Thursday, 18 October 2012

Apalah Arti Sebuah Nama....


Kamu pernah nggak melamun terus kembali ke masa lalu. Masa lalu banget. Tepatnya masa kecilmu. Aku pernah melamun dan kembali ke masa kelas dua SD, waktu namaku dengan semena-mena diganti sama kepala sekolahku yang baru.

Sebagai anak bungsu, ayahku telah menyiapkan nama spesial buatku. Di akta kelahiran, tercantumlah nama surgawi itu, St. Rezkiyah Saleh. Aku masuk sekolah dasar tahun 1995. Namaku cantik banget di daftar hadir, St. Rezkiyah Saleh. 'St' merujuk pada gelar kehormatan untuk perempuan dalam bahasa arab. 'Rezkiyah', bentuk feminine kata Rezky yang berarti rejeki. 'Saleh' adalah nama ayahku. Namaku kurang lebih berarti 'perempuan terhormat pembawa rejeki bagi orang-orang saleh'. Nama yang feminin dan indah, bukan?

Setahun kemudian, kami sekeluarga pindah rumah. Jarak rumah dan sekolahku pun jadi sangat jauh, mama memutuskan memindahkanku di sekolah dasar terdekat. Hari pertama masuk sebagai murid pindahan di sekolah baru, aku dibawa mama menghadap kepala sekolah. Di ruang kepala sekolah, terjadilah percakapan ini.

‘Nama anak ibu siapa?’ tanya kepala sekolah. Di depannya tergeletak surat pindah dan buku raporku. Kepala sekolah tidak memperhatikannya.

‘Rezky, Pak,’ jawab mama.

Dengan ekspresi tak percaya, -maklum pada saat itu nama anak-anak panjang-panjang, biasanya lebih dari dua kata-, kepala sekolah bertanya lagi, ‘Masa’ namanya 'Rezky' saja?’

Mama pun mengingat-ingat. Mama termasuk orang tua yang tidak menghapal nama lengkap anaknya sendiri. ‘Saya lupa, pak. Kami hanya memanggilnya Rezky,’

Aku yang duduk di samping mama gatal banget pengen nyelutuk. Namun di rumah tadi, mama berpesan agar jangan sesekali menyela pembicaraan orang dewasa. Aku pengen banget menyebutkan nama lengkapku yang keren islami itu.

‘Nama suami ibu, siapa?’ tanya kepala sekolah lagi.

‘Suami saya namanya Saleh,’

Seperti ada lampu menyala di samping telinga kirinya, pak kepala sekolah kontan berseru, ‘Rezky Saleh saja kalau gitu!’ sambil menuliskan nama temuannya itu didaftar hadir kelas dua.

*triiingg *triingg *triingg

Jadilah aku berganti nama dalam waktu lima menit. Nama yang disiapkan ayahku pakai semedi bertahun-tahun diganti oleh orang yang tidak dikenalnya. Namaku jadi kelaki-lakian. Membuat jenis kelaminku dipertanyakan banyak orang. Dan di tahun-tahun setelahnya, Rezky Saleh yang mengisi formulir penting, ijazah, KTP, SIM, sampai surat lamaran kerja.

Sampai sekarang orang selalu tertipu karena namaku yang maskulin, Rezky Saleh. Kalau ada kegiatan yang membutuhkan pemisahan gender berdasarkan nama, aku selalu nyasar di kelompok laki-laki. Sampai kini, sampai aku berumur 22 tahun dan belum tamat-tamat kuliah. *pipis di celana*

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger