Monday, 28 February 2011

Bulir Jeruk dan Celana Pendek

Kelas terjemahan. aku datang terlambat, duduk paling ujung di sudut kanan. Terpisah dari teman-teman sepermainan dan sekegilaan. Berbaur dengan teman lain yang lebih kalem dari kami. Biasanya kami tertawa bersama, menertawakan teman di barisan belakang, atau memaksa diri menertawakan lawakan dosen yang garing. Karena aku terlambat, moment itu hilang. Dan aku merasakan sendirian di sudut itu. Kelas berlangsung kocak. Bukan karena dosen itu mengajar diselingi beberapa lelucon, tapi karena dia terlalu...

Sunday, 20 February 2011

Perempuan Kami

Sebelum aku benar-benar dibunuh lupa, harus kubenamkan tanda tangan di hidup dan diri mereka: orang-orang yang kucintai karena apa adanya. *** Ayah bilang juga apa. Kamu dulu ambil jurusan keperawatan. Begitu lulus, kan gampang, tinggal masuk di rumah sakit punya Om Kim. Kau malah ambil jurusan bahasa Inggris yang lapangan pekerjaannya hampir tidak ada. “Waktumu habis untuk temani bule! Cas..cis...cus... tidak jelas, mau jadi apa kau?” “Itu lagi......... seluruh badanmu sudah diobral. Saya yang...

Epilogue

Semestinya, kesabaran itu seperti kebenaran. Keduanya tidak memiliki batas. Aku percaya ini dan mengalirkannya bersama darahku. Ke seluruh tubuh. Yang pada akhirnya kutularkan pada orang-orang di sekitarku. Kepada mereka yang aku yakini mampu merealisasikannya. Ada dua hal yang tidak pernah absen dalam pemerintahan di Indonesia: Kepalsuan dan keegoisan. Dosen filsafatku berkata, “Jika ego muncul, ia akan mencari objek untuk dijajah,” maka setelah berhasil menemukan objek, tentu ego yang membuatmu...
Newer Posts Older Posts Home

Pages

 

Popular Posts

 

Designed by restuwashere | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger