Sunday 19 May 2013

Dunia Ilusi Sempurna Bernama Kampus

Saat masih mahasiswa baru, saya telah mendengar banyak mahasiswa yang telat sarjana atas alasan-alasan yang saya ketahui sebatas cerita orang. kebanyakan bersifat prinsipil. Ada yang bilang, orang cepat sarjana berarti menyerap ilmu terburu-buru.

Sekarang yang malah melihat fenomena lain. Cepat atau lambat fenomena ini tampaknya patut disadari mahasiswa 'tua' sebab ini tergolong purba. saya melihat ada 'kekalahan' dalam diri mahasiswa-mahasiswa yang telat sarjana dan setiap hari bergerilya di kampus mengurusi mahasiswa junior dengan bebagai nasehat dan kuliah informal.

'mendapatkan pengakuan' adalah salah satu kebutuhan paling dasar setiap manusia. individu yang mendapatkan pengakuan di satu tempat oleh orang-orang yang tinggal di tempat itu cenderung bertahan lama di sana. para mahasiswa itu bertahan lama di kampus sebab mendapatkan pengakuan dari orang-orang di kampus. entah itu di unit kegiatannya ataupun dalam lingkup organisasi kampus. ada rasa 'tidak rela' meninggalkan tempat yang telah memberinya satu 'penghargaan' atas apa yang ia miliki.

menurut sebagian orang, kampus adalah tempat di mana kita dapat memperoleh segalanya. kampus bukan semata tempat belajar. di sana tumbuh dan berdiam berbagai aspek yang dibutuhkan manusia. ranah sosial, ranah belajar, ranah berbelanja, ranah memperoleh jaringan. mereka yang bertahan lama di kampus (padahal bisa saja meninggalkan kampus dengan kemampuan otaknya) tak ingin lepas dari semua kenikmatan ini. hedonisme.

tak ada mahasiswa yang bodoh. ini teori yang benar-benar terbukti. semua manusia yang berhasil mencapai jenjang pendidikan ini tidak bodoh. 'kebodohan' bukan alasan mereka bertahan di kampus. melainkan yang bersangkutan sebenarnya belum siap 'bertarung' di dunia luar kampus. kebanyakan orang menyebutnya dunia kerja.

ia yang bertahan di kampus cenderung 'takut' tidak mendapatkan pengakuan dan tempat 'berterima' seperti kampus. di kampus, banyak orang berpemikiran cerdas yang memiliki 'pengikut'. salah satu kebahagiaan manusia timbul dari 'rasa pengakuan' manusia lain terhadapnya. ini normal.

namun manusia sebenarnya adalah yang berani bertaruh di ruang yang lebih luas dengan beragam problema. orang-orang seperti ini yang akan bertahan hidup di mana saja. kampus adalah ilusi sempurna, membuai penghuninya dengan tawaran ada segalanya.

saya angkat tangan kepada mereka yang memiliki ranah pengakuan lain di luar kampus. mereka manusia-manusia pemberani dan realistis. ya, sebab tak selamanya kita akan hidup di kampus (kecuali kamu mau bekerja sebagai dosen). masa pendidikan sekarang paling lama sembilan tahun di kampus. sebagai manusia berakal, tentu kita memanfaatkan kampus sebagai tempat beroleh ilmu dan jaringan yang luas demi mengahadapi kehidupan sebenarnya di luar sana. 

siapa di antara kamu yang berani keluar dari zona nyamanmu?

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger