Sementara malam perlahan ditinggal gelap
horizon menipis di pelupuk matamu
aku menjauh pelan-pelan macam revolusi hindari sekap
sementara awan tidak lagi kelabu
kau mengintip dalam celah kelambu
aku yang kandas memeluk guling bekas ibu
sendiri menyelami sisa air matanya, dan berujar
“ibu….kembalikan...
Friday, 23 December 2011
Setelah Hari Itu
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
11:11
Para Pemeran:
Geng Barbiez:
1. Katy : cewek yang sangat ambisius. Otak Barbiez. Cewek provokatif dan paling bernafsu mencelakakan Yakuza.
2. Mindi : si lemot. Polos. Sekaligus cengeng.
3. Wanda : cewek stylish. Dandanannya cantik. Jago matematika.
4. Miyah : prinsip hidupnya, mengalir saja seperti air. Dia selalu mengiyakan rencana Katy tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang akan timbul.
5. Sisil : si penakut. Pematuh aturan sekolah. Tapi kadang kalau tidak tahan dengan perlakuan Yakuza, dia jadi...
Pan’s Labyrinth Bukan Film Fantasi
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
11:00
Sebuah film memiliki daya magis yang sangat memikat jika digarap sendiri oleh penulisnya. Cerita sebagai landasan utama, tolak ukur, jabang bayi sebuah film menjadi amat memikat dan memiliki roh ajaib. Roh-roh ini berhasil ditiupkan sutradara Inception dan menjadi film hidup yang sulit diejawantahkan keunikannya.
A fairy tale hanya dipercaya anak-anak. Di mana tokoh antagonis mati mengenaskan di akhir cerita. Si protagonis walaupun tersiksa di kehidupannya, bahkan mati tetaplah mendapatkan tempat...
Thursday, 17 November 2011
Baca Artikel Ini Sebelum Berhubungan dengan Online Shop
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
07:04

Sudah jadi hak penjelajah dunia maya untuk bebas mengintip halaman page orang. Link yang dibagi bebas dan dapat dibuka kapan saja dengan tujuan sharing informasi atau sekadar hiburan. Saya juga salah satu penjelajah dunia maya yang gemar intip-kerasan-lempar ke dunia nyata.
Waktu itu laptop saya, maklumlah...
Wednesday, 16 November 2011
Ibuaku
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
16:00

aku dan ibu menatap satu cermin yang sama. dengan mata ia menggambar seraut wajah
aku menggambar seraut wajah dgn beberapa bulu dari selangkangan. ibu tidak melarangku. katanya aku seniman.
ibu mengenali sosok yg aku lukis. “di mana ketemu dia, bu?”, “beberapa menit lalu, dia menanyakan kabarmu,”
aku...
Monday, 7 November 2011
Hujan Pukul Dua
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
08:06

.
tadi aku melukis matamu di cermin kamar
aku pasti cantik di depannya
..
sepiring nasi sayur ikan
dan segelas air putih yang dirimu
...
hujan pula ternyata kamu
singgah sebentar sekali
....
hujan memelan, setapak mengering
sesuatu yang luka membanjir
.....
teringat satu malam kau mencari
masih...
Ibu dan Tuhan
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
00:19

1
Ibu, doamu menempeli gendang telinga tuhan
Katakan padanya, aku mencintainya
2
Ibu, setiap malam kau tidur di bawah dongeng tuhan
Mungkin bukanlah dosa jika ia kau minta jadi tokoh utama
3
Tuhan, ibuku dekat di ketiakmu
Timang ia bersama-samaku
4
Tuhan, ibu akan memukulku karena cintaku
Apa kau...
Sunday, 6 November 2011
Oksigen
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
23:41

*
Jikalau kau udara, aku ingin bertapa untuk jadi oksigen
Berada di antara kamu, dia antara pelukanmu
**
Kau angin yang berhembus di seputaran gariswaktu
Aku oksigen senantiasa turut serta, dalam pelan dan dahsyat hembusanmu
***
Kau angin pemilik kata terikat,
Aku oksigen mengikuti tanpa ikatan
****
Seumpama...
Saturday, 29 October 2011
Tarian Buku
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
00:24

foto: Dancing Girl Cipher by Anna Van Skike
Bertapa di sela rak buku
“ajarkan aku membenci cinta yang selalu menggembirakan. Kali ini datang tak tepat waktu pun minta menetap sesaat di lubuk”
Aku bangkit, menari-nari di antara rak buku
Senyum-senyum sayat-sayat
Karatan batas buku sekarang rentan
Atas...
Thursday, 27 October 2011
The Art of Flame
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
05:47

an art of flame comes from the cold of huma...
Ending Riotz
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
05:41

Ending is a beginning, a wise said
A birth is ending of mother's struggling
A death is ending of chaotic adventure in reality
A success is ending of thousands error
and the riot is the sign of beginn...
Definisi Kesepian
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
01:49

Malam itu saya tidak mau bertemu dengan anda jika bukan karena desakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban taktis. Percakapan kita memang selalu saya mulai tanpa basa basi. Anda menjawabnya grammatical, pelan, dan jelas. Saya mencatatnya di kepala. Muncul lagi pertanyaan baru. Lagi dan lagi. Sampai...
Wednesday, 26 October 2011
Senyum Saman
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:18

Bagaimanakah rupa permukaan di luar gedung besar ini? Benarkah gedung ini besar? Untuk sementara, jawabannya iya. Tapi untuk selamanya, mungkin aku tidak akan pernah membuktikannya. Luas jangkauku hanya sepanjang telinga bisa mendengar suara-suara sekitar tanpa tahu apa sumbernya. Aku familiar dengan...
Monday, 22 August 2011
#3 TERAS
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
11:53
Teras Dua Piatu
Dari matanya, seringkali terjatuh nanah di sela jam belajar. Tangisan asing berubah pekat. Tangis, jadi darah. Darah jadi nanah. Bertahun-tahun ia menahan tangis tak jatuh, maka jadilah nanah. Jatuhan satu itu tak pernah niat kutahan. Suatu kali, kutuliskan sepotong sajak untuknya. Nanah itu jatuh lagi. Namun ia ketagihan. Katanya, nanah itu bengkak. Tegakah kau lihat aku berbengkak mata setiap berangkat sekolah?
Karena sarapan puisiku, aku diajak ke rumahnya. Aku dijamu di teras,...
#2 Teras
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
11:39
Teras Tepi Kanal
Siang hari, teras ini diramaikan tukang ojek saja. Lalu-lalang kendaraan yang berasal dari jalan sebelah, jalan gotong royong menuju jalan abubakar lambogo pasti sempat terpaku pada teras di sudut perempatan itu.
Saat malam tiba, seperti kucing liar di sekitar bak sampah, anak muda di sekitarnya berdatangan untuk kongkow. Ada seorang gondrong pemabuk, mirip vokalis Blackout menanti kami di kegelapan teras. Dia akan bermain gitar dengan harmonica di bibirnya. Matanya selalu berbicara...
#1 TERAS
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
11:37
Kalo Puthut Ea dalam “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” punya rumah di setiap kota, saya punya banyak Teras di seantero Kota Daeng ini, kawan.
Inilah sebatu menhir persegi. Tertera huruf-huruf tercipta dari malam bertangis dan renyah sore pemilik teras. Huruf-huruf tanda terima kasih.
Teras Berpasir
Butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk mencapainya. Teras itu jauh di sebelah barat Makassar. Tepatnya di Tanjung Bayang. Adalah seorang gadis pesisir manis pemiliknya. Tulang badannya besar dan lebar....
Tuesday, 9 August 2011
Warkop Bambu
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
10:08

Sebingar riuh larut dalam kopi
Satu laut bernama kamu terburai di atasnya
Kopi kuaduk pelan,
Jaga tak tumpah,
Berpotong gambarmu diikutkan iris-iris roti bakar
Yang seperti setapak pedesaan itu garis hidupmu
Kubangun pondok sederhana darinya
Semoga niat kau singgahi
Seorang perempuan tersenyum kuning
Untuk...
Thursday, 28 July 2011
Damai itu Kau Tindih, Bukan?
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
06:23
Begitu mudah memulai sebuah permainan besar yang mengharuskan kita bertaruh harta paling berharga lalu mengakhirinya dalam kemenanganmu. Jeleknya, tak sedikitpun petunjuk yang puaskan pemahamanku apa kau menikmati permainan itu hingga hendak membuka meja kembali. Dan aku, di sini, di depan meja yang kita kelilingi malam itu, aku duduk termenung menatap segelas minuman gas dan dibuat tersedak asap lembut, menunggumu datang membawa taruhan yang lebih gila. Aku masih menunggu, bertanya-tanya, sebentar...
Tuesday, 14 June 2011
Kotoran
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:22
Merenung di toilet ‘Haiyya’, 22 Februari 2008
Satu hal yang pasti kukerjakan, melupakan ajaranmu
Kelak, waktu gunung meletus tak berhasil buahkan tolehanku,
Kudapati waktu statis tak berbuih
Menempel erat sebagai kawan dalam nurani
Waktu yang terangkai berutas-utas senyum tak putus-putus
Mematung,
Memikirkan pelangi lurus satu warna
Adalah tingkahku kala terpaksa mendengar ajaranmu
Ini, itu, anu, maka
Semua cuma kosong yang dilucuti agar ada
Benci terhadap segala kata yang kau semburkan
Setahun...
Tanggal 81, bulan 18, tahun 8001
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:21
22 Februari 2008
Semua bisa saja
Tidak ada yang berubah semenjak jatuhnya titik-titik embun pagi tadi memanggilku menatap buku
Biasa saja semua
Terpal hitam adalah langit hari ini
Perkelahian, tangis, jiwa retak, bisu
Hal-hal yang sama
Tapi mengapa mereka mengawalku?
Otak karatanku dijejalkan tanya-tanya berbau selidik
Jika saja keberanian kalian ada di sidang KPK
Maka uang-uang akan mem-bumerang
Jumat, sabtu, minggu,
Deretan yang tak pernah berubah
Dentuman, peredaman, memekakkan, mengemosi
Menggumpal...
Die Splittern
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:20
du…
Jemand russt im liebe
schrei: wǜnsche ich dich begleiten
welt…
ich schiebe nie meinen Einfang auf
nur eins sekunde
zwei Thronen spalten die Erzahlung
Verlort die Grenze
alle brennenderschmerz ausgewischt
du untertauchst den weissen Flugel im seele
wir fliegen
mitgebracht werden
illustriert…
Still, rugig, keine Bedeutung mehr
traurige seutzen und ruhige schreck verhalten
ist mein Vorgefǜhl falsch?
manchmal betrǜge ich
etwas keine Bedeutung
schrei: zwingst nicht dir zu Verlassen
05 Desember...
INI PALING MEMBAHAGIAKAN
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:19
30 November 2007
Maafkan, jika kuminta mati saat ini
saat pisau runcing ramping menarik rupanya
Tanganku tergoda untuk kutusukkan ke jantungku sekarang
Maafkan, jika berfikir kehampaan antariksa
Lebih butuhkanku ‘tuk melayang-layang tanpa arah
dibanding bumi untuk kujajah
Dimana telingaku menganga lebar
Otakku terpanggang
Tanganku meradang
Dan setiap titik darahku terbakar mendidih
memaki
Membuatmu memaku
Aku ingin mati saja
Karena aku mendurhakaimu sekali lagi
Sekali lagi…
Air mata...
Yang Semu
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
12:18
Makassar, 01 September 2007
Negaraku Indonesia, surga semu
Bendera diturunkan tanpa upacara
Rutinitas berlalu tak tersadari
Bukan raja perintah kami
Dia setan!
Bendera berkibar bukan pada tiang
Hukum mati selayak dinding berjamur
Indonesia, negara ayam kate
Punya sayap tapi sukar terbang
Ditendang yang adidaya, baru melompat terkaget
Darah pernah ditampung dalam satu kota
Banyak yang tersedu, lautan memerah
Itu dulu,
Itu dulu,
Satu mimpi tak berpeduli
Yang selalu kugemakan waktu kebanyakan...
Friday, 10 June 2011
Tak Berjudul
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
13:27
Makassar, 28 November 2007
Tidak ingin ada ini, mulanya
Meski segala metamorfosis ditampakkan
Dan relung-relung bertabir terbuka
Ataukah yang tidak bisa menyeruak sejati
Aku menjadi tak peduli dengan bencana alam
Tanpa terduga ini ada
Mengekor di komet kebenaran
Dan menembus lapisan relung yang baru saja kututup
Menggebrak!
Menjadi pengikat simpul,
Elemen terakhir,
Empat sisi dunia terpenuhi,
Raga berteman lagi
Menyempurnakan segala apa yang tak mungkin,
Ini dia, dan kupastikan…...
Sayap Puisi Legenda
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
13:26
09 Desember 2007
Lima masa dipasangi sayap
Lima masa diajari terbang
Lima masa melayang entah kemana bersamanya
Sepanjang masa dijatuhkan ke dalam lembah termistik
Ini bukan puisi
Kandungan puisi itu kata-kata indah
Bukan begini
Ini bukan puisi
Orang lain pergi berampas sesuatu yang pasti
Kau menyimpan seraksasa tanya
Ini bukan puisi
Melainkan kebencian yang kulegendakan
Ini perasaan dan tanda tanya
Kemarahan yang meluap
Ini bukan puisi
...
Sudah waktunya
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
13:20
semasa sma, saya dirasuki banyak penulis dan pembicara lepas di sekitar, bertambah sibuk dengan suara-suara kecil di kepala. maka saya menulis. sayangnya baru bisa kusampaikan sekarang. selamat menikmati apa yang dulunya nikmat bagiku, sahabat
26 Januari 2008
Yang Kau Maksud Bahagia
Tubuhku terkapar, bayangan kutindih
Ini tidur abadi tanpa selimut putih
…
Beratap langit yang menganga bergemuruh
Karena cinta, aku telah dibunuh
_
Makassar, 20 November 2007
Datar
Setelah masa antara jangkrik...
Sunday, 1 May 2011
Rumahmu (bagian ketiga)
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
01:26
Merah, kuning, hijau
jangan salah, kawan. itu bukan pelangi. melainkan seperangkat alat pembungkus tubuh. pelan-pelan, sambil tertawa licik kumasukkan ke dalam koper. hmm, tepatnya tas besar warisan kakek. Rumah ini sudah tak layak ditinggali. Semua pintu rusak, atap bertambah bocornya. Belum lagi kalau turun hujan, volume air sekecil apapun, akan masuk dari sela-sela rumah dan membanjiri lantai paving-nya. hanya orang bodoh yang akan bertahan di sini. kalau aku mati, tentu tidak akan ada yang tahu....
Rumahmu (bagian kedua)
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
01:25
Lelaki berlangkah gontai, agak seret namun menyepat. Percepatan yang tidak seirama dengan degup jantungnya. Sore itu dia melintas di depan rumah baru yang sudah lama ia tinggalkan. Ada perasaan jengah pada rumah itu. Kadang terbersit rasa marah hendak membakar. Gumulan rasa yang muncul di hari-hari terakhir menjelang ia memutuskan untuk meninggalkannya. Hari-hari saat aku dan dia terakhir kali melancong udara bersama. Kami melintasi rumah lamanya. Rumah lamanya tampak ceria dan tidak banyak berubah....
Rumahmu
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
01:23
Dini hari,
Kelopak mata atas membenci yang bagian bawah..
Maaf, tidur. Kau bukan lagi milik malamku. Menyusul cemilan dan minuman keras.
Dini hari,
Game tetap jadi pengingat akan gondola yang berputar-putar mengkhawatirkan para ibu
Yang menarik bagiku hanya ini... seputar isi rumahku yang berantakan.
Memperhatikan sekitar dalam mimik wajah pengap. Rumahku, apa yang hilang darimu. Ruang-ruangmu tidak pernah berkurang. Tak niat kutambah. Semua pas. Semua membahagiakan. Hanya saja mungkin di ruang...
Sunday, 27 March 2011
Bicara tentang hujan pertama kali setelah hanya pandai merasainya selama ini
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
20:34

*hujan
Dingin gigil dan sakit
Racikan sederhana dini hari
*hujan
Sepi peluk bayangan
Teman terbaik setiap tengah malam
*hujan
Cinta dini hari benci malam-malam
Teman bermain kala hati de...
Minta Tolong
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
20:27

Kematian
Adalah ketenangan riak-riak gumulan air yang terjebak di balik bebatuan sungai dikelillingi lumut
Kematian
Adalah calon suami dambaan sehabis tidur telanjang badan dibalut selimut sobek ujungnya ditemani ragam buku-buku setengah basah pun bolong-bolong
Kematian
Adalah bosanku bernafas sebab...
Tuesday, 8 March 2011
An Excuse to be Free
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
23:55
Apa yang salah pagi ini?
Langit cerah, kantong memang selalu bolong. Kuganti tali sepatu dari warna ungu menjadi kuning. Seperti kotoran manusia, atau tahi gigiku, analogi paling murah. Ya, itu saja. Sepeda motor kunyalakan. Hari ini playlist dimulai dari deret 53, One Republic. Bensin motor tinggal sedikit, nyaris kering. Harus bisa sampai di rumah Abii.
Di sana aku tidak banyak cakap. Memang tidak pernah ada percakapan panjang di sana. Abii memulai waktunya bersamaku dengan menjelaskan perihal...
Simulasi
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
23:53
Rasanya, darah sastra membludak bercampur bersama hemoglobin dan sel darah putih di urat-urat tubuhku. Aku berjalan lambat, disaksikan gedung-gedung tua yang sisi-sisinya dicat merah. Beberapa sisi ada yang dicat berkali-kali untuk menutupi mahakarya seniman kampus. Mereka menuliskan segala kata dan caci yang tidak sempat mereka sampaikan dengan bengis kepada yang terhormat bapak wakil dekan, bapak dekan, atau bapak rector. Aku berjalan pusing. Berharap dia masih di sana, tersenyum menantiku kembali....
Monday, 28 February 2011
Bulir Jeruk dan Celana Pendek
Diposkan oleh
Rezkiyah Saleh Tjako
di
23:14
Kelas terjemahan. aku datang terlambat, duduk paling ujung di sudut kanan. Terpisah dari teman-teman sepermainan dan sekegilaan. Berbaur dengan teman lain yang lebih kalem dari kami. Biasanya kami tertawa bersama, menertawakan teman di barisan belakang, atau memaksa diri menertawakan lawakan dosen yang garing. Karena aku terlambat, moment itu hilang. Dan aku merasakan sendirian di sudut itu.
Kelas berlangsung kocak. Bukan karena dosen itu mengajar diselingi beberapa lelucon, tapi karena dia terlalu...
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pages
Labels
#7HariMenulisSuratPutus
(39)
#fiksikal
(12)
#kesukaan
(1)
#reblog
(2)
Artikel
(9)
backpacking
(1)
Bicara Teater
(2)
Cerita Pendek
(14)
cewek cewek pelpek
(4)
Findie Makassar
(1)
Gambar Dunia
(11)
Ilmu Sastra
(1)
info
(2)
Kita Memimpikan Ini
(2)
Kritik Film
(17)
My Quotes
(41)
Naskah Drama
(1)
Puisi
(22)
sajak
(2)
Screening Film
(2)
Terpotong
(7)
Ujaran
(64)
Popular Posts
-
Sebuah film memiliki daya magis yang sangat memikat jika digarap sendiri oleh penulisnya. Cerita sebagai landasan utama, tolak ukur, jabang ...
-
Mungkin jikalau saja kita (umat manusia) mau berfikir tentang hal-hal kecil yang mungkin dianggap remeh yang ada di sekitar kita, maka Insya...
-
Judul Film : Cinta/mati Sutradara : Ody C. Harahap Penulis Naskah : Ody C. Harahap, Akbar Maraputra Produser ...
-
Dear Erika, How are you? We haven't meet again since when? Oh yeah, a year after junior high school graduate, right? Look at yo...
-
Judul Film : Mika Sutradara : Lasja Fauzia Susatyo Penulis Naskah : Indra Herlambang Produser : ...