Kamu
pernah nggak melamun terus kembali ke masa lalu. Masa lalu banget. Tepatnya masa
kecilmu. Aku pernah melamun dan kembali ke masa kelas dua SD, waktu namaku
dengan semena-mena diganti sama kepala sekolahku yang baru.
Sebagai
anak bungsu, ayahku telah menyiapkan nama spesial buatku. Di akta kelahiran,
tercantumlah nama surgawi itu, St. Rezkiyah Saleh. Aku masuk sekolah dasar
tahun 1995. Namaku cantik banget di daftar hadir, St. Rezkiyah Saleh. 'St' merujuk pada gelar kehormatan untuk perempuan dalam bahasa arab. 'Rezkiyah', bentuk feminine kata Rezky yang berarti rejeki. 'Saleh' adalah nama ayahku. Namaku kurang lebih berarti 'perempuan terhormat pembawa rejeki bagi orang-orang saleh'. Nama yang feminin dan indah, bukan?
Setahun kemudian,
kami sekeluarga pindah rumah. Jarak rumah dan sekolahku pun jadi sangat jauh,
mama memutuskan memindahkanku di sekolah dasar terdekat. Hari
pertama masuk sebagai murid pindahan di sekolah baru, aku dibawa mama menghadap
kepala sekolah. Di ruang kepala sekolah, terjadilah percakapan ini.
‘Nama
anak ibu siapa?’ tanya kepala sekolah. Di depannya tergeletak surat pindah dan
buku raporku. Kepala sekolah tidak memperhatikannya.
‘Rezky,
Pak,’ jawab mama.
Dengan
ekspresi tak percaya, -maklum pada saat itu nama anak-anak panjang-panjang,
biasanya lebih dari dua kata-, kepala sekolah bertanya lagi, ‘Masa’ namanya 'Rezky' saja?’
Mama
pun mengingat-ingat. Mama termasuk orang tua yang tidak menghapal nama lengkap
anaknya sendiri. ‘Saya lupa, pak. Kami hanya memanggilnya Rezky,’
‘Nama
suami ibu, siapa?’ tanya kepala sekolah lagi.
‘Suami
saya namanya Saleh,’
Seperti
ada lampu menyala di samping telinga kirinya, pak kepala sekolah kontan
berseru, ‘Rezky
Saleh saja kalau gitu!’ sambil menuliskan nama temuannya itu didaftar hadir
kelas dua.
*triiingg *triingg *triingg
Jadilah
aku berganti nama dalam waktu lima menit. Nama yang disiapkan ayahku pakai
semedi bertahun-tahun diganti oleh orang yang tidak dikenalnya. Namaku jadi
kelaki-lakian. Membuat jenis kelaminku dipertanyakan banyak orang. Dan di
tahun-tahun setelahnya, Rezky Saleh yang mengisi formulir penting, ijazah, KTP,
SIM, sampai surat lamaran kerja.
Sampai
sekarang orang selalu tertipu karena namaku yang maskulin, Rezky Saleh. Kalau ada
kegiatan yang membutuhkan pemisahan gender berdasarkan nama, aku selalu nyasar
di kelompok laki-laki. Sampai kini, sampai aku berumur 22 tahun dan belum
tamat-tamat kuliah. *pipis di celana*
0 komentar:
Post a Comment