menulis, menulis, dan menulislah!begitu yang disampaikan penulis-penulis senior kepada saya, dulu ketika baru belajar menulis yang serius. saya sudah mencoba ketiga hal ini, 'menulis, menulis, dan menulislah' hasilnya 'writing block' masih sering muncul di sela waktu menulis saya. jika sudah begini, saya meninggalkan laptop atau kertas corat-coret. saya keluar rumah, entah mencari makanan, membeli rokok, ataukan bertemu kawan lama.
saya sebisa mungkin menghindarkan pikiran dari tekanan menulis. me-refresh pikiran. mencari kenyamanan untuk diri sendiri. biasanya mood menulis datang kembali, dan kosakata tak hentinya saya tuliskan. kadangkala, sulit menceritakan satu tokoh rekaan yang bertolak belakang dengan karakter pribadi. untuk mengatasinya, saya bepura-pura menjadi tokoh itu di dunia nyata. kalau tak sanggup, saya mencari orang yang mirip dengan tokoh rekaan saya.
teknik ini cukup mujarab untuk karya-karya fiksi. resiko teknik 'berpura-pura' adalah 'dikira gila'. atau teman-teman kamu satu-persatu menjauh darimu karena dikira sudah berubah. penting untuk menjelaskan siapa dirimu, apa yang sedang kamu lakukan kepada teman-teman di lingkungan 'berpura-pura'mu dan yakinkan mereka bahwa kamu baik-baik saja.
namun akan lebih menarik jika 'berpura-pura' itu tanpa sepengetahuan orang, sehingga reaksi yang kamu harapkan, ekspresi, perasaan, untuk membangun ceritamu akan terasa natural. maka mudahlah kamu melanjutkan kisah rekaanmu, sebab kamu telah menguasai seperti apa karakter tokoh tersebut, apa yang dia lakukan jika menghadapi sebuah konflik.
maka mengalirlah tulisanmu, naturallah isi karya fiksimu. selamat mencoba!
0 komentar:
Post a Comment