio-visual berdurasi minim ini. Kalau saja saya sudah terbiasa dan memiliki ilmu yang lebih dari sekarang, saya tak perlu memikirkannya selama berhari-hari. 

Saya sadar, sejak pertama kali produser Ichwan Persada menemui saya selalu ketua formal komunitas Findie Makassar, project ini akan menjadi project film layar lebar pertama kami. Merasa ambisius, bolehlah di kata saya begini- saya menerima tawaran itu dengan membaca skill tiap tim Findie yang sepanjang dua tahun ini mengalami perkembangan average. Just nothing to lose. Kesempatan datang kepada kita karena memang sudah digariskan. Lalu takdir berkata, 'saatnya kalian di-upgrade'. Maybe, inilah jalannya. Ya, dengan ada tanggung jawab seperti ini, tentu tiap kami akan belajar lebih banyak. Terus, tanpa henti. Karen kami percaya bahwa filmmaking bukan sekedar tren, gaya hidup, atau penguat eksistensi. Film adalah ilmu pengetahuan dan kamu tentu takkan sanggup menghitung seberapa luas jangankuan jenis karya seni ini. 

Waktu syuting kemarin, saya sudah berpikir bahwa inilah dunia utama saya kelak, bersanding dengan kesusasteraan yang saya tekuni sejak kecil dari bacaan-bacaan kreatif yang saya temukan diam-diam. Menggeluti filmmaking pun sebenarnya saya diam-diam. Hanya mama saya yang tahu, keluarga lainnya ya.... tidak ada yang tahu. hehehe

.........................sudah mi deh. datang mi yang kutunggu. nantipi lagi...

Tuesday 16 April 2013

2 Hari Untuk 2 Menit : Kisah Dibalik Pembuatan Teaser Dokumenter “Pasukan Ramang”


FC Junior Sumpang Binangae, Barru (foto: @aiwajdi)


Jam 3 dini hari. Mobil Grand Livina hitam melaju di tengah jalanan lengang dari Makassar menuju Barru. Meski sudah menjelang subuh, namun 8 penumpang di dalamnya (termasuk supir) masih sesekali bercanda. Tak tampak rasa kantuk di antara mereka. Di tengah kerjaan itu, tiba-tiba seekor kucing melintas. Dan walau melaju dalam kecepatan normal, “kecelakaan” itu tak terhindarkan. Salah satu penumpang, Eki, memutuskan untuk turun dari mobil dan mengecek kondisi kucing yang tertabrak itu. Nafasnya masih terlihat naik turun dan diputuskan untuk menaikkannya ke mobil sembari mencari tempat yang tepat untuk menguburkannya jika memang usianya berhenti di dinihari itu.

“Kaget juga karena baru akan memulai sesuatu ternyata harus menghadapi musibah itu. Takutnya jadi pertanda buruk. Tapi karena niat baik dan kami pun tak meninggalkan kucing itu terkapar di tengah jalan, Alhamdulillah syuting teaser di Barru berjalan lancar, “ jelas Eki yang diserahi tanggung jawab membesut teaser film dokumenter panjang tentang Ramang, salah satu legenda sepakbola Indonesia paling hebat yang pernah ada.

Rezkiyah Saleh, nama lengkap Eki, perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan seni di skena Makassar itu tak pernah menyangka akan dibebani tanggung jawab seberat itu. Ia sadar betul bahwa teaser dokumenter ini tak seperti film pendek yang biasa dikerjakannya. “Dari awal Kak Ichwan (Persada– produsernya – red) sudah mengisyaratkan bahwa film dokumenter ini akan jadi produk nasional. Bahkan tak menutup kemungkinan menjelajah ke festival luar negeri. Dan teaser ini jadi perkenalan awalnya. Jujur saja, saya agak gugup tapi Kak Ichwan tak pernah berhenti memberi semangat, “ tambahnya.

Pasukan Ramang bermula dari keprihatinan. Ketika pada 26 September tahun lalu saat peringatan 25 tahun meninggalnya Ramang dan tak ada media lokal yang mengingatnya. Hingga FIFA menurunkan artikel panjang tentang legenda sepakbola itu dan buru-buru lantas dikutip oleh media lokal. Ichwan Persada tak akan pernah lupa momen itu. “Jujur saja, saya tak terlalu menyukai sepakbola, tapi momen itu menyadarkan saya untuk berbuat sesuatu. Dan teman-teman di Findie Makassar menyambut baik niat itu. Padahal waktu itu saya bahkan tak punya ide bakal dapat uang darimana untuk membiayai proyek ini. Tapi niat baik memang selalu ada jalannya, “ jelas produser film dokumenter Cerita Dari Tapal Batas itu tersenyum.

Hanya perlu 3 bulan hingga akhirnya terkumpul sejumlah biaya untuk mendanai pembuatan teaser berdurasi 2 menit. Teaser yang diniatkan sebagai alat untuk menggerakkan hati lebih banyak orang untuk mendukung proyek film dokumenter Pasukan Ramang. Ichwan dibantu oleh Firman Baso, Mohammad Machsan dan M Ruslailang Noertika sebagai Co-Executive Producer. Dan Ichwan tak tanggung-tanggung mempersiapkan teaser ini. Keseriusannya sama seperti ketika ia menggarap film layar lebar. Bedanya di sini ia bekerjasama dengan 100% tenaga lokal dari Makassar. Tentu saja ada perbedaan pola pikir dan sistem kerja.

Eki mengingat betul bagaimana teaser ini menyiapkan produksinya. “Kak Ichwan meminta paling tidak ada workshop 2-3 hari sebelum syuting, sehingga semua hal bisa dicek secara matang. Dan dia juga menuntut saya sebagai sutradara dan Andi Mattuju sebagai pengarah sinematografi untuk menyiapkan presentasi secara lengkap, sehingga semua tim tahu apa yang kami lakukan di proyek ini, “ katanya. Dan di depan seluruh tim saat workshop, Eki mengaku bahwa ini pertama kalinya ia melalui proses produksi seperti ini. “Biasanya kan maunya buru-buru syuting, padahal belum matang betul. Namun disini Kak Ichwan ingin kami semua melalui proses kerja yang semestinya.”

 Eki (sutradara) mengarahkan Iko (Foto : Ai Wajdi)


Keseriusan menyiapkan teaser ini juga terlihat dari bagaimana akhirnya diputuskan untuk menggunakan 3 kamera sekaligus : Canon 5D, 60D dan 550D. Andi Mattuju dibantu oleh Adhar Mattuju dan Saddam Syukri di departemen kamera. Yang awalnya mengagetkan hampir seluruh tim adalah ketika tahu bahwa syuting selama 2 hari itu hanya akan terwujud menjadi teaser berdurasi 2 menit. Andi yang sekaligus juga menjadi salah satu Co-Executive Producer Pasukan Ramang bisa memahami hal itu. “Semuanya kan demi kesempurnaan. Kak Ichwan meminta stock shot sebanyak mungkin sehingga teaser-nya akan terasa dinamis. Dan saya bersama teman-teman memang mengambil ratusan stock shot termasuk detil-detil gambar yang akan memperkaya susunan gambar di teaser nantinya, “ jelasnya.

Dan hari yang dinanti pun dimulai. Sabtu 13 April 2013, tim melaju ke Barru untuk mengambil gambar di Sumpang Binangae, kampung tempat Ramang menghabiskan masa kecilnya. Tim Pasukan Ramang terhitung cukup lengkap, mulai dari produser, sutradara, produser lini (Asnur SV, Restu Iman Bachtiar dan Nunuk Anwar), 3 orang penata sinematografi, perekam suara dan still fotografer (Farid Wajdi). Menurut Ichwan, tim ini terhitung cukup “mewah”. “Waktu bikin dokumenter Cerita Dari Tapal Batas, saya hanya berempat menjelajahi desa demi desa di penghujung Kalimantan. Tapi disini kami bisa syuting dengan formasi cukup lengkap, “ ujarnya.

Sesungguhnya hanya 3 adegan yang diambil di Barru namun ternyata membutuhkan waktu sehari penuh. Salah satu adegan melibatkan Bapak Arsyad, sahabat masa kecil Ramang. 2 adegan lainnya lah yang cukup merepotkan tim, karena melibatkan pertandingan sepakbola antara 2 kesebelasan anak-anak lokal. Di tengah terik matahari jam 2 siang, tim bekerja keras mengarahkan belasan pemain belia itu. “Kami baru menyadari bahwa mengambil adegan pertandingan sepakbola itu cukup sulit. Ini saja buat teaser 2 menit sudah setengah mati, bagaimana ya merekam adegan untuk film layar lebar?, “ kata Eki tertawa. Andi menimpali Eki dengan mengatakan bahwa untungnya anak-anak itu sangat kooperatif. “Mereka mau saja diminta berakting terjatuh menangkap bola, melakukan sliding dan tidak mengeluh. Jempol lah buat anak-anak Sumpang Binangae.”

Ichwan juga mengingat pengalaman lucu saat syuting di Barru. “Anak-anak itu sempat terlihat lesu ketika kami mengatur mereka untuk bermain bola demi kepentingan pengadeganan. Dan mereka bermohon-mohon agar diperbolehkan bermain sepakbola dengan bebas. Padahal sebenarnya kita memang sudah menyiapkan waktu untuk itu kok buat mereka yang juga sekaligus direkam. Dan mereka hebat-hebat ketika bermain sungguhan lho, “ paparnya.

Dan kesulitan mengarahkan pesepakbola anak-anak di Barru jadi pengalaman buat keesokan harinya ketika tim menjalani syuting hari ke-2 di Karebosi pada Minggu, 14 April 2013. Tim bisa lebih kompak dan lebih efektif bekerja. “Saya, Adhar dan Saddam sudah lebih antisipatif di Karebosi. Karena di sini cukup banyak adegan yang harus direkam. Jadi kami harus pintar-pintar mengarahkan anak-anak ini untuk bermain bola sesuai tuntutan adegan,“ kata Andi. Di lapangan Karebosi, Makassar, tak hanya merekam adegan pertandingan sepakbola, namun juga melibatkan sejumlah supporter dari PSM, Manchester United, Real Madrid dan Interisti Makassar. Juga beberapa narasumber seperti Diza Rasyid Ali (Direktur Makassar Football School yang beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah pertandingan sepakbola internasional) dan Andi Muhammad Ikhlas alias Iko (lebih dikenal sebagai music director Radio Madama dan penggiat EO) yang mewakili anak muda pecinta sepakbola. Dari Karebosi tim melanjutkan syuting ke rumah Daeng Uki, dedengkot supporter PSM, di jalan Beruang. Sayangnya memang adegan yang melibatkan Bapak Anwar Ramang, putra Ramang, tak bisa dilakukan mengingat kondisinya yang masih terbaring sakit di RS Wahidin.

Andi Mattuju (pengarah sinematografi) mengecek gambar (Foto : Ai Wajdi)


             
Dan kerja keras selama 2 hari penuh pun akhirnya berakhir. Selanjutnya akan diolah oleh Ian Sakuragi sebagai penyunting gambar. Rekaman ratusan gambar bergerak selama 2 hari akan dipadatkan menjadi 2 menit saja. “Rencananya sebelum final teaser kami rilis, akan kami keluarkan terlebih dahulu sejumlah teaser berdurasi 30 detik. Sebenarnya ini soal strategi saja, terutama agar masyarakat Indonesia makin tahu dengan proyek ini, “ jelas Ichwan.

Direncanakan teaser ini akan diluncurkan secara serentak di beberapa kota, termasuk Jakarta dan Makassar. “Kemungkinan akan mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Niatnya agar menjadi momentum bangkitnya kepedulian masyarakat akan sosok Ramang,“ tambah Ichwan.

Bagi tim teaser Pasukan Ramang, pengalaman terlibat di produksi ini menjadi pelajaran berharga. “Kami belajar mencoba menjalankan produksi dengan sistem kerja yang benar, dipersiapkan dengan baik, dan berharap semoga nanti hasilnya juga akan baik, “ jelas Eki dan Andi yang diamini rekan-rekannya yang lain.


2NE1 - It Hurts


suka lagu ini
suka musiknya
suka artwork gothic-loly yang gloomy, kesan 'cool', 'misery', dan black parade di video clipnya.

saya tidak demam k-pop. saya demam dengan girlband berkarakter ini.
2ne1 jauh dari kesan 'ucul dibuat-buat'
tiap personelnya berkarakter dan memiliki jiwa seni yang tinggi
bahkan mereka termasuk sekian dari daftar girlband besar yang ditiru" girlband lain di seluruh dunia
musik mereka kaya, karakter vokal kuat dan dewasa
dan tak perlu main 'keroyokan'.

special love to Sandara Park, 
aku dan dia sama" scorpion girl yang suka kucing loh (nda penting)
hahaha....





It Hurts (english translation)

You wear the shoes I gave you and walk along the streets with her
As if it were nothing, you kiss her
You spray the cologne I gave you and embrace her
You'll probably repeat those promises you made to me with her

It seems that we're already too late
Has our love already ended
Please at least say anything to me
We truly loved each other, can't turn back?

I'm the only one hurting tonight

Have you changed?
Am I no longer in your heart now?
When I, I think about you
It hurts, hurts, hurts so much

You look at my tears as if it were nothing
You continue to talk calmly again
You told me cruely that you couldn't deny
That you had absolutely no attachments or regrets

Are we already too late? Is our love over?
Even if it's a lie, please tell me it isn't so
I can do better now, though we can't meet again

I'm the only one in pain tonight

Have you changed?
Am I no longer in your heart now?
When I, I think about you
It hurts, hurts, hurts so much

You're no longer your old self
Because the you I loved
And the you now are so different
Are you that shocked?
I just stood and cried
Watching you become further away
No way, I can't recognize
You're not mine anymore

Did you have to change?
Can't you come back?
Did you really have to change?
Can't you come back?

Did you have to change?
Can't you come back?
Why did you have to change?
Can't you keep loving me?

Oh, is this the end?
Am I no longer in your heart now?
When I, I think about you
It hurts, hurts, hurts so much

It hurts, it hurts
It hurts, ït hurts


look at the opening lyrics! how deep they are. 

'The Message' dari Findie Makassar

poster The Message by @asnurSV
Menjelang dua tahun usianya, akhirnya Findie Makassar terasa cukup nyaman untuk memulai satu produksi film pendek. Tak banyak ekspektasi yang saya alamatkan dalam produksi kecil ini. Saya hanya ingin menjadikan Findie bukan semata komunitas haus eksistensi dan kemudian hari salah gaya karena kebanyakan ngomong tapi tak ada karya fisik. Lainnya, tim baru saya di Findie, boleh menyentuh prosedur produksi film semi-pro. 

Berangkat dari ide cerita @abeljam yang ia temukan saat kami masih sama-sama di management Rumah Ide Makassar. Ide cerita yang berhubungan dengan budaya Jepang itu kemudian dikembangkan menjadi cerita berdurasi 10 menit. Bersama-sama, kami berembuk, lalu saya tuangkan dalam skenario 3 lembar berjudul 'untitled origami'.

'anti-mainstrem' atau 'melawan pakem' sebenarnya tidak muncul di benak kami saat ingin produksi. Kami hanya menginginkan satu cerita utuh yang siap garap. Lalu skenario pun bercerita tentang seorang pemuda dari Jepang, datang ke satu kota yang asing baginya bermodalkan satu alamat yang diamanahkan ayahnya. Di tengah pencariannya, ia bertemu dengan kemagisan dan keajabian lain, semacam 'unexpected journey'. 

Film coba-coba ini didukung penuh oleh vokalis sekaligus aktor berbakat berakun twitter @artha_desu. Ia disandingkan dengan @arintontami, gadis cantik berdarah bali yang 'charming' banget di depan kamera.  Proses penggarapan, mulai dari pra hingga post produksi memakan waktu dua bulan dengan kerja santai yang boleh 'lari-lari'. Cara kerja Findie sengaja didesain dan dibiarkan sesantai mungkin demi mendapatkan jiwanya. Ya, saya tidak mau memaksa rekan-rekan saya untuk fokus pada satu hal lantaran kejar tayang atau apalah. Tiap-tiap mereka harus menemukan chemistry-nya sendiri. JIka ada yang ngadat, go away. Berarti dia terseleksi secara natural, oleh alam dan waktu. 

Findie bekerjasama dengan project scoring salah satu gitaris lokal, @asnurSV yang bernama The Eddington, Artha dan band britpop-nya @Tabasco_band dan studio rekaman @EB_Record yang bisa diadu kualitas mixingnya. Dua lagu scoring dan satu OST pun dikemas dalam film berdurasi tayang tepat 10 menit ini.

Sulit juga merekam gambar outdoor. Skenario menuntut kami harus mengambil gambar di tengah-tengah crowded, tak tanggung-tanggung, crowdednya adalah pasar sentral yang dipenuhi ribuan orang itu. Setiap harinya, kami berjibaku dengan beragam orang yang tidak terbiasa dengan kamera. Dengan kru minim, peralatan sederhana, dan skill filmmaking yang masih amatir, kami menyelesaikan scene demi scene di area pasar tersebut. Saya menyebut film ini agak ekstrim. Lokasi yang memenuhi skenario lainnya adalah hutan konservasi Bislap, Maros. 10 orang tim dan pemain The Message menelusuri bukit dan hutan sejauh kurang lebih 30km dari Makassar. Hutan tropis dialiri sungai yang pada saat itu cukup deras benar-benar menghabiskan tenaga kami. Tapi kami cukup puas dengan hasilnya.

Kami beruntung lolos seleksi #SuaraDariTimur hingga 'The Message' bisa premiere pada Pesta Film Nasional di @SAE_Institute Jakarta 30 Maret 2013 lalu. Film ini memperoleh respon yang baik dari para penontonnya di sana. Kami berharap, film ini segera menemukan waktu tepatnya untuk kamu nonton di Makassar.

cek out trailernya di sini http://www.youtube.com/watch?v=pcow-RjuySc














Tuesday 19 March 2013

Menjadi Dosen, Sastrawan, atau Filmmaker?

well, jangan suruh saya memilih satu di antara ketiganya. mereka sama pentingnya. saat-saat terakhir perkuliahan, dilema menyerang. ini gejala biasa dan wajib dialami setiap orang yang pernah kuliah dan berhasil mencapai tahan 'susun skripsi'. di masa ini, mereka bingung memilih 'akan ke mana ia melangkah selanjutnya'

antara Menikah atau Susun Skripsi
haha.. ini memang bodoh. tapi fakta. sebagian teman saya bingung, memilih menerima lamaran kekasih dengan resiko kuliah akan sempoyongan atau menyusun skripsi dulu, sarjana, kemudian menikah. keduanya sama penting. yang terjadi pada salah satu teman dekat saya adalah, dia memilih enak berpacaran, kuliah terakhir tidak dipedulikan dan masa bodoh dengan skripsi. well, dia mungkin memilih untuk mengabaikan pentingnya derajat pendidikan untuk dirinya. as long as i have love of my life.. semacam itu.

take that job or graduated with wrong  license 
kondisi ini menyerang mahasiswa-mahasiswa rajin, yang selama kuliah dituntut sambil bekerja demi bertahan hidup. biasanya mereka yang merantau jauh dari kampung halaman. atau ada juga yang di pertengahan masa kuliah merasa took wrong direction. salah arah. salah pilih jurusan. contohnya, hmm.. teman saya. dia ingin punya skill yang bisa dijadikannya profesi. seperti anak teknik arsitektur yang keluarnya jadi arsitek. tapi teman saya memilih sastra inggris. yap, you know-lah jurusan ini tidak menjanjikan profesi apapun setelah lulus. satu-satunya yang paling jelas adalah menjadi dosen. itupun, agar memperoleh rate tinggi dan mudah terangkat, harus punya sertifikat akta 4 dan lanjut kuliah S2 untuk disiplin ilmu yang sama. lalu teman saya mempelajari skill lain, desain grafis. di tengah perkuliahan, sebelum lulus, banyak tawaran bekerja sebagai desainer grafis di perusahaan-perusahaan entertainment. and then... what shall he do? 

yang di atas hanya dua dari ratusan contoh orang-orang hilang arah dan baru sadar menjelang kelulusan kuliahnya. saya sendiri masuk di golongan yang ada di judul 'dosen, sastrawan, atau filmmaker'. dari kecil orang tua saya, menyetel isi kepala saya dengan beragam ilmu dan kemuliaan menjadi seorang pengajar. itu terbawa menjadi 'cita-citaku ingin menjadi guru'. seiring waktu berjalan, saya mempelajari bahwa menjadi pengajar itu monoton. anda akan diberi jadual tetap mengajar selama seminggu, ruang kelas yang boring, mahasiswa-mahasiswa yang boring, dan sederet kurikulum pendidikian negara yang juga boring. i'm sick of this.

later, sembari orang tua menyuplai asupan otak saya dengan beragam ilmu, secara pribadi saya tertarik dengan seni kebahasaan, kesusasteraan. tak tanggung-tanggung, dalam menulis saya mencari inspirasi dengan cara-cara vulgar, investigasi, 'acting di masyarakat' dan beragam cara penyamaran menjadi siapa saja demi mendapatkan karakter tokoh karangan yang sempurna. alhasil, ini sebenarnya yang membuat orang-orang mengetahui sedikit tentang nama saya yang mengalami banyak perubahan nama pena.

lalu, di perkuliahan, demi melebarkan jangkauan sastra, saya mencoba memasuki dunia penulisan skenario. menyenangkan. dan semua surga kesenian yang ditawarkan, saya berlabuh dalam dunia perfilman. dari skenario merambah ke dunia produser film dan lainnya. lalu, ternyata garis hidup bicara banyak di sini. hari demi hari, yang saya urus dan saya minati hanya film. bahkan profesi saya sebagai penulis cetek tidak beranjak jadi penulis 'bagus'. komunitas film saya menemukan karekternya dengan waktu yang singkat. kami mulai mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan film skala pro.

then what shall I do? saya tidak ingin memilih. belum bisa memilih. semua sama menyenangkan. 


nb: don't matter this writing. ini hanya sampah otak yang terbiar keluar saat menunggu teman-teman saya datang di warkop tempat kami sering diskusi. yep, don't matter this :D

Tuesday 5 March 2013

Aku telanjang. sebab katamu, angin terbuat dari cintamu yang basah 
~ @sajak_cinta    

Monday 4 March 2013

to that only bestfriend of mine



dia mungkin satu-satunya teman perempuan yang berteman lama dengan saya. kurang lebih 8 tahun. bukan masa yang singkat bukan? dua tahun lagi, pertemanan kami mencapai satu dasawarsa. pada ujung dasawarsa itu, rasa-rasanya kami sudah bisa saling membunuh sambil tertawa senang. sedekat itu.

saya percaya padanya. dia percaya pada saya. rahasia-rahasia tentang hidup kami bagi bersama. segalanya. saya pernah menangis di depannya, dia sering meminjam bahu saya. seperti kami terlahir saling mengerti. walau jalan pikirannya, di beberapa titik, tidak bertemu dengan jalan pikiran saya. tapi pertemanan adalah saling memahami. kami paham, di titik-titik itu, kami tak boleh bertengkar. kelak, keturunan kami semoga menjalani kisah yang sama.

saya pribadi yang kurang senang berteman dengan sesama perempuan. bagi saya, perempuan kebanyakan indah di bungkusan saja, tidak dalam jiwanya. menurut saya, dia perempuan yang indah. kemampuan memahaminya jauh di atas rata-rata perempuan yang pernah saya temui. ini yang membuat saya menyukainya, membuat saya (kelak, barangkali) rela menahan kebutuhan diri sendiri demi dirinya, selalu.

ya, namanya pertemanan, tentu tidak semulus jalan beraspal di kota-kota besar. sekarang, kami tiba di fase: mulai saling melupakan. pasca lulus sekolah menengah, tentu di masa ini tuntutan hidup semakin tinggi. dia, dalam keluarga sederhananya yang manis, berusaha membantu ekonomi keluarga. saya pun demikian. kami jarang bertemu. kami bertemu, di saat kami saling membutuhkan untuk saling bercerita. tentang hal-hal aneh dan rumit yang terjadi dalam hidup kami masing-masing, selama terpisah sejenak.

dari semua rentang waktu itu, saya yang paling banyak menggunakannya. di antaranya, tentu saya lah yang paling selalu mengabaikannya. dan dengan pengertiannya yang besar, dia paham waktu saya sempit untuknya. kehilangan beberapa kali kekasih juga membuatnya sulit bertahan. lalu, iya, dia mulai mencari bahu sandaran lain.

pelan-pelan, ia bergabung dalam berbagai perkumpulan, membuka diri, mencari teman-teman baru. buat saya, itu pencapaian besar. sebab ia kadang sulit menjalin pertemanan yang baik. ada saja alasan orang meninggalkannya. 

dia, dengan anugerah fisik dan mental yang rapuh, selalu sulit beraktifitas keras. ada saja penyakit yang datang kalau dia sudah banyak bergerak. mentally, physically. dan kejadian baru-baru ini, semoga membuatnya semakin sadar diri. saya beberapa kali mengingatkannya, kalimat saya selalu tidak diperhatikan. dan begitulah, saat luka datang, ia mengeluh ke seluruh dunia, tentang apa yang dideritanya. dan itu menyakitkan, sekaligus memalukan.

berkali-kali saya katakan padanya. 
'perempuan jangan terlihat rapuh'
kita jangan tampak seperti terlalu menderita. semua orang tahu, kita punya garis hidup yang kusut. tapi dunia tidak perlu tahu detailnya. memangnya apa yang bisa mereka lakukan untuk itu? tidak ada. mereka hanya akan mencemooh kita di balik laku dan ujar yang seolah peduli. dunia ini lebih sakit jiwa dari kita!

iya, saya muak dengan kelakuannya itu. dia selalu menunjukkan kerapuhan fisik dan jiwanya. seolah dunia akan peduli padanya. lalu dia bertindak semakin tidak wajar dengan obsesi-obsesi yang dimasukkan ke dalam karangan dunianya yang semakin absurd. semakin banyak kepura-puraan. setiap kali dia katakan pada saya, menceritakan sesuatu, saya menahan diri di ranah skeptis. saya tidak mudah ditipu dengan mimik wajah sedih dan tutur parau. tidak!

sikap-sikapnya ini lambat laun membuat saya semakin tidak terbebani karena jarang menemuinya. berbagai komentar negatif atas sikapnya muncul di sekitar. itu membuat saya tersinggung, sakit hati, luka. orang-orang menghina teman saya. itu seperti saya juga ikut terhina. 

tapi mereka berkomentar bukan tanpa alasan. ya, teman saya ini kadang demikian memuakkan. jujur, apa yang mereka katakan juga kerap ingin saya katakan padanya, langsung di hadapannya, sarkastik. tapi saya hanya mampu sebatas mengingatkan, menyampaikan dengan kata-kata halus. sayangnya, dia tidak memperhatikan.

berbulan-bulan terakhir, saya membuatnya bebas melakukan apa saja. toh, saya bukan mamanya, yang bertugas mengatur hidupnya demi kebaikan yang saya percaya. dia yang berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. saya cukup di batas peduli. dan sekarang mungkin fase di mana saya mulai dia sakiti dengan sandiwara-sandirwara yang dibuatnya, entah untuk tujuan apa. barangkali mengalihkan perhatian dunia padanya. saya bilang ini penyakit hati. saya harap bisa memberitahunya dengan lugas, tanpa takut melukainya. sebab rumor di tempat yang jauh, terkadang hanya luka yang mampu menegur.

prosesnya selalu seperti ini, ada kejadian - ada pengalaman - refleksi dari pengalaman - janji berhati-hati - kembali pada kehidupan biasa - terhanyut proses biasa - ada kejadian yang sama lagi, dan seterusnya. lalu, di mana kemuliaan manusia yang diwajibkan menggunakan otak lebih sering? mengapa dia aneh seperti itu, mengapa semua kejadian dianggap hal biasa saja. padahal luka fisik, luka batin, selalu saja menghancurkan dirinya.

saya menulis ini dalam keadaan kacau atas sikapnya. dan rasa bersalah karena tidak menunjukkan kepedulian sebagai teman atas musibah fisik yang baru saja menimpanya. niat saya, saya ingin membuatnya mampu belajar dari pengalaman lebih dalam dari biasanya. supaya dia sadar diri. bersikap lebih dewasa, sesuai usia yang tak lagi belasan. bukan saatnya manja dan tampak seperti mengemis perhatian orang seperti itu. manusia dewasa sebaiknya tidak lagi bergantung pada manusia lain. bersemangat DIY lah, kawan.

entahlah, mungkin karena dunianya semakin jauh dari dunia yang dulu kami jalani bersama. beberapa hal sederhana yang membuat kami senang, cenderung dilupakannya. klise saja. ketika saya mencarinya di dunia maya atau pesan singkat, entah karena apa tak satupun respon darinya. berpikiran positif, mungkin dia sedang ada masalah. tapi responnya lancar-lancar saja ke pihak lain-yang-teman-barunya.

ada apa dengannya? ada apa dengan saya? mengapa konflik sesederhana ini menimbulkan rasa kecewa yang berat. saya jarang sekali menangis karena teman. untuknya, karenanya, saya menangis. mungkin karena dia satu-satunya teman perempuan saya yang baik. iya, mungkin itu.




semoga dia dan saya baik-baik saja. semoga kelak ada kesempatan membicarakan ini baik-baik. biarlah dulu dia memulihkan diri lalu menikmati apa yang sudah dicapainya. dia hebat, seperti perempuan-perempuan lain yang saya kagumi. baik-baik, ya....



Newer Posts Older Posts Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger