Tuesday, 16 April 2013

2 Hari Untuk 2 Menit : Kisah Dibalik Pembuatan Teaser Dokumenter “Pasukan Ramang”


FC Junior Sumpang Binangae, Barru (foto: @aiwajdi)


Jam 3 dini hari. Mobil Grand Livina hitam melaju di tengah jalanan lengang dari Makassar menuju Barru. Meski sudah menjelang subuh, namun 8 penumpang di dalamnya (termasuk supir) masih sesekali bercanda. Tak tampak rasa kantuk di antara mereka. Di tengah kerjaan itu, tiba-tiba seekor kucing melintas. Dan walau melaju dalam kecepatan normal, “kecelakaan” itu tak terhindarkan. Salah satu penumpang, Eki, memutuskan untuk turun dari mobil dan mengecek kondisi kucing yang tertabrak itu. Nafasnya masih terlihat naik turun dan diputuskan untuk menaikkannya ke mobil sembari mencari tempat yang tepat untuk menguburkannya jika memang usianya berhenti di dinihari itu.

“Kaget juga karena baru akan memulai sesuatu ternyata harus menghadapi musibah itu. Takutnya jadi pertanda buruk. Tapi karena niat baik dan kami pun tak meninggalkan kucing itu terkapar di tengah jalan, Alhamdulillah syuting teaser di Barru berjalan lancar, “ jelas Eki yang diserahi tanggung jawab membesut teaser film dokumenter panjang tentang Ramang, salah satu legenda sepakbola Indonesia paling hebat yang pernah ada.

Rezkiyah Saleh, nama lengkap Eki, perempuan yang aktif dalam berbagai kegiatan seni di skena Makassar itu tak pernah menyangka akan dibebani tanggung jawab seberat itu. Ia sadar betul bahwa teaser dokumenter ini tak seperti film pendek yang biasa dikerjakannya. “Dari awal Kak Ichwan (Persada– produsernya – red) sudah mengisyaratkan bahwa film dokumenter ini akan jadi produk nasional. Bahkan tak menutup kemungkinan menjelajah ke festival luar negeri. Dan teaser ini jadi perkenalan awalnya. Jujur saja, saya agak gugup tapi Kak Ichwan tak pernah berhenti memberi semangat, “ tambahnya.

Pasukan Ramang bermula dari keprihatinan. Ketika pada 26 September tahun lalu saat peringatan 25 tahun meninggalnya Ramang dan tak ada media lokal yang mengingatnya. Hingga FIFA menurunkan artikel panjang tentang legenda sepakbola itu dan buru-buru lantas dikutip oleh media lokal. Ichwan Persada tak akan pernah lupa momen itu. “Jujur saja, saya tak terlalu menyukai sepakbola, tapi momen itu menyadarkan saya untuk berbuat sesuatu. Dan teman-teman di Findie Makassar menyambut baik niat itu. Padahal waktu itu saya bahkan tak punya ide bakal dapat uang darimana untuk membiayai proyek ini. Tapi niat baik memang selalu ada jalannya, “ jelas produser film dokumenter Cerita Dari Tapal Batas itu tersenyum.

Hanya perlu 3 bulan hingga akhirnya terkumpul sejumlah biaya untuk mendanai pembuatan teaser berdurasi 2 menit. Teaser yang diniatkan sebagai alat untuk menggerakkan hati lebih banyak orang untuk mendukung proyek film dokumenter Pasukan Ramang. Ichwan dibantu oleh Firman Baso, Mohammad Machsan dan M Ruslailang Noertika sebagai Co-Executive Producer. Dan Ichwan tak tanggung-tanggung mempersiapkan teaser ini. Keseriusannya sama seperti ketika ia menggarap film layar lebar. Bedanya di sini ia bekerjasama dengan 100% tenaga lokal dari Makassar. Tentu saja ada perbedaan pola pikir dan sistem kerja.

Eki mengingat betul bagaimana teaser ini menyiapkan produksinya. “Kak Ichwan meminta paling tidak ada workshop 2-3 hari sebelum syuting, sehingga semua hal bisa dicek secara matang. Dan dia juga menuntut saya sebagai sutradara dan Andi Mattuju sebagai pengarah sinematografi untuk menyiapkan presentasi secara lengkap, sehingga semua tim tahu apa yang kami lakukan di proyek ini, “ katanya. Dan di depan seluruh tim saat workshop, Eki mengaku bahwa ini pertama kalinya ia melalui proses produksi seperti ini. “Biasanya kan maunya buru-buru syuting, padahal belum matang betul. Namun disini Kak Ichwan ingin kami semua melalui proses kerja yang semestinya.”

 Eki (sutradara) mengarahkan Iko (Foto : Ai Wajdi)


Keseriusan menyiapkan teaser ini juga terlihat dari bagaimana akhirnya diputuskan untuk menggunakan 3 kamera sekaligus : Canon 5D, 60D dan 550D. Andi Mattuju dibantu oleh Adhar Mattuju dan Saddam Syukri di departemen kamera. Yang awalnya mengagetkan hampir seluruh tim adalah ketika tahu bahwa syuting selama 2 hari itu hanya akan terwujud menjadi teaser berdurasi 2 menit. Andi yang sekaligus juga menjadi salah satu Co-Executive Producer Pasukan Ramang bisa memahami hal itu. “Semuanya kan demi kesempurnaan. Kak Ichwan meminta stock shot sebanyak mungkin sehingga teaser-nya akan terasa dinamis. Dan saya bersama teman-teman memang mengambil ratusan stock shot termasuk detil-detil gambar yang akan memperkaya susunan gambar di teaser nantinya, “ jelasnya.

Dan hari yang dinanti pun dimulai. Sabtu 13 April 2013, tim melaju ke Barru untuk mengambil gambar di Sumpang Binangae, kampung tempat Ramang menghabiskan masa kecilnya. Tim Pasukan Ramang terhitung cukup lengkap, mulai dari produser, sutradara, produser lini (Asnur SV, Restu Iman Bachtiar dan Nunuk Anwar), 3 orang penata sinematografi, perekam suara dan still fotografer (Farid Wajdi). Menurut Ichwan, tim ini terhitung cukup “mewah”. “Waktu bikin dokumenter Cerita Dari Tapal Batas, saya hanya berempat menjelajahi desa demi desa di penghujung Kalimantan. Tapi disini kami bisa syuting dengan formasi cukup lengkap, “ ujarnya.

Sesungguhnya hanya 3 adegan yang diambil di Barru namun ternyata membutuhkan waktu sehari penuh. Salah satu adegan melibatkan Bapak Arsyad, sahabat masa kecil Ramang. 2 adegan lainnya lah yang cukup merepotkan tim, karena melibatkan pertandingan sepakbola antara 2 kesebelasan anak-anak lokal. Di tengah terik matahari jam 2 siang, tim bekerja keras mengarahkan belasan pemain belia itu. “Kami baru menyadari bahwa mengambil adegan pertandingan sepakbola itu cukup sulit. Ini saja buat teaser 2 menit sudah setengah mati, bagaimana ya merekam adegan untuk film layar lebar?, “ kata Eki tertawa. Andi menimpali Eki dengan mengatakan bahwa untungnya anak-anak itu sangat kooperatif. “Mereka mau saja diminta berakting terjatuh menangkap bola, melakukan sliding dan tidak mengeluh. Jempol lah buat anak-anak Sumpang Binangae.”

Ichwan juga mengingat pengalaman lucu saat syuting di Barru. “Anak-anak itu sempat terlihat lesu ketika kami mengatur mereka untuk bermain bola demi kepentingan pengadeganan. Dan mereka bermohon-mohon agar diperbolehkan bermain sepakbola dengan bebas. Padahal sebenarnya kita memang sudah menyiapkan waktu untuk itu kok buat mereka yang juga sekaligus direkam. Dan mereka hebat-hebat ketika bermain sungguhan lho, “ paparnya.

Dan kesulitan mengarahkan pesepakbola anak-anak di Barru jadi pengalaman buat keesokan harinya ketika tim menjalani syuting hari ke-2 di Karebosi pada Minggu, 14 April 2013. Tim bisa lebih kompak dan lebih efektif bekerja. “Saya, Adhar dan Saddam sudah lebih antisipatif di Karebosi. Karena di sini cukup banyak adegan yang harus direkam. Jadi kami harus pintar-pintar mengarahkan anak-anak ini untuk bermain bola sesuai tuntutan adegan,“ kata Andi. Di lapangan Karebosi, Makassar, tak hanya merekam adegan pertandingan sepakbola, namun juga melibatkan sejumlah supporter dari PSM, Manchester United, Real Madrid dan Interisti Makassar. Juga beberapa narasumber seperti Diza Rasyid Ali (Direktur Makassar Football School yang beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di kancah pertandingan sepakbola internasional) dan Andi Muhammad Ikhlas alias Iko (lebih dikenal sebagai music director Radio Madama dan penggiat EO) yang mewakili anak muda pecinta sepakbola. Dari Karebosi tim melanjutkan syuting ke rumah Daeng Uki, dedengkot supporter PSM, di jalan Beruang. Sayangnya memang adegan yang melibatkan Bapak Anwar Ramang, putra Ramang, tak bisa dilakukan mengingat kondisinya yang masih terbaring sakit di RS Wahidin.

Andi Mattuju (pengarah sinematografi) mengecek gambar (Foto : Ai Wajdi)


             
Dan kerja keras selama 2 hari penuh pun akhirnya berakhir. Selanjutnya akan diolah oleh Ian Sakuragi sebagai penyunting gambar. Rekaman ratusan gambar bergerak selama 2 hari akan dipadatkan menjadi 2 menit saja. “Rencananya sebelum final teaser kami rilis, akan kami keluarkan terlebih dahulu sejumlah teaser berdurasi 30 detik. Sebenarnya ini soal strategi saja, terutama agar masyarakat Indonesia makin tahu dengan proyek ini, “ jelas Ichwan.

Direncanakan teaser ini akan diluncurkan secara serentak di beberapa kota, termasuk Jakarta dan Makassar. “Kemungkinan akan mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei. Niatnya agar menjadi momentum bangkitnya kepedulian masyarakat akan sosok Ramang,“ tambah Ichwan.

Bagi tim teaser Pasukan Ramang, pengalaman terlibat di produksi ini menjadi pelajaran berharga. “Kami belajar mencoba menjalankan produksi dengan sistem kerja yang benar, dipersiapkan dengan baik, dan berharap semoga nanti hasilnya juga akan baik, “ jelas Eki dan Andi yang diamini rekan-rekannya yang lain.


0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger