Wednesday, 6 February 2013

Help, Please!

Dear you,
Saya tidak pernah benar-benar tahu di mana saya harus memulai surat ini. Pertama, karena saya masih terluka. Kedua, karena saya mungkin sudah benar-benar tidak tahu siapa kamu. 

Tidak banyak yang berubah setelah kepergiaanmu, masih ada aku dan kening ini yang berharap akan bibirmu yang mendarat dan berbisik 
"Selamat malam sayang,"
Sekarang aku diam, bibirku kelu, lidahku beku, aku membisu...
Apa yang harus kuucap? Sedang kau tak lagi di sini untuk mendengarku.
Jariku tak lagi bergerak hanya karna kamu tak lagi di sini untuk menggenggamnya.
Apa lagi yang harus kusambut selain pelukmu? Apa lagi yang harus kunanti selain hadirmu?
Kamu pergi tanpa alasan meninggalkan kenangan yang aku pun tak punya alasan untuk melupakannya.
Setiap hari kamu datang tapi tak juga menyapa hanya berputar-putar, tak juga menetap hanya melintas. Apa yang salah dari kita? Kita menjadi aku dan kamu, terpisah...
Tidakkah kamu mau untuk membagi alasannya? Aku bosan bertanya-tanya dan cemas dengan ketidakpastian. 150 hari kamu hadir memberiku banyak hal dan ketika kamu pergi kamu lupa untuk mengambil dan membawanya bersamamu. 150 hari yang indah dan kamu membiarkanku menikmatinya sendiri (sekarang). 150 hari yang ternyata palsu...
Mungkin nanti, jika kita bertemu lagi, jangan palingkan wajahmu. Tatap aku, aku akan siap meski di tatap matamu akan kudapati perempuan lain
Beri aku salam, meski di sela-sela jarimu kudapati dia.
Tapi kumohon jangan sentuh hatiku lagi, di sana masih berdarah. Aku masih berusaha mengobatinya. Jangan kau korek lagi, tolong....


* dari Citra Nayasari Fariaty
@citranayy see more on citranayy.tumblr.com

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger