“kenapa kita nekat malam itu?”
“kamu yg nekat... pagi itu,”
“iya, pagi”
Lalu diam. Kita diam.
Berpura-pura menanti pemilik rumah.
Padahal kau dan aku hendak saling mengetahui banyak hal.
Rasanya, tidak satupun dari kenangan kita yang bisa aku lupakan.
Kita seperti sepasang kekasih yang saling malu-malu. Bercinta hanya dengan mata.
Kau menatapku cukup lama di balik pintu itu.. kita bertatapan.
Seperti adegan kecil dalam film.
Yang nantinya akan disambung adegan besar.
0 komentar:
Post a Comment