Wednesday 16 November 2011

Ibuaku


aku dan ibu menatap satu cermin yang sama. dengan mata ia menggambar seraut wajah

aku menggambar seraut wajah dgn beberapa bulu dari selangkangan. ibu tidak melarangku. katanya aku seniman.

ibu mengenali sosok yg aku lukis. “di mana ketemu dia, bu?”, “beberapa menit lalu, dia menanyakan kabarmu,”

aku menambah detail lukisanku. ibu membantu. dia menambahkan kuas lukisku. dia bahagia melihatku

kuas lukisku bertambah. anehnya, ibu tidak kesakitan. aku pinta ia berhenti membuat kuas. dia bilang, “..aku senang kau pandai mencintai,”

“ibu jg pandai mencintai, syangnya dia bukan ayah,” kuasku bertambah. “ayahmu lebih pandai mencintai orang lain,”

“apa aku mengenalnya?” tanyaku. “tidak, tp kau bersekolah karna dia,” aku terhenyak. rasanya dia mirip sosok gambaranku

memang mereka mirip. kedua laki-laki itu berwujud angin, kata ibu

suatu sore, mereka pernah berhenbus sama arah. ibu melihat keduanya bercanda. usia mereka tdk terpaut jauh

ibu bertanya alasan aku mencintai angin. lukisanku semakin detail. “..aku mencintainya, karena dia angin yg mudah kulukis,”

”„nak, kita berdua pecinta angin,” sebab kita tdk mungkin mencintai api yg panas, air yg pasrah, tanah yg hitam, dan logam yg keras

”..tapi angin pengembara, dia tak pernah betah lama-lama di sekujur tubuh kita… aku senang angin yg merambat spt akar”

angin punya kelebihan, nak. bisa mencadai tubuh kita kapan saja. mengejutkan kita. begitu pula rasa pelukannya

“…kita tak bisa balas memeluknya, aku tidak suka itu, bu.. ” ibuku tertawa, lalu menyalakan kipas angin

“…angin ada di mana saja, di luar angkasa pun kita bisa bercinta dengan angin,” ibu menyibak roknya, merasakan angin dari kipas

“….bu, apa kau akan terus mencintai angin?” lirihku. ibu menarikku ke depan kipas angin. “selama angin berhembus, nak”..

kurasa angin gencar menjamah tubuhku. lukisan di cermin tersenyum sendiri. “bu….ajari aku terus mencintai angin,”

ibu dan aku, pecinta angin. sbb air itu pasrah, tanah itu hitam, logam itu keras, dan api selalu panas. cinta adl menyejukkan

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger