tulisan ini adalah teriakan saya suara-suara sumbang di bawah saya. saya tidak pernah merasa sedang berada di puncak. saya hanya terus melakukan apa yang saya senangi, hedonism di dunia seni. saya melakukan banyak hal yang saya senangi, dan tentu saya bisa lakukan. saya jarang sekali mengharap imbalan, kecuali di tempat tertentu yang menurut hemat saya layak diambil upahnya.
saya tidak merasa berada di tempat yang lebih tinggi dari orang lain. akan tetapi, belakangan ini begitu banyak suara sumbang yang ingin menjatuhkan saya. suara-suara kecemburuan. lolongan sakit hati. mereka pikir saya akan jatuh hanya karena diteriaki. salah besar.
'rakus'
demikian kata mereka. saya rakus karena mengerjakan banyak hal. tunggu dulu, kawan. saya hanya melakukan apa yang saya senangi dan jiwai. semua itu dalam lingkup kesenian. ya, saya menulis. ya, saya menggambar. ya, saya belajar membuat dan memanajemen film. ya, saya berteater. lantas mengapa?
dunia saya tak jauh dari pengembangan sastra. dalam film dan teater, tempat sastra bertumbuh. dalam lingkup penerbitan, tempat sastra bertumbuh. saya pikir kalian tahu fokus saya. saya sedang melakukan eksperimen-eksperimen menyangkut perluasan sastra ke dunia seni lainnya. saya rasa kalian tahu bahwa seni tidak memiliki batas.
katakan saja saya 'rakus'. teruslah berteriak. saya telah menempatkan sendiri batas tempat saya berlari-lari kecil. jika kalian menarik garis lurus ke segala penjuru, saya tidak melewati batas tersebut.
mungkin kalian cemburu, tak sanggup melakukan apa yang telah saya lakukan. jangan hanya berteriak sakit hati, tunjukkan pada saya kalian bisa. agar kalian tidak melelahkan diri sendiri. kita sama manusia. sama-sama punya isi kepala dan dimensi otak luar bisa. kita sama punya jiwa, yang akan terus tenang selama tidak dianiaya.
lakukan juga. jangan hanya teriak!
0 komentar:
Post a Comment