Tuesday 22 January 2013

Seeking a Friend For The End of The World: Bagusnya Ini Bukan Black Comedy, piuufft!



Judul Film : Seeking a Friend for The End of The World
Sutradara : Lorena Scafaria
Penulis Naskah : Lorena Scafaria
Pemain : Steve Carell, Keira Knightley,


Dikisahkan 3 minggu kemudian dunia kiamat karena sebuah asteroid besar bernama Matilda sedang dalam perjalanan menabrak bumi. Adalah Dodge, seorang pegawai perusahaan asuransi yang bertemu Penny, tetangganya yang berusia 28 tahun.


Dodge merasa sangat sedih dan kesepian, menjelang akhir hidupnya ia ditinggal istrinya demi laki-laki lain (baru ketahuan di pertengahan durasi). Ia melakukan banyak hal untuk menghibur diri dan merayakan hari-hari terakhir di bumi. Namun, rasanya ia masih memikirkan nasibnya, ia bahkan menenggak cairan pembersih jendela di satu malam, saat pesa besar-besaran kawannya selesai.

Kemudian di bertemu Penny. Penny seorang gadis easy going, ceria, hippies yang ditinggal pesawat keluarganya ke UK. Diceritakan warga dunia sedang terbagi dua. Ada yang memilih melakukan hal-hal membahagiakan menjelang akhir dunia dengan cara romantis bersama orang tersayang. Ada juga yang melakukan aksi anarkis, ya berhubung dunia hampir tamat.

Dodge dan Penny menghabiskan malam bersama sebagai teman yang sama-sama mengalami nasib buruk. Ketika bangun, kerusuhan besar terjadi (digambarkan tidak sebesar itu. Lebih mirip kerusuhan gangster amerika). Dodge dan Penny melarikan diri dari tempat itu. Di tengah jalan, mobil mereka kehabisan bensin, mereka lalu mendapatkan tumpangan truk dari seorang yang membawa sekop dalam mobilnya. Tiba-tiba laki-laki itu kena tembak (entah oleh siapa) mereka berdua mengubur laki-laki itu dan membawa truknya. Truk ini ternyata sudah mati pajak. Keduanya menginap di penjara. 

Singkat perjalanan (tidak terjadi hal penting setelah keduanya dipenjara), Penny dan Dodge pergi ke rumah teman Penny. Di sana, mereka bertemu sekawanan kulit hitam kaya yang telah membangun tempat persembunyian bawah tanah, lengkap dengan ransum 6 bulan, ratusan senjata api dan hiburan elektronik. Keduanya tidak tinggal di sana. Mereka masih sama-sama menuju tujuan awal. Dodge mengantar Penny ke tempat yang ada pesawat terbang asalkan Penny menemani Dodge bertemu cinta pertamanya. Yah, semua tujuan itu berada di jalur lurus. 

Mereka dipinjamkan mobil. Lalu keduanya sampai di kafe penuh pesta seks dan narkoba. Mereka juga sampai di pantai tempat beberapa orang dibaptis. Keduanya ikutan dibaptis. Lalu tibalah di rumah cinta pertama Dodge. Tapi wanita itu telah meninggalkan rumahnya, seperti rumah-rumah di sekitarnya yang kosong. Dodge dan Penny nginap di sana, bahkan menghabiskan waktu semalaman bersama seperti sepasang kekasih.

Besoknya, 2 hari menjelang kiamat. Dodge dan Penny menuju alamat yang kira-kira cinta pertama Dodge ada di sana. Namun ternyata Dodge tidak masuk ke rumah itu, ia hanya menitipkan surat di depan pintu. Tak ada penjelasan apa-apa dari Dodge atas apa yang terjadi dengannya di depan rumah, apa yang berubah dari pikirannya. Penny menanyakan hal itu, tapi keduanya terus melanjutkan perjalanan.

Ternyata pemilik kapal yang dijanjikan Dodge adalah ayahnya sendiri. Lalu Dodge dan ayahnya terlibat percakapan serius antar ayah dan anak (ayah dodge telah meninggalkan ia dan ibunya selama belasan tahun). Setelah itu, mereka baikan. Ketiganya makan malam bersama. Lalu Penny (ia menderita kelainan tidur) saat tertidur dibopong Dodge menumpangi kapal ayahnya untuk diantar ke Inggris. Sementara Dodge dan seekor anjing (yang dibuang orang kepadanya saat mabuk di taman) kembali ke apartementnya. 

Di apartemen, Dodge tidak melakukan apa-apa untuk menyelamatkan dirinya. Ini satire. Di saat banyak orang panik, ia tenang-tenang saja. Bahkan Dodge memutar piringan hitam kesukaan Penny. Lalu ada berita di televisi tentang Matilda ternyata tiba lebih awal dari yang diperkirakan. Sekisar 16 jam kemudian. Selama film berlangsung, berita soal Matilda memang hanya disampaikan di televisi dan radio, dengan pemberitaan ‘yang tidak sekuatir itu’. Ini black comedy, jangan lupa. Dalam genre ini, apa yang semestinya terjadi di dunia nyata memang digambarkan sebaliknya.

Kemudian ternyata Penny tidak pulang ke Inggris. Ia kembali pada Dodge dan menyatakan perasaannya. Dodge pun ternyata mencintainya. Sejak awal film sampai akhir, memang dikisahkan ia sedang dalam pencarian mencari ‘partner’ untuk mati bersama bumi. 

Dan selesailah bumi. Matilda tiba dengan cahaya putih, menyapu Dodge dan Penny yang sedang berbaring di atas ranjang. Film selesai.


***
Sampai di sini, banyak sekali pertanyaan di kepala saya. Saya memang jarang sekali menonton film black comedy. Agak sulit bagi saya menemukan film bergenre ini. Namun saya pernah mendapatkan film dengan cerita seperti ini, atau film yang mengandung unsur black comedy. Terakhir saya mendapatinya di opening ‘The Lorax’.

Berdasar pada beberapa referensi, black comedy adalah komedi satire tentang kejadian-kejadian serius (kematian, bencana, perang, pemerkosaan, pembunuhan dsb) yang tidak diambil serius. Digambarkan orang-orang yang berada dalam situasi serius, menanggapinya dengan tenang-tenang saja, bahkan cenderung dijadikan bahan candaan.

Sampai di sini, SaFFTEoTW baik-baik saja. Maksud saya, filmnya satir. Digambarkan Dodge is not taking this apocalypse seriously. Begitu pula orang-orang di sekitarnya. Pemberitaan di televisi juga tidak menyampaikannya dengan rasa takut. Dunia bahkan tampak baik-baik saja. Tidak ada bencana ‘pengantar’ seperti yang terjadi dalam film The Day After Tomorrow atau Knowing.
 
Beberapa hal yang mengganggu menurut saya, hal-hal yang menimbulkan pertanyaan dan memusingkan saya adalah ‘is it really happens?’ Maksud saya, penggambaran tentang dunia yang akan berakhir dalam waktu tiga minggu tampaknya kurang. Berita hanya lewat televisi dan radio. Koran dan majalah berhenti beroperasi. Bahkan kantor pos. Semua sistem informasi, selain televisi, radio, dan ponsel terhenti. Pertanyaan saya, mengapa tidak ada laporan dari badan pengamat antariksa, NASA misalnya, tentang Matilda ini. Menjelang akhir juga tidak ada petunjuk bahwa sistem komunikasi akan segera hilang (kita tahu, jaringan komunikasi akan melumpuh jika terjadi gangguan di seputar ozon) menjelang ditabraknya bumi.

Dari karakternya, keduanya, saya mendapatkan kebimbangan. Jika ini satire, semestinya kedua karakter betul-betul tidak peduli pada akhir dunia. Mereka hanya peduli pada dua tujuan akhir, berkumpul dengan orang tersayang. Dengan premis begini, tentu akan lebih banyak komedi yang disampaikan. Misalnya sindiran-sindiran tentang perilaku manusia di sekitarnya. Adegan-adegan yang ada malah cenderung ke komedi romantis, bukan black comedy. 

Coba pisahkan scene yang memuat berita Matilda dan scene-scene yang hanya ada keduanya. Film ini secara utuh hanya akan menjadi film komedi romantis, yang komedinya bahkan tidak lucu. Steve Carell kebanyakan diam dan berekspresi. Karakternya lebih berasa galau dan kuatir pada kiamat ketimbang merasakannya sebagai hal yang patut di-satir-i.

Belum lagi ditambah kehadiran tokoh Penny yang dramatis dan semakin membawa film ini ke genre komedi romantis. Saya tidak mengerti tujuan sutradaranya membuat film, hendak digolongkan ke genre apakah filmnya ini. Karena sutradara segalau Dodge, saya yang menontonnya juga galau. Belum lagi saya nikmat dengan bagian yang satir, eh saya sudah dipaksa masuk ke bagian dramatis. Harapan saya mendapatkan tontonan menghibur pupus di tengah durasi.

Satu pertanyaan yang paling menghantui saya sampai kini, sebenarnya apa yang terjadi pada Olivia, si cinta pertama Dodge itu? Apakah tadi Dodge bertemu Olivia dan melihatnya sedang bersama keluarga bahagia? Ataukah ternyata di dalam rumah itu Olivia sudah mati bunuh diri? Atau Olivia pergi lagi? Saya mengharapkan ada adegan flashback atau sekedar insert dari benak Dodge, insert ini harusnya lucu, jadi bisa mengobati penasaran saya. Tapi ternyata tidak ada. Pertanyaan-pertanyaan terus saya bawa sampai di akhir film. 

Bagian bagusnya ada di ending. Karena adegan Dodge yang pasrah pada takdir berhasil, saya jadi tidak menyangka Penny akan datang kembali. Bagian ini oke. Tapi akan lebih oke lagi kalau endingnya satir, bukan romantis. Maksud saya, kenapa Dodge dan Penny tidak tertawa meremehkan segala hal saja pada akhirnya.

Seeking a Friend For The End of The World ini mendapatkan rating buruk dari berbagai kritikus film di dunia. Hanya 2 saja yang memberi nilai A. Ini tentu untuk pesan film bahwa jangan mengingat semua orang yang kita cintai pas hanya ada kejadian buruk yang menimpa. Harusnya hubungan sosial terus dibina dan kita belajar memaafkan.

Untuk nilai C, E, D, dan F yang diberikan kritikus lain, tentu berasal dari kembimbangan yang dibawa film berdurasi 100 menit lebih ini.  

lihat ratingnya di sini 
http://www.moviemothertrucker.com/seeking-a-friend-for-the-end-of-the-world-movie-reviews.html

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger