Friday 25 January 2013

'mencari keyakinan'

Semalaman saya sibuk mencari referensi tampakan buku yang bagus untuk project Findie Makassar dan seorang produser film nasional. Saya kemudian menyisir satu-persatu buku di rak perpustakaan sebuah studio arsitektur di daerah daya. Saya sengaja mengerjakan project ini di sini, karena dekat dengan stok buku.

Lalu saya menemukan buku tua, The Power of Water, ditulis oleh seorang profesor yang meneliti air dan kegunaannya sebagai obat alternatif, Masaru Emoto dari Jepang. Beberapa gambar molekul dari berjenis-jenis air ditampilkan dalamnya.  Saya jadi teringat gambar molekul air zam-zam, air yang suci dan mensucikan dalam Islam. Air yang sumbernya tidak pernah berhenti mengeluarkan air sejak zaman nabi Ismail as. Gambar molekul itu yang jadi latar blog ini sekarang. 

Entahlah bagaimana alurnya, ketika browsing gambar saya diarahkan ke blog bernama kristenpenghujat.blogspot.com dan menemukan artikel '20 Kelemahan Yesus, Merupakan Bukti Konkrit Yesus Bukan Tuhan.' Saya menemukan penggalan berikut; 

Jika Yesus adalah Tuhan oleh karena ia lahir tanpa ayah, mengapa Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu tidak menjadi Tuhan? 
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu (Adam) dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7) 
Sebelumnya, saya mohon maaf kepada penganut agama lain, khususnya Kristen yang saya bahas di sini. Saya sama sekali tidak sedang menghujat. Saya hanya mengingat kembali, muasal saya 'menemukan agama'. 

Saya lahir dan besar di keluarga islam NU. Ayah saya pensiunan guru bahasa Arab, pengajar ilmu tafsir, dan (dulunya) imam masjid. Sekarang ayah saya aktif mengurus salah satu mesjid besar di daerah Kerung-kerung, Makassar. Saya dibesarkan dengan ajaran islam murni bersumber dari Al-Qur-an dan Al-Hadist. Sejak lahir, saya telah diajarkan mengenakan hijab dan saya bersekolah di sekolah berkurikulum islam selama 12 tahun.  
Singkat cerita, saya telah dibekali pengetahuan dan akhlak islam yang baik. Bahkan saya pernah menjuarai lomba tadarrus se-kelurahan waktu Tsanawiyah. Namun, semua bekal pengetahuan itu tidak membawa saya pada 'karakter muslimah yang diharapkan ayah saya'. Beliau ingin saya menjadi panutan bagi sesama muslimah dengan terus mengenakan jilbab dan menghindari banyak batasan. Maksud saya, saya harus menjaga diri dari... misalnya, contoh paling kecil, berada di lingkungan pemabuk.

Tapi, kemudian hari saya malah berubah bentuk seperti sekarang. Saya tidak lagi mengenakan hijab (kecuali di acara-acara keluarga), saya bergaul kepada semua golongan manusia dan agama, saya melakukan banyak hal yang selalu dipantangkan ayah saya.
Dari sini, saya terus bertanya-tanya. Sudah benarkah ajaran islam menurut ayah saya itu? Benarkah saya harus menghindari kawan yang pemabuk, padahal islam mengajarkan hablu minannas? Di awal mula perkuliahan, saya memutuskan 'mencari keyakinan' dengan memosisikan diri sebagai 'orang yang belum beragama'. Maka saya mempelajari banyak agama. Salah satunya Kristen.
Waktu itu, saya sering membaca Injil, bertanya kepada teman-teman kristiani saya. Saya juga sempat menawarkan diri diajak ke gereja. Lalu saya mempelajari Hindu & Budha, serta beberapa agama lokal. Ini berlangsung setahun. Kemudian saya mulai membandingkan agama satu dan lainnya.
Hingga pada awal tahun 2010, saya mengulang lagi pelajaran tentang islam. Saya mempertanyakan banyak hal, membandingkan banyak hal, berfilsafat dengan diri sendiri, sampai menemukan titik mula kehidupan saya: islam. Dan penggalan di atas adalah benar satu yang membuat saya mantap dengan agama islam. Meski kini tampakan saya 'tidak seislami dulu'.
 
 

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger