Sunday 16 January 2011

Bingkisan Kecil dari Masa Lalu

Petualang kata, ini beberapa puisi yang sempat kutulis saat masih mengenakan rok abu-abu (tak kusangka aku juga pernah pakai rok). Masih ada kurang lebih 80 puisi lain yang kutulis selain ini pada masa itu. Tapi setelah membaca ulang sambil sesekali menertawakan diri (karena teknik atau kenangan dalam puisi itu), kuputuskan mencomot mereka saja dan membaginya kepada kalian. Nikmati dan muntahkan !

Sayap Puisi Legenda

Lima masa dipasangi sayap
Lima masa diajari terbang
Lima masa melayang entah kemana bersamanya
Sepanjang masa dijatuhkan ke dalam lembah termistik

Ini bukan puisi
Kandungan puisi itu kata-kata indah
Bukan begini
Ini bukan puisi

Orang lain pergi berampas sesuatu yang pasti
Kau menyimpan seraksasa tanya

Ini bukan puisi

Melainkan kebencian yang kulegendakan
Ini perasaan dan tanda tanya
Kemarahan yang meluap

Ini bukan puisi
_


Kotoran

Satu hal yang pasti kukerjakan, melupakan ajaranmu
Kelak, waktu gunung meletus tak berhasil buahkan tolehanku,
Kudapati waktu statis tak berbuih
Menempel erat sebagai kawan dalam nurani
Waktu yang terangkai berutas-utas senyum tak putus-putus

Mematung,
Memikirkan pelangi lurus satu warna
Adalah tingkahku kala terpaksa mendengar ajaranmu

Ini, itu, anu, maka
Semua cuma kosong yang dilucuti agar ada
Benci terhadap segala kata yang kau semburkan

Setahun pembicaraan tak berguna
Ajaranmu tak berdampak…pak…
Meski hanya pada kotoran kukuku
_

Sesuatu


Air berteriak,
Dinding mengalir,
Tanah menggantung,
Awan terinjak.
Aku terkulum dalam rona-rona ceria
Di saat lain dilumat-lumat kenyataan


Argghhh…

Ingin kuhancurkan semua kepala tukang protes itu
Sebelumnya kutampik dulu wajah mereka dengan papan
Atau kuusuk saja dengan lembing ini
Teganya mengutukku binatang
Nyatanya aku berakal dan berbudi
Sudah, menyingkirlah para pembela!
Jangan memalang jalanku
Jangan sandung kakiku

Seekor binatang menyerang menyeruduk
_


Pagi Ini Sangat Cerah

Gumpalan peka dalam dada kini sedang risau
Kutunggu waktu penentu keeksisanku datang
Lima menit lagi, harus katakan tak setuju
Terlanjur aku kepalang basah
Ada handuk tergantung di sisi tangga.
_


Cerita Pendek

Tumbuh, layu
Tumbuh, tamat
Tumbuh, mati
…alur melingkar

Tersedia jiwa
Terhidang janji
Tertumpah padamu
…ada kisah

Tangis bersungai
Meretak kuasa
Jamah egomu
… dungu bersesal

Pupus harap
Tiada pungutan
Sudahi sedumu
…kita usai
_

Lagi manjat pohon, Makassar, 13 Maret 2008


Titik Tiga Kali

Jadi jalinan-jalinan benang merah kalian putuskan
Usaha setelahnya akan percuma
Otakmu, otaknya, sama bebal
Harap tak kalian wariskan padaku dan saudaraku
Cinta kalian terkotak-kotak
Disayat-sayat waktu, dirobek cemburu, dihanguskan amarah
Masa depan terlihat mengabur
Serasa ingin menggertak bumi

Pada siapa nanti kami mengekor
Hanya harapkan keluarga ini dibenci masalah
_


Jangan Pukul Aku, Kekasih

Ammakku…
Romantika manusia,
Memuakkan!

Bikin gatal leher
Buat hidung tersumbat
Otak mengarat
Taik memuncrat

Bapakku…
Romantika manusia
Memuakkan!

Jangan pukul aku, kekasih
Benar-benar sudah bosan saya
Makan cintamu yang berjaket palsu
Sama seperti punya mereka semua
_

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger